Bab 31

1.7K 239 1
                                    

Happy Reading

Jangan Lupa tinggalin jejak di vote dan kolom komentar❤️❤️

Enjoy🍁🍁


"Buka pintunya!" teriak Li Yuan dari dalam kamarnya.

Pria itu meremas dada dan satu tangannya yang lain terus mengetuk pintu dengan keras, berharap prajurit suruhan ayahandanya membukakan pintu.

"Buka!!!" teriaknya lagi, tapi sama sekali tidak ada tanggapan.

Sejujurnya para prajurit itu tidak tega untuk mengurung sang putra mahkota di kamarnya. Tapi perintah raja adalah mutlak. Dan hal itu juga demi kebaikan putra mahkota sendiri.

Salah satu prajurit menghela napas pasrah sebelum bicara. "Putra mahkota, hamba mohon jangan banyak bergerak. Yang Mulia melakukan ini demi kebaikan Anda," ucapnya merasa simpati.

Li Yuan mendengus kesal. Bukannya dia tidak mengerti maksud ayahandanya mengurungnya di sini. Tapi kekhawatiran Li Yuan terhadap adiknya, Lifei sama sekali tidak bisa dia kendalikan.

"Buka pintunya! Biarkan aku keluar!" teriak Li Yuan setelah terdiam sesaat.

"Demi keselamatan putra mahkota. Hamba tidak berani melawan perintah Yang Mulia Raja. Mohon tenangkan diri Anda, Putra Mahkota," pinta prajurit itu lagi.

....

Kepulangan Putri Lifei bersama seorang pria mengejutkan seisi istana pagi ini. Raja Tao yang mendengar kabar itu langsung berlari tergopoh-gopoh menuju halaman depan istana.

Ling Yi turun dari kuda pria asing itu dengan bantuan beberapa prajurit kerajaannya. Belum sempat dia mengucapkan terima kasih pada pria yang memperkenalkan diri sebagai pedagang itu, raja langsung datang dengan langkah berlari ke arahnya.

"Lifei, "panggil raja. Orang yang paling ingin dia lihat sejak kemarin akhirnya kembali. Tanpa bicara, sang raja memeluk putrinya. Gadis itu menangis parau, dia balik memeluk ayahandanya dengan satu tangannya yang masih berfungsi.

Raja mengendurkan pelukan saat menyadari sosok pria berpakaian sederhana yang juga ada di sana.

Jenderal Han yang merasa diperhatikan langsung memberi hormat sebelum bicara. "Jenderal Han dari Kerajaan Feng memberi hormat pada Yang Mulia."

Raja terbelalak.

Sama halnya dengan Ling Yi. "Jenderal?" beonya terkejut. Jelas-jelas pria itu memperkenalkan diri sebagai seorang pedagang padanya. "Kau mengatakan padaku bahwa kau adalah seorang pedagang." Itu bukan sebuah pertanyaan tapi ucapan Ling Yi jelas ingin menuntut jawaban dari pria asing itu.

Jenderal Han menangkupkan kedua tangan di depan dada. Dia memberi hormat sebelum menjelaskan pada sang putri. "Hamba melakukannya karena suatu alasan, Tuan Putri. Hamba membawa pesan rahasia dari Kerajaan Feng. Oleh karenanya, hamba tidak bisa mengungkapkan jati diri di sembarang tempat. Mohon Tuan Putri mengampuni hamba."

"Ohh." Ling Yi mengangguk paham. Pesan yang pria itu bawa pasti sangat penting sampai dia merahasiakan identitas aslinya.

Raja memerintahkan Jenderal Han untuk memasuki balairung istana. Dia juga meminta putrinya, Lifei untuk kembali ke paviliunnya. Tapi Ling Yi bersikeras untuk ikut serta. Dia tidak akan pergi sebelum mendengar pesan dari sang utusan Kerajaan Feng itu. Dan raja juga tidak bisa menolak permintaan putrinya untuk ikut.

Di sana para pejabat dan anggota keluarga kerajaan berkumpul untuk mendengar pesan dari utusan Kerajaan Feng.

Jenderal Han menghaturkan salam hormat. "Maafkan Hamba, Yang Mulia," ucapnya membuka pembicaraan. "Pesan yang hamba bawa seharusnya sudah sampai beberapa hari lalu jika saja hamba tidak mengambil jalur lembah untuk menutupi pergerakan hamba. Secara tidak sengaja hamba bertemu dengan putri Lifei di sana."

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Where stories live. Discover now