09 - Kebingungan Yuta

3.5K 380 17
                                    

Rebahan adalah hal yang sangat Yuta inginkan saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rebahan adalah hal yang sangat Yuta inginkan saat ini. Setelah hampir seharian berdiri melayani tamu undangan, merasakan pegal linu, sepertinya Yuta berhak untuk mengistirahatkan diri sampai besok. Tidak mau tahu, dia ingin bangun siang besok. Tidak menerima gangguan dari siapa pun itu.

"Yut, mau ke mana?"

Tetapi lain cerita jika sudah begini. Yuta baru mengingat bahwasannya dia tidak bisa lagi leluasa tidur di ranjang dekilnya sampai besok siang, mengingat kini ia telah diangkat menjadi seorang anak orang kaya. Dan paling penting,

Yuta tidak lagi memikirkan rebahan dan segala macam antek-anteknya. Pikirannya sudah tertuju pada sebuah ranjang berukur besar dan tidak diragukan lagi keempukannya. Yuta sudah pernah tidur di sana, saat masih menjadi tetangga Ole tentunya, tetapi sekarang dia bukan 'tetangga Ole' lagi 'kan? Melainkan, suami Ole. Dan sekarang Yuta berpikir, apakah ia masih bisa leluasa tidur di ranjang itu? Apa tidak ada rasa canggung diantara mereka tidur bersama setelah hem, menikah?

"Duh, gerah banget!"

Seketika Yuta berjengit ketika Ole dengan tidak tahu dirinya membuka blousenya di hadapan pria itu. Bukan pertama kali sih, tetapi rasanya agak beda. Walau hanya memperlihatkan tank top tipis, tetap saja Yuta merasa agak malu. Semua terasa beda setelah menikah, bro!

"Ngapain kok diam aja, Yut? Gak capek lo?" Teguran Ole yang sontak membuat Yuta gelagapan sendiri.

"Anu ... mau mandi dulu," jawab Yuta tanpa pikir panjang segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Dia akan berganti pakaian di dalam, ya lebih baik begitu.

Selang beberapa menit Yuta membersihkan diri, mendadak pria itu tertegun setelah menyadari sesuatu yang terlupakan di sana.

Tidak ada handuk, pakaian dalam, juga pakaian ganti.

Yuta melupakan itu semua! Salahkan dirinya terlalu canggung di depan Ole tadi. Sial.

Jadi, sekarang bagaimana? Haruskan Yuta keluar dengan keadaan telanjang bulat seperti ini? Atau meminta tolong Ole untuk membawakan perlengkapannya? Ya, sepertinya dia akan memakai cara yang kedua.

Suara pintu berdecit, menyembulkan kepala basah Yuta dari balik sana. Matanya berputar mencari keberadaan Ole. Kenapa wanita itu menghilang? Perasaan tadi masih berguling di atas kasur.

Haruskan Yuta keluar sendiri, kalau begitu? Melihat kamar kosong dan,

"Yut!"

Yuta terkejut mendapati Ole yang ternyata tengah berdiri di samping pintu kamar mandi. Dalam hati Yuta sudah memaki wanita itu karena terlalu sering membuatnya spot jantung.

"Kepala lo ngapain nyembul-nyembul kayak gitu? Kayak maling tau gak?!" sembur Ole seraya menertawakan wajah Yuta yang memerah.

"Gue lupa bawa handuk."

Baby Maybe ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang