Bab 68

1K 149 3
                                    

Happy Reading🍁🍁🍁🍁

Enjoyy🍁



Gigi Feng Lian bergemeletuk cepat bagai gerakan mesin. Tangannya memeluk tubuh yang basah kuyup. Sementara Ling Yi malah menatapnya ketus. "Kenapa kau ikut?"

Feng Lian tersenyum. "Aku tidak akan membiarkanmu sendirian."

"Aku tidak sendirian!" sahut gadis itu di sampingnya. Feng Lian terdiam, tidak tahu harus berkata apa.

Sementara di samping Ling Yi, Zhong Yu tersenyum tipis. Genggaman tangannya semakin erat mengikat jari-jemari Ling Yi yang dingin.

Ketiganya kembali menembus jalan yang sama dengan sebelumnya, kembali ke istana. Sementara Wanwei dan Li Yuan melanjutkan langkah pergi menjauh dari Kerajaan Yang. Itu pun susah payah Ling Yi membujuk Li Yuan agar menurut.

Sesampainya di kediaman Zhong Yu, puluhan prajurit tiba-tiba menyergap mereka. Pintu kediaman dibuka, sosok Raja Yang Guang muncul dari balik pintu. "Tak kusangka kau benar-benar membantunya. Apa kau lupa dia siapa?!" Tangannya menunjuk Ling Yi, gadis yang pernah dia lihat saat perang di istana Kerajaan Tao beberapa bulan yang lalu.

Melihat itu, segera Feng Lian menarik Ling Yi dan menaruh gadis itu di belakang punggungnya. "Tetap diam, jangan hiraukan dia!" bisik Feng Lian.

Ling Yi mengangguk. Dia bersembunyi di belakang Feng Lian sembari menyaksikan kemarahan sang raja.

"Yang Zheng. Aku sudah menerima menerimamu kembali. Beginikah kau membalas budi pada ayahandamu?"

Zhong Yu yang mendengarnya melebarkan mata. Baru kali ini raja Yang Guang mau menyebut dirinya ayah di hadapan Zhong Yu. Hal itu perlahan menggoyahkan hatinya.

"Kuberi kau kesempatan terakhir. Bunuh gadis itu untukku!" perintah raja. Rong mendekati Zhong Yu, menyodorkan pedang dengan dua tangannya. Senyum sinis pria itu tertangkap basah oleh mata Zhong Yu.

Jadi benar, batin Zhong Yu.

Memang Rong yang membunuh putra mahkota. Rong? Kenapa, tanyanya bingung di dalam hati.

"Yang Zheng! Ini kesempatan terakhirmu," kata raja.

Tangan Zhong Yu gemetar. Perasaannya sedang campur aduk. Dia merasa sangat tertekan oleh kenyataan, Rong menghianatinya.

"Pangeran Yang Zheng," panggil Rong lembut. Kedua tangannya sedikit diangkat sebagai isyarat agar sang pangeran mengambil pedang di tangannya.

Zhong Yu masih diam. Namun bola matanya menatap nanar ke sekitar. Kedua tangan pria itu terkepal erat, antara mau dan enggan untuk mengambil pedang di tangan Rong.

"Yang Zheng!" geram raja. "Kau tidak akan menemukan kesempatan ini di lain hari!" Itu sebuah peringatan keras bagi Zhong Yu.

Ling Yi dan Feng Lian tidak dapat berkata-kata. Keduanya tegang menunggu jawaban dari Zhong Yu. Namun, apa yang diharapkan Ling Yi tidak terjadi. Zhong Yu mengambil pedang di tangan Rong lalu berbalik menghadap gadis yang bersembunyi di belakang Feng Lian.

"Ayahandaku telah menerimaku kembali. Aku mendapatkan kehormatanku lagi sebagai pangeran di Kerajaan Yang. Lifei, kuharap kau mengerti pilihanku."

"Pangeran Yang Zheng!" bentak Feng Lian, giginya bergemeletuk geram. Dengan erat dia menggenggam tangan Ling Yi. Tidak peduli jika itu pangeran Yang Zheng atau raja Yang Guang yang harus dia hadapi, Feng Lian akan berusaha melindungi orang yang harus dia lindungi.

Zhong Yu kembali bicara lagi, dengan nada sendu yang menyedihkan. "Aku anak terlantar yang mendambakan kasih sayang orang tua.  Kau tidak mengerti bagaimana rasanya hidup tanpa kasih sayang."

"Aku menyayangimu," kata Ling Yi tiba-tiba. Dia tidak lagi bersembunyi. Langkahnya dengan berani mendekati Zhong Yu. "Cukup aku yang akan menyayangimu."

