Bab 37

1.5K 226 1
                                    

Happy Readings

Enjoy...

Fajar menyingsing dan hujan pun reda ketika pasukan berkuda dari Kerajaan Feng akhirnya tiba di istana.

Feng Lian meminta pasukannya untuk tetap di tempat sampai mereka mendapat kesempatan yang tepat untuk menyerang. Dia bisa melihat pertempuran kini sudah tidak seimbang.

Raja Tao Heng sudah tidak berdaya. Dia berlutut di atas tanah. Sementara Li Yuan terus mengayunkan pedangnya untuk melindungi ayahandanya meski luka di tubuhnya berdenyut dan mengeluarkan darah tanpa henti.

"Kemenangan ini akan menjadi milikku," teriak Raja Yang Guang. Dia tertawa keras, terlihat sangat puas. "Aku harus berterima kasih pada selir kesayanganmu untuk bantuannya yang sangat besar ini, hahahah!" pujinya membuat Raja Tao Heng dan Li Yuan menggeram. "Jika bukan karena putri dari mendiang jenderalku, aku pasti tidak akan bisa menyentuh istanamu seperti sekarang ini. Kau tidak lupa, 'kan, siapa putri dari mendiang Jenderal Bai yang telah kau bunuh dengan pedangmu itu?"

Raja Tao Heng bergeming. Sedangkan Li Yuan menatap ayahandanya dengan ekspresi bingung. Selama ini tidak ada yang tahu seluk beluk keluarga Selir Shu. Selain Raja Tao Heng dan Lifei, tidak ada! Bahkan Li Yuan juga tidak mengetahuinya.

Jika dia tahu kebenarannya, dia tidak akan menampar adiknya sendiri. Li Yuan pikir Lifei bicara omong kosong.

Setelah beberapa saat mengamati, Feng Lian bersiap memberikan aba-aba. "Sekarang waktunya."

"SERANG!!" Teriakan Feng Lian memecah konsentrasi musuh.

Pasukan berkuda menerjang masuk ke arena pertempuran. Mereka menumbangkan musuh dengan sekali ayunan pedang.

Jenderal Han turun dari kudanya ketika melihat nyawa Raja Tao Heng terancam bahaya.

Dan di sisi lain, Feng Lian berhadapan dengan pangeran Kerajaan Yang, Yang Zheng.

Feng Lian turun dari kudanya. Dia tidak langsung menyerang. Seperti biasa, pemuda itu akan berbasa-basi dengan kenalan lama. "Yo? Bukankah tuan muda ini adalah pengawal putri Lifei?" tanyanya pada pria yang menatapnya dengan ekspresi datar.

Zhong Yu tidak menjawab. Dia masih memegang erat pedang di tangannya.

"Kau pasti adalah... Zhong Yu, 'kan?" tebak Feng Lian dengan senyuman lebar. "Eh, itu tidak benar," ucapnya tidak sedikitpun membuat Zhong Yu tertarik untuk bicara.

"Dilihat dari baju zirahmu, kau pasti seorang pangeran. Jangan bilang kalau kau adalah putra tertua di Kerajaan Yang, pangeran yang pernah dibuang oleh Raja Yang Guang karena dituduh sebagai anak hasil selingkuhan dari permaisuri dengan Pejabat Wang yang terkenal itu, Yang Zheng?"

"Tutup mulutmu!" bentak Zhong Yu yang langsung menyerang.

Feng Lian terkekeh pelan, dia menarik pedangnya yang tersarung kemudian menangkis serangan Zhong Yu tanpa berniat untuk menyerang balik.

Tidak sulit bagi Feng Lian untuk mengetahui kisah tabu semacam itu. Dia sudah berkeliling di berbagai kerajaan, hampir setiap rumah makan membicarakannya.

Wajar jika raja membuangnya. Siapa yang bisa meyakinkan bahwa anak itu adalah putra dari Raja Yang Guang atau anak Pejabat Wang?

Benar atau tidaknya, nyatanya kehidupan di istana tidaklah mudah. Intrik istana sungguh kejam. Ia lebih mengerikan daripada sebuah pedang. Beruntung Feng Lian hanya memiliki satu saudara dan satu permaisuri di kerajaannya. Tidak ada selir, tidak ada saudara tiri.

"Lifei selalu baik padamu, tapi kau malah menggigit tuanmu sendiri," kata Feng Lian terdengar mengejek.

"Dalam perang, pedang yang harus dilatih bukan mulut." Zhong Yu mengacungkan pedang ke dada Feng Lian. Dan dengan cepat putra mahkota Kerajaan Feng itu menghindar ke samping lalu meletakkan pedangnya di atas bahu lawan.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang