Bab 81

951 143 2
                                    

Happy Reading🍁🍁🍁🍁


🍁🍁🍁🍁

Ling Yi terpaksa harus membatalkan niatnya untuk jalan-jalan ke kota bersama Xiao Yu dan Jinxu. Entah hal mendesak apa hingga kakaknya, Li Yuan menyuruhnya kembali detik itu juga.

"Raja baru memang tidak bisa dibantah," kata Ling Yi menanggapi protes dari Jinxu, mimpi adiknya untuk keluar istana gagal oleh kakak tertuanya itu.

"Lalu, jika aku memerintahkanmu untuk menetap lebih lama di kerajaan Yang, apa kau tidak akan membantahku, Kak?" Mungkin Jinxu sudah terlanjur kecewa sampai harus menggunakan cara ini. Dia memanfaatkan gelarnya untuk menahan Ling Yi.

"Aku tentu tidak berani membantah perintah raja. Sayangnya, aku adalah putri kerajaan Tao. Rajaku adalah raja kerajaan Tao," balas Ling Yi membuat Jinxu menatapnya dengan wajah cemberut.

Tidak ada yang berniat menghentikan Ling Yi untuk pergi. Meski hari akan menggelap, dia tetap memantapkan niat. Satu hal yang membuatnya harus kembali. Kakaknya bilang akan memberitahu sesuatu yang penting dan itu berhubungan dengan dirinya. Bisa jadi Li Yuan telah mendapatkan kabar mengenai Zhong Yu, pikirnya penuh harap.

Di perjalanan menuju kota perbatasan, kereta kudanya dicegat. Sebuah suara dengan logat berandal itu mengancam kusir kudanya.

"Serahkan barang-barang padaku!" Pisau kecil ditangannya terlihat berkarat, seperti dipungut dari tempat pembuangan. Meskipun begitu, pemilik pisau dengan berani mengacungkannya seperti sedang mengangkat pedang. "Jika masih sayang dengan nyawamu, maka serahkan barang-barangmu!"

Merasa terusik, Ling Yi menjulurkan kepalanya dari tirai jendela kereta.

Seketika pisau itu jatuh, pemiliknya tercengang melihat gadis yang ada dalam kereta itu.

Gadis itu terkekeh lalu turun dari kereta kuda. Ternyata kenalan lama. "Dulu kau berandal yang menakutkan. Sekarang kenapa kau terlihat begitu menyedihkan?" tanya Ling Yi.

Pria yang disebutnya menyedihkan itu tidak bersuara. Perbincangan mereka berakhir di sebuah rumah makan. Yin Chen memasukkan nasi dengan cepat ke dalam mulut. Adiknya Yin Xing juga ikut menyantap makanan yang dipesan oleh Ling Yi.

"Aku turut senang karena kalian selamat dari perang itu." Ling Yi membuka suara. Agak canggung tapi gadis itu bisa mengatasinya.

"Mendengar nada bicaramu, seolah-olah kau menganggap kami malang," ketus Yin Xing.

Ling Yi memiringkan kepala ke satu sisi. "Jika bukan malang, lalu apa?"

"Untuk saat ini, kami sedang kurang beruntung. Itu saja," jawab gadis itu. Dia melanjutkan makan setelah memberi protes. "Namamu Ling Yi, 'kan?" Yin Xing mendadak bertanya lagi.

Ling Yi mengangguk. "Iya."

"Beberapa waktu lalu, kerajaan Yang sibuk membicarakanmu," adunya. "Katanya, ada jiwa dari dunia lain yang tersesat dan masuk ke dalam tubuh putri Lifei. Semua orang tidak percaya. Tapi kudengar, raja kerajaan Tao membenarkannya dan memberimu gelar putri."

Ling Yi mengangguk lagi.

"Jika orang tahu, pelayan putra mahkota kerajaan Yang dulu adalah putri Ling Yi itu,  seluruh dunia pasti akan kembali dibuat sibuk karena gosip."

"Maka, jangan biarkan mereka tahu," tukas Ling Yi. Pandangannya kemudian tertuju pada langit yang menggelap seutuhnya. Dia sudah sangat terlambat untuk kembali ke kerajaan Tao.

Setelah selesai makan, Ling Yi mengantar Yin bersaudara itu pulang ke tempat tinggal mereka.

"Kalian tinggal di sini?" Ling Yi langsung bertanya melihat tempat kumuh dan tak terurus itu.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Where stories live. Discover now