Sementara Feng Lian yang menyaksikan itu tidak bisa berkata apapun lagi. Sekarang dia hanya harus menahan perih yang mendadak muncul di hatinya.

"Kau tidak perlu orang lain, Zhong Yu. Kau tidak perlu kasih sayang dari ayahandamu, bahkan kau tidak perlu berharap pada ibundamu yang sudah tiada." Nada suara Ling Yi meninggi lalu merendah dan berkata pelan. "Yang sudah mati hanya kenangan, tapi yang hidup akan selalu mendampingi dan menyayangimu. Aku di sini, Zhong Yu."

Pria itu tetap diam. Tidak ada perubahan pada wajahnya yang kaku sampai membuat Ling Yi merasa gagal, gagal untuk mendapatkan pria itu kembali.

"Zhong Yu!" Satu pukulan berlabuh di dada bidang pria itu. Ling Yi memarahinya habis-habisan. "Dasar bodoh! Aku bilang, aku menyayangimu! Menyayangimu! Menyayangimu! Menyayangimu! Aku ... " Ucapan Ling Yi terputus ketika dengan kasar Zhong Yu meraih pundaknya.

Wajah pria itu mendekat dan berbisik pelan. "Lalu, apakah kau tahu aku lebih menyayangimu daripada dirimu sendiri?"

Seketika wajah Ling Yi beku. Matanya membola dalam keterkejutan. Dan tak lama, Zhong Yu menyerang prajurit yang mengepung mereka tanpa ampun.

Raja Yang Guang terbelalak ketika Zhong Yu, Ling Yi dan Feng Lian sudah melarikan diri. Segera dia memberi perintah dengan tegas. "Kejar mereka!" teriaknya geram.

Prajurit yang sempat roboh oleh serangan Zhong Yu mencoba bangkit dan mengejar, sedangkan beberapa prajurit yang lain sudah tak bernyawa. Raja Yang Guang juga hendak mengejar, tapi tiba-tiba seorang prajurit datang dan langsung berlutut hormat.
 
"Lapor, Yang Mulia! Kami melihat pasukan kerajaan Tao menuju ke Kerajaan Yang dengan beberapa pasukan dari kerajaan lain."

Mata raja Yang Guang melotot mendengarnya. "Baiklah, kalian benar-benar ingin menghabisiku? Kita lihat nanti, siapa yang akan habis olehku!" katanya geram lalu berseru lantang di hadapan prajurit pembawa pesan itu. "Persiapkan prajurit tempur terbaikku! Kita hancurkan siapapun yang berani memasuki wilayah Kerajaan Yang!" perintahnya tegas. Karena perang ini, dengan berat hati dia melepaskan pembunuh putra mahkotanya.

****

"Zhong Yu, tunggu!" Napas Ling Yi tengas-tengas. Dia melanjutkan ucapannya setelah pria yang dipanggil berbalik. "Feng Lian tidak sanggup lagi berlari."

Zhong Yu melirik Feng Lian yang sedari tadi digendong Ling Yi. Kening gadis itu mengerut berusaha menahan beban tubuh Feng Lian.

Alasan Ling Yi tidak membiarkan Feng Lian digandeng Zhong Yu adalah karena mereka bermusuhan. Terpaksa dia harus menanggung beban seberat itu di tubuhnya.

"Kita harus segera keluar istana," kata Zhong Yu tanpa peduli dengan kondisi Feng Lian.

Ling Yi mendelik. "Kau tidak dengar, ya? Mereka sudah menutup gerbang istana!"

Zhong Yu tidak menyahut. Dia menatap Ling Yi lalu beralih mengawasi sekitar. Ketiganya sedang berada di belakang bangunan perpustakaan.

Tempat ini sudah tidak asing bagi Ling Yi. Dia pernah bekerja di perpustakaan itu. Jangan lupa siapa penyebabnya. Kalau bukan Zhong Yu siapa lagi.

"Hei, Lifei!" pekik Zhong Yu kaget karena gadis itu nekat keluar dari tempat persembunyian dan membawa Feng Lian menuju pintu depan perpustakaan. "Apa yang kau lakukan? Hati-hati kau bisa ketahuan!"

Mau tidak mau Zhong Yu mengikuti dari belakang. Percuma juga berteriak, gadis seperti Ling Yi tidak akan mendengarnya. Gadis itu tidak tahu kapan harus menutup telinga dan kapan harus membukanya lebar-lebar. Oleh karena itu Ling Yi sering mendapat masalah.

Ling Yi mengetuk pintu dengan pelan dan seorang pria tua muncul setelah pintu ganda besar itu terbuka.



Double up lagi.

Cuss langsung next part selanjutnya🍀🍀🍀

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Where stories live. Discover now