Bab 34

1.4K 210 1
                                    

Happy Readings

Enjoy.....

Obor api berdiri tegak di balik rimbunnya pepohonan malam. Panglima Rong dan Pangeran Yang Zheng menunggangi kuda di posisi terdepan. Jarak mereka dengan pintu gerbang Kerajaan Tao sudah sangat dekat.

Sementara pasukan yang menyerang di wilayah perairan dipimpin oleh putra mahkota Kerajaan Yang, Yang An. Dan pasukan yang dipimpin langsung oleh Raja Yang Guang tengah berjalan menyusuri terowongan rahasia yang langsung menuju istana.

Perang sudah tak bisa dihindari. Mereka yang lemah akan berakhir dengan mengenaskan, mereka yang kuat akan terus maju dan mengangkat pedang hingga meraih kemenangan.

Seluruh istana dikejutkan dengan kehadiran prajurit dari Kerajaan Yang. Mereka sudah berada di posisi masing-masing dan mereka dengan angkuh berdiri di tengah-tengah halaman istana.

Kasim Dang yang melihat kejadian itu langsung melapor pada raja.

"LAPOR!!" teriaknya dari kejauhan. "Yang Mulia, kita diserang. Seluruh pasukan Kerajaan Yang telah mengepung istana."

Raja Tao Heng mengangkat pedangnya kemudian bergegas memberi perintah mendadak pada seluruh prajurit.

Seluruh anggota kerajaan dibawa ke menuju terowongan rahasia untuk melarikan diri. Sayangnya mereka tidak tahu hal mengerikan apa yang menunggu mereka di tempat itu.

Semua pangeran Kerajaan Tao siap tidak siap harus maju untuk pertempuran yang mendadak itu. Mereka tentu terkejut karena Kerajaan Yang menyerang secara diam-diam. Ketidaksiapan  Kerajaan Tao dalam menghadapi perang, membuat banyak dari prajuritnya yang meregang nyawa.

Halaman istana yang indah nan sejuk kini menjadi tempat pertempuran sengit. Rumput yang hijau ternoda oleh darah para pejuang yang gugur. Langit gelap di atas mereka semakin menambah kesan mengerikan dari sebuah perang yang hanya menyisakan dua pilihan, hidup atau mati.

Jika ingin hidup, maka harus menang. Dan mereka yang kalah tidak berhak untuk tetap hidup.

"TAO HENG!" teriak Raja Yang Guang saat melihat raja dari Kerajaan Tao berdiri tak jauh darinya.

Perang benar-benar dimulai. Kedua pedang mereka saling beradu. Raja Yang Guang mengayunkan pedangnya dengan beringas ke arah Raja Tao Heng.

Usia mereka berdua sudah hampir memasuki 50 tahun, tapi semangat jiwa mereka masih sangat tinggi. Ditambah dendam masa lalu yang terus membakar semangat keduanya.

Raja Yang Guang maju, mengarahkan pandangannya ke arah kepala Raja Tao Heng. Dengan cepat Raja Tao Heng menunduk kemudian berputar dan menusuk Yang Guang dari belakang.

Raja Yang Guang berteriak saat pedang milik Tao Heng menusuk perutnya. Darah segar mengalir ketika pedang itu ditarik.

Raja Tao Heng menyunggingkan senyum mengejek. "Hah, kau sama sekali tidak berubah seperti lima belas tahun yang lalu," cibirnya. "Kalau gerakanmu masih selamban ini, selamanya kau tidak akan pernah bisa mengalahkanku!"

Sementara di tempat lain, pasukan yang dipimpin oleh Pangeran Yang Zheng sudah bergerak menyerang Jenderal Baoshan yang bertugas menjaga pintu gerbang Kerajaan Tao.

Dan di wilayah perairan, pasukan yang berada di bawah pimpinan Pangeran Yang An juga sudah bergerak menyerang. Saat ini Jinxu sangat kewalahan. Karena dia tidak menyangka jika kerajaannya akan diserang lewat jalur air, tempat dimana dia mendapat tugas berjaga saat ini.

Banyaknya kapal yang datang tidak bisa mereka hadapi. Jinxu terpaksa turun tangan saat prajuritnya tidak mampu menghadapi banyaknya musuh yang datang.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Where stories live. Discover now