Bab 35

1.5K 230 4
                                    

Happy Readings

Enjoy....

Hujan turun begitu deras. Menghantam ribuan makhluk di bawahnya. Namun perang antara Kerajaan Tao dan Kerajaan Yang masih jauh dari kata selesai.

Kedua raja masih saling mempertahankan diri. Yang satu demi melindungi negaranya dan satunya lagi berambisi untuk menaklukkan negara lawan.

Raja Tao Heng terus menangkis serangan demi serangan yang Raja Yang Guang berikan. Dia mundur beberapa langkah kemudian menendang perut lawannya dengan satu kaki.

Di sisi lain, Li Yuan, Muyun dan Song berperang saling memunggungi saat musuh mengepung dari segala arah. Mereka berusaha untuk menghabisi musuh sebanyak mungkin. Dan itu tidaklah mudah, karena Raja Yang Guang yang terkenal kejam itu mendatangkan prajurit tangguh dari kerajaan lain.

Song membungkuk dengan pedang sebagai penopang. Darah mengalir di belakang punggungnya hingga baju zirah yang dia kenakan ternoda oleh darahnya sendiri.

Li Yuan yang melihat langsung mendekati Song lalu menghunuskan pedang pada setiap musuh yang mendekati mereka.

"Song, bertahanlah." Li Yuan memegang pundak Song. "Kita pasti bisa melakukannya."

Sementara Muyun dengan masing-masing pedang di kedua tangannya memasang sikap siaga ketika musuh memasang kuda-kuda dan terus mengelilingi pria itu.

Gerakan Muyun begitu rapi dan terkontrol, dia mengarahkan pedangnya ke arah leher musuh. Setiap prajurit yang tewas di pedang Muyun, tidak satupun dari mereka yang memiliki kepala.

Diantara keempat pangeran Kerajaan Tao, Pangeran kedua, Tao Muyun adalah pangeran yang paling hebat dalam menggunakan pedang.

....

Di pintu gerbang Kerajaan Tao, Zhong Yu mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Memerintahkan prajurit untuk menyerang.

Untuk saat ini dia tidak perlu turun tangan. Prajurit yang berjaga di pintu gerbang tidak sebanyak prajurit yang mereka bawa. Cukup Panglima Rong yang mengatasi masalah di depan mereka.

Pintu gerbang telah berhasil ditembus pasukan pimpinan Pangeran Yang Zheng setelah Panglima Rong memenggal kepala pemimpin mereka--Jenderal Baoshan.

Pekik kepanikan rakyat Kerajaan Tao mengoyak kesunyian malam di kota.

Zhong Yu yang duduk di kuda tunggangannya berjalan maju menyusul pasukan ayahandanya di dalam istana. "Cepat!" perintahnya dengan meningkatkan kecepatan kuda tunggangannya.

Beberapa prajurit yang dipimpin Zhong Yu menghalau rakyat dengan pedangnya yang mengerikan. Mereka malah tampak senang saat teriakan penuh takut dan ngeri itu semakin menjadi-jadi.

Zhong Yu yang menyadari tindakan tidak senonoh para prajuritnya langsung turun tangan dan memberi perintah tegas untuk melanjutkan perjalanan. "Jangan buang waktu kalian dengan mengacau tidak jelas seperti itu. Kita harus bergerak cepat untuk membantu raja di istana!" teriaknya tegas yang langsung dituruti prajuritnya tanpa kata.

Jika bukan karena perintah Raja Yang Guang untuk menjadikan Pangeran Yang Zheng sebagai pimpinan dalam pertempuran kali ini, pangeran itu pasti sudah diinjak oleh para prajurit yang mendengus tidak suka di bawah pimpinannya.

.

.

.

.

"Putri, pergilah!" teriak Xiao Yu.

Tiga prajurit musuh menyerang Xiao Yu secara bersamaan. Gadis itu terus mendapat sejumlah luka goresan di beberapa bagian tubuhnya.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Where stories live. Discover now