Bab 75

1K 133 7
                                    

Happy Reading❤️❤️

🍁🍁🍁🍁🍁


Sunyi dan gelap. Pelita dipadamkan ketika semua orang menikmati istirahat malam, terbuai dalam mimpi masing-masing.

Diam-diam seseorang masuk ke dalam kamar yang di tempati Zhong Yu. Sementara pria itu masih tidak sadarkan diri.

Mei Qing membuka penutup wajahnya. Gadis itu nekat mengendap-endap tengah malam hanya untuk melihat keadaan pria tampan itu.

Dia mendekat, duduk di tepian ranjang dan mengamati wajah datar Zhong Yu. Satu tangan Mei Qing menyentuh dada pria itu. "Apa dia sudah mati? Eh ... tidak. Dia masih hidup," gumamnya setelah merasakan detakan jantung yang menjalar di tangannya.

Tanpa sadar Mei Qing semakin terlena memandang wajah Zhong Yu. Hidungnya yang halus dan bengkok. Rahang tegas dan rambut yang lembut serta bibir tipis yang menggoda.

"Kalau dilihat-lihat, kau tampan juga," katanya memuji dengan pipi memerah. Tiba-tiba melintas sebuah pemikiran aneh di kepalanya. Segera Mei Qing menggelengkan kepala supaya otaknya normal kembali.

Karena tujuannya sudah tercapai, yaitu untuk memastikan kalau pria itu baik-baik saja. Maka Mei Qing segera meninggalkan kamar sebelum ketahuan.

"Jangan pergi!" Kumohon, jangan tinggalkan aku."

Suara serak itu menghentikan langkah Mei Qing. Dia membalikkan wajah ke belakang, menatap Zhong Yu yang terpejam dengan wajah terlihat gelisah dan berkeringat dingin.

"Jangan tinggalkan aku sendiri!" lirih Zhong Yu. "Rong! Lifei!"

Mei Qing berjalan mendekat. Dia mendengar dengan jelas nama-nama yang disebut oleh Zhong Yu. "Rong? Lifei? Apa mereka keluargamu? Atau kekasihmu?" tanyanya setengah bergumam.

Melihat sikap Zhong Yu yang memprihatinkan, Mei Qing tidak tega meninggalkannya. Sebelum pergi, dia me-lap keringat di dahi pria itu dengan sebuah sapu tangan hasil sulamannya.

"Ahh!" Mei Qing mendesis kepanasan setelah mendapati sensasi panas pada tangannya ketika bersentuhan dengan kening Zhong Yu. Panas yang luar biasa hingga dia merasa harus melaporkan hal ini pada Tabib Ru.

Pintu rumah kayu sang tabib digedor kencang. "Tabib Ru! Apa kau ada di dalam? Aku perlu bicara. Tabib Ru!"

Tabib Ru membuka pintu dengan satu tangan. Sementara satu tangannya yang lain tengah menepuk-nepuk mulutnya yang ternganga. "Sudah selarut ini, ada perlu apa?"

"Tabib Ru, orang itu ... tubuhnya seperti terbakar. Kenapa suhunya panas sekali? Apa dia akan baik-baik saja?" Mei Qing bertanya dengan wajah cemas berlebihan. Terdengar napasnya berembus keras dan tergesa-gesa.

"Siapa yang bertamu malam-malam begini, Tabib Ru?"

Mei Qing membatu di tempat. Suara itu membuat jantungnya berhenti berdetak. Kemudian sosok besar kepala Desa muncul di belakang punggung tabib Ru.

"Kenapa kau di sini, Mei Qing?" tanya ayahnya, Mei Hongran.

"Bagaimana dengan Ayah, apa yang Ayah lakukan di rumah Tabib Ru?" Mei Qing bertanya balik dan mendapatkan pelototan kesal kepala desa.

"Aku bertanya padamu, kenapa kau malah balik menanyaiku, huh!" Kepala desa mendengus kesal. "Aku sedang berdiskusi dengannya untuk menindaklanjuti orang aneh yang kau bawa itu. Dia harus segera meninggalkan desa ini! Dan kau, Mei Qing, apa yang membuatmu mengganggu perbincangan kami?"

"Dia, orang itu terlihat tidak baik-baik saja. Suhu tubuhnya sangat tinggi. Apa dia akan mati?" tanya Mei Qing khawatir.

Tabib Ru tidak langsung menjawab karena kepala desa sudah lebih dulu bertindak. Mei Hongran menyentil dahi putrinya. "Kau ini! Benar-benar mirip ibumu. Selalu saja merasa bersalah untuk hal kecil."

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang