Bab 5

4.6K 503 8
                                    

Enjoy......

Bunga musim semi bermekaran di sepanjang Paviliun Anggrek Salju. Burung-burung seakan melantunkan lagu musim semi yang menenangkan.

Aroma bunga lavender di taman menguar cepat terbawa angin. Menghipnotis siapa saja yang mencium aroma menenangkan itu.

Tak terkecuali Ling Yi. Dia tengah berkeliling di taman dekat kediamannya bersama Xiao Yu dan pengawal barunya, Zhong Yu.

"Wah, bunga lavender yang Anda tanam tumbuh dengan sangat subur, Putri," puji Xiao Yu.

Sang Putri mengulum senyum simpul. Sejujurnya, aroma bunga lavender itu mengingatkannya dengan tempat asalnya.

"Aiya, aroma busuk apa ini?" ucap seorang gadis yang diikuti beberapa dayang di belakangnya. Tao Rui menutup hidung dengan tangan. Fia mengernyit menatap setumpuk bunga lavender yang tumbuh di atas tanah. "Siapa yang menanam bangkai disini?" tanyanya menggoda emosi.

Ling Yi memasang ekspresi mengamati, satu alisnya diangkat tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ling Yi memasang ekspresi mengamati, satu alisnya diangkat tinggi. "Bangkai?" beo Ling Yi heran.

"Tidak ada anggota keluarga kerajaan yang menyukai tanaman busuk ini," ejek Rui dengan ekspresi jijik. Dia menaikkan nada suaranya, terdengar ingin menantang.

Gadis itu memang ahli mencari masalah dengan Lifei. Kedatangannya selalu meraih kemenangan saat saingannya itu tersulut emosi.

"Apa kau ini terkena anosmia?" tanya Ling Yi dengan kedua alisnya yang terangkat tinggi.

Rui memiringkan kepala, tidak mengerti. Begitu juga dengan Xiao Yu dan Zhong Yu.

Bahasa aneh apa yang baru saja gadis itu ucapkan, pikir ketiganya kompak.

"Kau ini bicara apa? Aku tidak mengerti." Rui melipat tangan didepan dada. "Aneh," ucapnya ketus.

"Aku mengatakan; apa hidungmu rusak?" jawab Ling Yi. "Sangat disayangkan jika gadis cantik sepertimu tidak bisa menggunakan indra penciuman dengan baik," katanya dengan sikap tenang.

"Ah, tidak masalah jika hidungku rusak," balas Rui dengan sikap tenang yang sama. Namun setiap ucapan yang keluar dari mulut gadis berusia tujuh belas tahun itu selalu mampu memancing emosi. "Hidung yang rusak bukanlah masalah. Tapi, putri hebat sepertimu yang masih belum mendapat lamaran hingga sekarang..."

Dia menjeda. "Sangat disayangkan, bukan?" tanyanya sambil tersenyum penuh arti. "Kau sangat pandai membuat ayahanda malu," tambahnya.

Kenapa tiba-tiba gadis itu membahas masalah lamaran, tanya Ling Yi dalam hati. Apa salahnya jika Lifei masih belum memiliki tunangan? Pun dia juga masih muda. Tidak masalah jika Lifei tidak mendapat lamaran, pikir Ling Yi.

Ling Yi menghela napas pelan, wajahnya menampakkan senyum ramah yang berlebihan untuk Rui. "Lalu?"

Rui yang mendengar ucapan singkat kakak tirinya itu langsung memiringkan kepala, tidak mengerti.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang