Bab 49

1.3K 192 1
                                    

Happy Readings

Enjoy....

🍁🍁🍁

Zhong Yu berputar dengan pedangnya yang membelah angin. Dia maju selangkah kemudian menggeser tumit kaki kirinya seirama dengan arah ujung pedang.

Tempat pelatihan prajurit yang tadinya ramai sekarang sepi. Kebanyakan dari mereka tidak sudi untuk berbagai tempat latihan dengan pangeran terbuang itu. Dan Rong selalu kesal karenanya. Dia menghela napas berat. "Lagi-lagi anda diabaikan," keluhnya tidak membuat Zhong Yu menghentikan latihannya.

Sang pangeran tersenyum tipis. Pedang di tangannya terus bergerak semakin lihat dan gesit. Terlihat jelas perkembangan besar dengan dialami Zhong Yu dalam bidang seni bela diri. "Temani aku berlatih," pinta Zhong Yu seperti sebuah perintah.

Rong menggeleng cepat. Dia pasti tidak akan bisa menang melawan pangeran Yang Zheng. Karena pada dasarnya taktik latihan mereka berbeda. Zhong Yu sering belajar jurus dan gerakan dari wilayah Kerajaan Tao.

Panglima Rong tahu betul kemampuan bela diri dari sang pangeran. Dan Baginya, pangeran Yang Zheng adalah orang yang paling pantas untuk menggantikan takhta Raja Yang Guang.

"Apa Anda tidak bisa mencari lawan yang lain, Pangeran?" Rong seakan memohon untuk dirinya sendiri.

"Temani aku atau tidak?"

"Tapi--" Ucapan Rong terputus tepat ketika ujung mata pedang milik Zhong Yu nyaris menembus matanya. "Apa kau juga akan mengabaikanku seperti mereka?"

"Tidak, tidak." Rong menggeleng cepat. "Hamba tidak berani, Pangeran."

"Kalau begitu ambil pedangmu dan lawan aku." Zhong Yu mengarahkan ujung pedangnya pada pedang bersarung warna kelabu di pinggang Rong.

Zhong Yu langsung mundur. Memasang sikap kuda-kuda, bersiap untuk menyerang. Dia berlari menuju Rong yang tidak mempersiapkan diri.

Pedang Rong direntangkan di atas kepala untuk menahan pedang sang pangeran yang berniat membelah tubuhnya menjadi dua.

Kali ini Rong sudah bersiap. Dia memberikan perlawanan yang membuat Zhong Yu semakin bersemangat. Pedang keduanya saling beradu hingga menciptakan dentingan benda logam yang bergesekkan.

Zhong Yu mengarahkan ujung pedangnya pada titik vital seperti jantung, kepala dan leher. Sementara Rong berusaha menghindar sekuat tenaga tanpa berniat untuk memberikan serangan balik.

"Kalau kau hanya menangkis dan bertahan, aku yakin kau tidak akan kembali dari medan perang," ejek Zhong Yu.

Rong tidak langsung menjawab. Dia meloncat dengan dua kaki ketika Zhong Yu mengayunkan pedangnya untuk menebas kakinya.

"Anda memilih lawan yang tidak sebanding," keluh Rong, kesal. "Anda jelas lebih hebat dari hamba. Untuk apa hamba repot-repot mengeluarkan banyak tenaga kalau pada akhirnya akan tetap kalah?"

Kali ini Zhong Yu berhenti, namun pedang tangannya masih kuat untuk melanjutkan kapan saja. "Tidak salah jika kau bisa memahami kemampuanmu dan menyadari batasannya. Tapi itu juga akan membatasi kemampuanmu sendiri. Kau tidak akan bisa berkembang jika masih memiliki pemikiran seperti itu."

Setelah itu Zhong Yu bersiap lagi. Kakinya ditekuk sedikit lalu mengayunkan pedangnya pelan ke sekitar. "Rong!" panggilnya tegas. "Aku tahu, kau menolak untuk menyerang karena aku adalah pangeranmu."

Rong tidak menjawab. Tangannya menggenggam erat pedang. Ada keraguan dalam hatinya antara melanjutkan latihan atau tidak.

"Sekarang, bayangkan aku adalah orang yang paling kau benci! Orang yang selama ini ingin kau bunuh! Bayangkan aku adalah orang yang membunuh keluargamu!!" teriak Zhong Yu hingga amarah berhasil membakar semangat dalam diri Rong.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat