Bab 58

1.1K 164 0
                                    

Happy Reading

Enjoy.....

🍁🍁🍁

Ling Yi membuka matanya perlahan. Sesekali dia mengerang sakit karena pukulan Zhong Yu.

Dia menatap ke sekelilingnya, ruangan yang pengap dan kegelapan mengisi tempat itu. Sementara kedua tangannya berada di belakang punggung dan diikat tali. Ling Yi mendesis geram ketika dia merasakan kedua kakinya juga diikat begitu erat. "Zhong Yuuu!!" Pria itu telah menipunya.

"Zhong Yu! Keluarkan aku dari sini!!" teriaknya sekeras mungkin. "Kau pembohong! Kau brengsek, Zhong Yu!!"

Napas Ling Yi sudah ngos-ngosan meneriaki pria itu. Namun yang diteriaki tidak memberi jawaban apapun.

.

.

.

.

Malam datang dengan cepat. Kerajaan Feng kini menjadi tempat pertempuran sengit. Angin dan salju bersorak dalam perang ini.

Suara teriakan dan dentingan benda logam yang saling beradu menjadi satu-satunya suara yang paling mengerikan. Hanya ada kata perang dalam kepala mereka.

Sebuah negara sedang di pertaruhkan. Feng Lian dengan sekuat tenaga mengayun pedangnya dan menusuk perut setiap musuh yang mendekat.

Haikuan berteriak dengan bengisnya. Dia berlari, merentangkan kedua tangannya yang masing-masing memiliki pedang panjang dan berlumur darah.

Teknik pedang ganda adalah jurus andalan pangeran ketujuh Kerajaan Yang itu. Dalam waktu singkat dia berhasil melumpuhkan sebagian besar pasukan Feng Lian dengan pedangnya.

Darah para prajurit kerajaan Feng mengotori kedua pedang Haikuan, namun hasrat membunuhnya malah semakin besar. Dia menginginkan kepada Raja Feng Gongfu untuk dibawa pulang.

Sementara ratusan pasukan yang dipimpin oleh Panglima Rong menerobos istana melalui jalur rahasia.

Terompet dibunyikan dengan nada panjang dan menggema. Mereka yang mendengar tanda peringatan perang dari benda itu akan merinding karena takut dan sebagian yang lain akan memberanikan diri untuk maju dan mengangkat pedang demi melindungi tanah air mereka.

Raja Feng Gongfu dan putranya, Feng Xun berdiri di depan ratusan prajurit yang berbaris rapi, bersiap untuk perang malam ini.

Baju zirah dan pedang mereka akan menentukan nasib Kerajaan Feng nantinya.

"Malam ini akan menjadi peristiwa bersejarah bagi Kerajaan Feng. Nasib kerajaan kita ada ditangan kalian. Jangan biarkan musuh merebutnya!" seru Raja Feng Gongfu membangkitkan semangat para prajurit tempurnya.

Dan tak lama istana pun menjadi tempat pertempuran sengit dan menegangkan.

Dengan Raja Feng Gongfu sebagai pemimpin dalam perang melawan panglima Rong, puluhan pasukan berbaris
Melindungi raja mereka.

Prajurit yang memegang tameng persegi panjang berada di posisi terdepan sementara para prajurit yang ahli memanah diselipkan di balik tameng, mereka hanya tinggal menunggu perintah sang raja.

Raja mengangkat satu tangan lalu memberi isyarat untuk meluncurkan anak panah mereka.

Melihat itu, Rong dan pasukannya langsung merentangkan perisai. Tameng berbentuk bulat yang digunakan para prajurit kerajaan Yang itu ditancapi oleh puluhan anak panah. Beberapa dari mereka juga ada yang terluka.

Rong menatap barisan pasukan kerajaan Feng di hadapannya. Kenapa dia tidak melihat wajah pria yang pernah memberinya pesan waktu itu?

Dia tidak di sini? Jangan-jangan orang itu sedang bertempur melawan pasukan pangeran ketujuh, batin Rong menebak.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang