Bab 12

2.8K 350 7
                                    

Happy reading ya....

Enjoy🍁

.....


Raja Tao menikmati anggur dalam cawan keramiknya yang mewah. Pembawaan sifatnya yang tenang menambah sisi keagungannya sebagai raja.

Perhatian raja teralih saat suara langkah yang terdengar buru-buru mendekat.

"Hormat hamba, Yang Mulia." Kasim Dang memberikan hormat takzim.

"Kabar apa yang ingin kau sampaikan, Kasim Dang?" tanya raja masih dengan ketenangan yang sama.

"Yang Mulia, Hamba mendapat kabar bahwa Perdana Menteri Fu telah dibunuh."

Raja menatap tajam kearah Kasim Dang. Dia ingin tahu orang seperti apa yang berani membunuh menteri setianya. Raja pasti akan membuat perhitungan dengan orang itu.

"Menteri Fu dibunuh di kediamannya, Yang Mulia. Dia diracuni."

Raja menghentak meja dengan keras. "Kurang ajar!" desisnya, marah. Musuh-musuhnya terus mencari masalah dengan Kerajaan Tao. Apa mereka tidak takut jika Raja Tao Heng akan mencincang tubuh mereka?

Ada suara langkah lain di luar ruang pribadi raja. Dua pangeran berjalan saling berdampingan menghampiri Sang Raja.

"Putra Mahkota memberi hormat pada Ayahada."

"Jinxu memberi hormat pada Ayahanda."

"Katakan ada apa?" tanya raja pada kedua putranya itu.

"Ananda membawa laporan bahwa Jenderal yang Ayahanda perintahkan untuk berjaga di Gerbang Utara telah tewas tadi malam," ucap Li Yuan terdengar sangat serius.

"Ananda juga ingin melaporkan hal yang penting, Ayahanda," kata Jinxu tak kalah serius dari Putra Mahkota. "Tabib Hun telah dibunuh. Kami menemukan mayatnya di kolam belakang istana," tambah Jinxu membuat raja menghela napas berat.

"Ketiga orang setiaku dibunuh dalam satu malam. Musuh pasti sedang merencanakan sesuatu," ucap raja sembari menatap Kasim Dang dan dua putranya.

"Apa perlu penjagaan istana diperketat?" tanya Li Yuan mencoba memberi usulan.

Raja mengangguk setuju. Penjagaan istana harus lebih diperketat lagi.

"Yang Mulia, posisi jenderal dan menteri perdagangan akan mengalami kekosongan. Mohon Yang Mulia segera mencari pengganti yang tepat agar kesejahteraan kerajaan tidak terganggu," kata Kasim Dang. Dia menundukkan kepala dalam sembari menunggu jawaban rajanya.

Raja masih tidak menanggapi. Beliau memasang pose berpikir sebelum akhirnya memberi perintah pada Putra Mahkota dan
Pangeran Jinxu.

"Aku ingin kalian berdua menyelidiki dalang dibalik pembunuhan yang terjadi," perintah raja mutlak. "Dan pastikan tidak ada anggota keluarga kerajaan yang meninggalkan kediamannya."

"Ananda menerima perintah Ayahanda," jawab kedua pangeran serentak.

Sementara di Kerajaan Yang,  Raja Yang Guang duduk dengan angkuh ditakhta keagungannya. Dia memasang senyum penuh kemenangan.

"Bagus, kau melakukannya dengan sangat baik," pujinya pada satu-satunya orang yang berada di ruangan bersamanya. "Maka aku akan memenuhi janjiku padamu. Sekarang aku akan memberi gelar Pangeran Yang untukmu."

Pria itu tersenyum tipis. "Terima kasih, Ayahanda."

Nada suaranya terdengar istimewa saat menyebut kata ayahanda. Untuk pertama kalinya ia memanggil ayahnya dengan sebutan ayahanda.

......

"Tiga orang dibunuh di malam yang sama dengan cara yang berbeda." Ling Yi tampak berpikir keras. Sementara Li Yuan menyesap tehnya dengan tenang.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Where stories live. Discover now