Bab 30

1.6K 249 1
                                    

Happy Reading

Enjoy...
🍁🍁🍁

Dua puluh prajurit yang diperintahkan Raja Tao Heng kembali ke istana dengan membawa putra mahkota yang tengah sekarat.

Raja menuruni anak tangga dengan terburu-buru untuk menghampiri Li Yuan di halaman depan istana.

"Ada apa dengannya?" tatapan raja terarah pada Jenderal Wanwei yang masih menggandeng putra mahkota yang hampir tidak sadarkan diri.

Jenderal Wanwei menundukkan kepala sebelum menjawab dengan nada rendah. "Putra mahkota terkena racun," katanya merasa bersalah.

Mendengar itu raja langsung memanggil Kasim Dang untuk segera membawa putra mahkota masuk untuk diobati.

Wanwei hendak menyusul Kasim Dang yang telah membawa Li Yuan bersama beberapa prajurit. Tapi sang raja menahan langkahnya. Beliau merentangkan tangan di depan jenderal muda itu. Raja masih belum mendapat jawaban ke mana putri kesayangannya saat ini.

"Dimana dia?" tanya raja dengan suara dingin namun terdengar rapuh.

Wanwei tidak menjawab. Dia menundukkan kepalanya dalam. Pria itu enggan untuk bicara, dia bahkan tidak tahu dimana Putri Lifei berada saat ini.

"Dimana dia?!" tegas raja karena orang ditanyai masih tetap diam. Kekesalannya memuncak karena Wanwei masih mempertahankan air mukanya.

Raja menekuk kening dengan tangan kanan sementara tangan kirinya berada di pinggang. Kepala raja mendadak berdenyut sakit. Putra  mahkota terluka, sementara putrinya masih tidak ada kabar. Bagaimana nasib Lifei sekarang?

Dia menggelengkan kepala saat pikiran-pikiran buruk mulai menguasainya. Putrinya pasti baik-baik saja, Ya, Lifei baik-baik saja, pikirnya berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

Raja sangat khawatir dan Wanwei bisa melihatnya dengan sangat jelas. Bodoh jika dia terus diam dan membiarkan raja terkurung dalam perasaan cemasnya. Tapi dia tidak yakin jika rajanya akan lebih baik setelah mendengar kabar Putri Lifei menghilang demi menyelamatkan dirinya dan putra mahkota.

Wanwei tiba-tiba menjatuhkan lututnya menyentuh lantai lalu bersujud di hadapan raja. "Ampuni Hamba, Yang Mulia. Demi membawa putra mahkota kembali ke istana, Putri Lifei pergi ke hutan untuk mengalihkan perhatian musuh," terangnya dalam suatu tarikan napas.  Dadanya bergetar hebat saat raja tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Raja terbelalak. Dia tercengang untuk waktu yang cukup lama.

"Dan kami baru mengetahui jika Putri Lifei kehilangan kemampuan bela dirinya," sambung Wanwei.

Kekhawatiran raja meluap cepat. Dia nyaris  terjatuh jika saja Wanwei tidak segera menangkap tubuh sang raja. "Lifei tidak bisa bela diri? Bagaimana mungkin?" tanyanya seakan tidak percaya.

"Hamba juga tidak mengerti, Yang Mulia," jawab Wanwei yang sama tidak percayanya dengan raja. "Tapi Yang Mulia yang jangan khawatir. Tuan Putri Lifei tidak sendirian. Pengawalnya, Zhong Yu ada bersamanya," katanya barusan menenangkan raja, namun tetap saja gagal.

Sang Raja tidak akan diam. Dia memerintahkan 50 prajuritnya di bawah pimpinan Jenderal Wanwei untuk menemukan Putri Lifei secepat mungkin.

.

.

.

.

Sepanjang malam Ling Yi dan Zhong Yu berkendara sampai mereka tiba di sebuah hutan dekat tebing. Keduanya berencana untuk beristirahat di sana.

Namun suasana kembali memanas setelah satu anak panah tertangkap di bahu bagian atas pria itu. Zhong Yu meringis saat panah itu membuat darahnya mendidih. Tapi dia bersyukur anak panah itu mengenainya dan Lifei baik-baik saja di belakang.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Where stories live. Discover now