Bab 82

872 147 8
                                    

Happy Reading

🍁🍁🍁🍁

Sinar matahari menembus di celah-celah rimbunnya pepohonan, menerpa mata Ling Yi yang begitu terpukau oleh kehangatan itu.

Jubah Wanwei masih melekat di tubuhnya. Sementara pemilik jubah tengah pergi berburu bersama Yin Chen.

Mata Ling Yi dipejamkan sesaat. "Semoga aku bisa bertemu kau lagi, Zhong Yu," gumamnya penuh harap.

****

"Cepat kejar rusanya!" pekik Mei Qing.

Liu Ze berlari secepat mungkin untuk mengejar hewan yang memiliki ketangkasan lebih baik darinya. Anak kepala desa itu pasti bercanda! Rusa tidak bisa ditangkap begitu saja.

Langkahnya bergerak cepat. Saat ada kesempatan bagus, Liu Ze menarik busur dan membidik rusa itu.

Hembusan napasnya terdengar kasar. Sial, anak panahnya menancap di batang pohon pinus, sedangkan rusa itu semakin memperlincah gerakannya.

Di sisi lain, Mei Qing mengikuti siluet sosok anak kancil. Panah di tangannya sudah siap meluncur. Napasnya berembus pelan dan senyap. Wajahnya memasang wajah percaya diri bahwa dia pasti bisa memanah kancil itu.

Namun, sepasang tangan datang dan menyentuh siku gadis itu, kemudian beralih ke bahu serta pinggang. Zhong Yu ikut merekatkan tangan pada pegangan busur, tangannya menyentuh jari-jari Mei Qing yang mendingin. "Jika posisi tubuhmu tidak benar seperti ini, kau bisa membidik orang lagi," katanya.

Dalam diamnya Mei Qing, tidak ada yang menyadari jika jantungnya memompa lebih cepat, rasa panas menjalar ke pembuluh darah hingga gadis itu gemetaran.

Panah dilepaskan. Anak kancil itu langsung jatuh tak berkutik. Mei Qing menyunggingkan senyum kemenangan. Dia berbalik, merentangkan tangan untuk menghambur pada pria yang telah membantunya.

Namun, Mei Qing tidak melakukannya. Karena dia ingat, Zhi Zu bukanlah Liu Ze.

Melihat ekspresi gadis itu, Zhong Yu memiringkan kepalanya dan bertanya. "Kenapa? Tidak jadi memelukku hanya karena ragu?" Dua pertanyaan itu tidak sempat Mei Qing jawab. Kedua tangan Zhong Yu sudah lebih dulu merangkul tubuhnya yang mendadak kaku.

Untuk kedua kalinya, Mei Qing merasakan perasaan yang begitu aneh tapi menghangatkan. Membuat sikap egoisnya meraja sejenak, ingin berada dalam kehangatan itu lebih lama lagi.

Ketika menyadari sesuatu, Zhong Yu mengerutkan dahi, tampak bingung. Rasanya dia pernah memeluk seorang gadis. Dan lagi-lagi, setiap kali Zhong Yu berusaha mengingat, kepalanya berdenyut sakit. Kadang hanya berupa gambar hitam putih dan tidak jelas itu muncul lalu menghilang, lalu muncul lagi.

Sebenarnya siapa gadis itu, batin Zhong Yu frustrasi.

"Ehkhem!"

Seseorang berdehem cukup keras sampai berhasil membangunkan kedua orang yang berpelukan itu dari lamunannya masing-masing. Mei Qing dan Zhong Yu langsung melepas pelukan lalu saling memalingkan wajah karena salah tingkah.

"Bajumu kurang tebal, ya? Sampai-sampai kau harus mencari tempat hangat seperti itu?" tanya Liu Ze, sorot matanya tajam ke arah Zhong Yu yang membalas tatapan itu dengan raut datar.

Mei Qing berdecak. "Ck! Kau salah paham!"

Liu Ze memiringkan kepala ke satu sisi. "Oh? Salah paham? Lalu apa maksud kalian berpelukan tadi? Jangan bilang--auh" Ucapan Liu Ze terputus setelah Mei Qing melemparinya dengan busur.

Gadis itu mendengus kesal. "Jangan bilang apa?" tantang Mei Qing. Kedua tangannya berada di pinggan. "Apa salah aku mengucapkan terima kasih? Zhi Zu membantuku mendapatkan hewan buruan. Sedangkan kau, kau pergi meninggalkanku. Jika ada hewan buas dan Zhi Zu tidak bersamaku, apa kau sanggup memberi penjelasan pada ayahku?"

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Where stories live. Discover now