34 - Pulang

2.4K 361 12
                                    

Yuta dan Ole baru sampai di rumah pada sore hari, di mana perjalanan Bandung-Jakarta harus terhambat macet karena memang hari ini adalah hari libur

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Yuta dan Ole baru sampai di rumah pada sore hari, di mana perjalanan Bandung-Jakarta harus terhambat macet karena memang hari ini adalah hari libur. Jalan raya sudah pasti padat, dan mau tidak mau Yuta harus bersabar menunggu. Yah, walau begitu waktu cukup terasa cepat, kok. Bagaimana tidak? Selama di perjalanan Yuta dan Ole menghabiskan waktu macet dengan beradu kasih layaknya remaja sedang kasmaran. Kadang mereka tertawa sendiri karena geli, baru ini bertingkah manis satu sama lain. Tapi, yah maklumi saja. Mereka baru ini menyatakan perasaan masing-masing, loh, jadi jangan ditertawakan ya, sobat.

Kemudian, sampai di rumah, keduanya telah disambut oleh Dale yang kebetulan sedang santai di teras, entah sedang apa. Biasanya pria paruh baya itu, sore hari sering menghabiskan diri dengan menyiram bunga atau memberik makan burung, tapi sepertinya kali ini tidak. Dale terlihat duduk saja melamun dan lamunannya itu buyar karena kedatangan Yuta dan Ole.

"Loh, dari mana, Le, Yut?" tanya Dale yang sejak kemarin sebenarnya bingung akan perginya Yuta dan Ole.

"Baru dari Bandung, Pa." Yuta yang menjawab sambil menghela napas karena lega usai mengemudi dengan waktu yang cukup lama.

"Bandung? Ngapain?" tanya Dale lagi.

"Nih, jemput anak Papa tersayang," ujar Yuta sambil melirik Ole, sementara Ole langsung memasang wajah kalang kabut, takut jika Yuta akan bocor tentang dirinya yang mabuk semalam. Langsung saja Ole menatap Yuta dengan mata mengisyaratkan untuk diam dan tidak melanjutkan ucapannya lagi.

"Hehe, habis dari rumah Naya, Pa. Ole kangen banget sama Naya, makanya kemarin langsung ke sana," lanjut Ole sambil memasang cengiran.

"Terus, kamu minta jemput Yuta?"

"Gak, Pa. Yutanya sendiri yang tiba-tiba datang. Dia kangen aku katanya," ungkap Ole lalu menoleh pada Yuta dengan senyuman manis. Tentu ia berani untuk percaya diri sekarang di depan Papanya.

"Eh, beneran, Yut?" Dale yang seakan ingin mengonfrimasi lagi dari mulut Yuta, kembali bertanya.

Yuta yang tidak tahu harus menjawab hanya menggaruk tengkuknya, disertai cengiran yang dibuat-buat.  "Ya gitu, deh, Pa. Ole kalau gak ketemu aku sehari aja suka aneh-aneh, soalnya."

"Ih, aneh-aneh gimana?" protes Ole.

"Ya, aneh. Kalau gak ada kamu udah kayak kucing liar, tau gak? Makanya harus ada aku yang jadi pawang kamu biar jinak."

"Kok samain aku sama kucing, Yut?"

"Loh, kenapa memangnya? Kucing, 'kan imut? Kalau aku samain sama monyet nanti marah."

Sore hari ini hanya diisi oleh debat kecil antara Yuta dan Ole. Yah, walau adu mulut, tetap saja adegannya terlihat menggemaskan, kok. Buktinya Yuta tidak berhenti mengusap kepala Ole saat ia membalas argumen wanita itu, karena merasa gemas. Dan Dale, selaku penonton, hanya tertawa saja melihat kelakuan kedua anak tersayangnya itu.

Baby Maybe ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt