Bab 33

1.5K 233 1
                                    

Happy Readings❤️

Enjoy....

🍁🍁🍁🍁🍁

Seorang pria berlari tergopoh-gopoh sepanjang lorong istana Kerajaan Yang. Langkahnya yang kacau mengusik perhatian sang raja. Dia memasuki balairung istana Kerajaan Yang dan langsung memberikan laporan.

"Lapor, Yang Mulia. Jenderal Han dari Kerajaan Feng datang ke Kerajaan Tao. Dia membocorkan rencana penyerangan kita."

Raja Yang Guang tidak menanggapi. Ekspresinya datar hingga membuat pria itu bingung dengan sikap diam yang ditunjukkan sang raja.

Namun suara dentingan cawan keramik membuatnya sadar jika diamnya Raja Yang Guang adalah bencana untuknya.

Raja Yang Guang menarik pedang dari sarungnya kemudian mengayunkan pedang itu  ke arah pria pembawa pesan di hadapannya. Sang raja mengeksekusi pelayannya sendiri di depan mata para pejabat istana.

Pria itu terjatuh dengan mata terbuka lebar saat raja menggorok lehernya dengan telak. Tidak ada raungan kesakitan dari pria itu. Tetesan darah yang menetes dari ujung pandang sang raja menjadi satu-satunya suara yang terdengar di ruangan besar itu.

Raja Yang Guang turun menuju tempat pelatihan prajurit tempur yang sudah bersiap untuk menyerang dua hari lagi. Tapi sang raja memberi perintah dan bergegas menyerang Kerajaan Tao saat itu juga.

Sementara di Kerajaan Tao, ruang pertemuan masih kalut oleh pertengkaran hebat keluarga kerajaan. Ling Yi terus berusaha meyakinkan raja bahwa wanita itu bukanlah wanita baik-baik.

Dengan sisa napasnya yang memburu karena lelah berperang mulut dengan sang raja, Ling Yi terdiam sesaat kemudian menuding ke arah Selir Shu dan bicara dengan nada dingin yang menusuk. "Wanita itu yang menyerang Lifei! Dia yang membunuh Lifei! Dan dia yang telah memisahkan seorang anak dari ibunya. Dia telah mengurung permaisuri pertama selama ini," ungkap Ling Yi. "Permaisuri pertama masih hidup. Peristiwa kematian permaisuri pertama merupakan siasat wanita dari Negara Yang itu!"

Namun satu tamparan keras diterima Ling Yi. Pipinya seakan terbakar, tapi hatinya jauh lebih sakit ketika dia tahu yang menamparnya adalah Li Yuan. Pria itu menatapnya dengan mata berkilat marah. "Berani sekali kau menghina ibunda selir!" geram Li Yuan hingga Ling Yi menjatuhkan air mata. Kenapa hatinya sesakit ini?

Li Yuan memang bukan kakak kandungnya. Tapi jujur, dia merasa Li Yuan sudah seperti keluarganya sendiri.

"Kau menamparku?" Ling Yi seakan tidak percaya. Li Yuan menamparnya demi wanita itu?

"Dia ibunda kita. Kau harus sadar dengan perkataanmu itu!" tegas Li Yuan. Berharap adiknya mengerti.

Tapi Ling Yi ingin kakaknyalah yang harus mengerti. Kakaknya tidak tahu seperti apa Selir Shu itu. Wanita itu tidak pantas disebut ibunda.

"Dia bukan ibunda kita! Dia bukan ibundaku!" teriak Ling Yi. Air matanya berhamburan. Dia mengerahkan sisa tenaganya untuk meyakinkan semua orang. Sayangnya, satupun tidak ada yang mau percaya.

Li Yuan hendak akan menampar gadis itu lagi. Tapi dengan cepat Li Yuan menghentikan tangannya. Amarahnya yang sedang meluap itu hampir saja menyakiti adiknya sendiri.

"Kenapa?" tanya Ling Yi dingin. "Tampar saja aku!" teriaknya. Dia menghapusnya air mata dengan kasar. Tatapannya mengganas, Selir Shu yang melihat itu memilih untuk menundukkan kepala.

"Baiklah, tidak perlu percaya padaku. Semua juga akan terungkap dengan sendirinya. Mungkin nanti tangan kalian yang akan menambah wajah kalian sendiri. Dan kupastikan saat itu lebih menyakitkan dari apapun!" Ling Yi membawa pandangannya pada Selir Shu lalu tersenyum tipis. "Bersenang-senanglah, Putri Jenderal Bai. Tak lama lagi aku akan menyaksikan bagaimana kau memelas memohon ampun di bawah kakiku!"

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang