Bab 25

1.8K 267 0
                                    

Happy Reading

Enjoy...


Ling Yi berjalan dengan diiringi Xiao Yu di sampingnya. Langkahnya tertata rapi meski dia tidak bisa melihat dengan baik.

Mereka menaiki satu persatu anak tangga menuju ruangan sang raja. Beberapa dayang yang lewat menuturkan hormat pada Putri Lifei kemudian berbisik sesama mereka.

Ling Yi l mendengar pembicaraan para dayang yang terus berbisik di belakang punggungnya. Meski dia tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan, tapi dia yakin jika itu ada hubungannya dengan dirinya. Mungkin dayang-dayang itu hanya merasa iba pada sang putri yang kini berjalan pun harus mengandalkan mata orang lain.

Ling Yi dan Xiao Yu memasuki ruang pribadi raja setelah Kasim Dang memberitahukan kedatangan mereka.

"Lifei memberi hormat pada Ayahanda." Ling Yi menundukkan kepala seraya menekuk kedua lututnya.

Raja menganggukkan kepala lalu memintanya putrinya untuk duduk di sisinya. "Bagaimana keadaanmu?" tanya raja lembut. Saat bersama putrinya, dia bukanlah seorang raja, tapi seorang ayah.

"Ananda baik-baik saja," jawab Ling Yi lalu tersenyum. "Bagaimana dengan keadaan Ayahanda?" tanya Ling Yi sembari melabuhkan kepala di bahu Sang Raja.

Raja tidak menolak perlakuan gadis itu. Dia mengusap kepala putrinya lembut penuh kasih sayang. "Ayahanda sangat sehat. Tulang Ayahanda masih sekuat tulang kuda," ucapnya dengan bangga yang dilebih-lebihkan, dan itu membuat Ling Yi mengulum senyum penuh syukur.

raja menjeda lalu menghela napas dan bertanya dengan nada khawatir. "Apa musuhmu kembali menyerangmu lagi?" tanyanya membuat Ling Yi menegakkan kepala dengan wajah tak terbaca. "Aku takut musuhmu akan menyerang dikondisimu yang seperti ini. Tadi malam aku sempat bermimpi tentang dirimu."

Ling Yi terdiam. Raja Tao Heng sangat menyayangi putrinya. Bagaimanapun juga Ling Yi tetaplah Ling Yi. Apa yang akan terjadi jika raja mengetahui kebenaran tentang dirinya?

"Aku sangat mencemaskanmu," tambah raja pilu.

Ling Yi memasang senyum tipis. "Ayahanda tidak perlu khawatir. Ananda tidak mendapat serangan apa pun," kata Ling Yi berusaha meyakinkan. Dia terpaksa berbohong. Dia tidak boleh membuat orang nomor satu di Kerajaan Tao itu merasa khawatir. Sudah cukup dia membuat semua orang cemas beberapa haru lalu.

Sebenarnya hampir tiap malam musuh menyerangnya. Karena kabar mengenai Putri Lifei yang keracunan sudah menyebar ke seluruh penjuru negeri, jadi banyak musuh yang datang mengambil kesempatan. Tapi penyerangan itu sengaja Ling Yi sembunyikan dari anggota keluarga kerajaan.

Tadi malam Ling Yi harus menelan kering saat anak panah melintas di hadapannya. Untungnya Xiao Yu bersamanya. Ling Yi cukup beruntung memiliki dayang dengan ilmu beladiri yang memukau.

Hening.

Ling Yi tidak mendengar ayahanda nya bicara lagi. Dan ruang pribadi Sang Raja seperti air yang tenang, senyap. "Ayahanda, apa ada sesuatu yang Anda pikirkan?"

"Hanya beberapa masalah negara," jawab raja.

Ling Yi memasang pose berpikir, mungkin dia bisa membantu. "Apakah masalah itu berhubungan dengan kematian para abdi setia Ayahanda?" tebak Ling Yi.

Raja membawa pandangannya pada Ling Yi. Dia tidak menyangka jika putrinya juga tahu tentang hal itu. "Bagaimana kau bisa--"

"Kakak Li Yuan yang mengatakannya," potong Ling Yi cepat. Agak tidak sopan rasanya jika harus memotong ucapan seorang raja. Ling Yi menekuk kening saat menyadari kesalahannya itu.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Where stories live. Discover now