Bab 71

1.1K 160 6
                                    

Akhirnya bisa update lagi❤️❤️🍁🍁

🍁Happy Reading🍁




"Rong! Rong!" Zhong Yu berteriak, berputar-putar mencari sosok panglima muda itu.

Keadaan begitu kacau. Istana Kerajaan Yang berantakan, tapi Zhong Yu yakin Rong yang pintar itu tidak berada di sini. Dia berlari menuju tempat yang sepi dan jauh dari prajurit musuh.

"Rong! Kau di mana, Rong?!" Zhong Yu terus berteriak. Tidak peduli kalau pita suaranya bisa saja rusak.

Dari belakang muncul sebilah pedang yang siap menggorok leher Zhong Yu. "Anda mencari hamba, Pangeran Yang Zheng?" tanya Rong dengan senyum miring terukir di wajahnya.

Zhong Yu diam di tempat. Lehernya menegang ketika besi dingin itu menyentuh kulit. Di belakangnya, Rong menatap tuannya dengan mata menyala. Dalam hati, diam tidak akan membiarkan satu pun keluarga Raja Yang Guang hidup.

Panglima muda itu menyisir mata ke sekeliling. Tempat yang jauh dari keributan, dengan begitu tidak akan ada yang menolong Pangeran Yang Zheng, pikirnya.

"Sudah lama aku menanti hari ini tiba."

"Kenapa, Rong?" Zhong Yu bertanya lirih. "Sebenci itu kah kau padaku?"

Rong mendengus, terlihat meremehkan suara tuannya yang begitu menyedihkan. "Andai raja Yang Guang tidak melakukan semua ini. Aku pun tidak akan bersikap kejam." Dia mendesis di akhir kalimatnya lalu bergerak lincah dan menggesekkan mata pedangnya ke leher Zhong Yu.

Dengan sekali gerakan, Zhong Yu bisa langsung menghindar. Melihat tatapan Rong yang tidak biasa, pasti sulit bagi Zhong Yu untuk membujuknya. Jadi, dia hanya bisa menghindar semakin jauh dan jauh.

Rong tanpa pikir panjang mengejar lawannya. Bahkan jejak langkah mereka membekas di tumpukan salju.

"Kau tidak akan bisa lari dariku!" tegas Rong.

Pertarungan Rong dan Zhong Yu terus berlangsung sepanjang jalan. Pedang di tangan masing-masing. Kali ini Zhong Yu pun sudah tidak akan segan-segan dengan lawannya.

Sampai saat di tepi sungai batu. Permukaannya tenang, namun air di bawahnya mengalir deras dan dalam.

"Ingat, Rong. Kau bukan tandinganku!"

Rong tertawa bengis. "Pangeran Yang Zheng, biar kunasihati kau satu hal. Jangan menilai seseorang dengan pandangan lama. Nanti kau bisa jantungan karena terkejut."

Benar saja, Rong langsung memutar pedangnya dengan gesit hingga Zhong Yu tidak memiliki kesempatan untuk mencari celah kelemahan Rong.

Sementara mereka bertengkar dan bertarung, tak jauh dari sana, sosok pangeran ketujuh, Yang Haikuan bersama Yin Chen sedang menyeret tubuh seseorang lalu menceburkannya ke sungai. Ketika permukaan sungai es nya pecah, tubuh itu langsung lenyap ditelan air.

"Sudah beres." Yin Chen menepuk-nepuk hanfu bagian dadanya.

"Akhirnya dendamku terbalaskan sudah, hahahh!" ucap Haikuan penuh kemenangan. Baiklah, sekarang kita segera tinggalkan tempat ini," perintahnya.

Sebelum pergi, keduanya sempat mendengar sebuah suara dentingan benda logam yang saling beradu. Saat menoleh ke asal suara, mereka Rong dan Zhong Yu sedang terlibat pertikaian hebat. Keduanya berdarah dan menatap nyalang pada lawan.

"Gadis itu pasti akan mati, kau tahu dia bukan Lifei, kan?" Rong menyunggingkan senyum miring.

"Jika kau menyentuh Lifei, aku pasti akan menghabisimu!"

"Ayo, habisi aku." Rong merentangkan kedua tangan dan tertawa.

"Rong!" geram Zhong Yu.

***

Istana Kerajaan Feng begitu mengerikan. Sebagian bangunan rusak dan prajurit mereka tersisa sedikit. Saat rombongan Ling Yi menginjakkan kaki ke sana, juga tidak banyak yang datang dan menyambut. Sebagian prajurit juga telah dibawa menuju peperangan.

"Maafkan hamba, Putra Mahkota. Hanya ini yang mampu kami pertahankan," ucap seorang prajurit dengan kepala menunduk.

Feng Lian menganggukkan kepala dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia melirik Jenderal Wanwei yang menggandengnya dan membiarkan dirinya ditangani oleh dayang-dayang kerajaan Feng.

Ling Yi, Li Yuan, Permaisuri Jing Shan, Wanwei, Jinxu, Selir Shu dan Xiao Yu juga dibawa ke suatu tempat untuk beristirahat.

Mereka akhirnya bisa merebahkan tubuh setelah lama menempuh perjalanan. Beruntung Feng Lian tahu jalan pintas menuju kerajaannya.

"Lifei, kau pasti lelah. Tidurlah lebih awal." Li Yuan mengusap pundak adiknya. Ling Yi tak henti-hentinya memandangi langit bersalju.

Matahari tertutup cuaca yang begitu pekat. Di kerajaan Feng memang seperti ini. Ditambah kabut pegunungan yang kadang dapat menutup pandangan mata.

"Hari hampir gelap, apa sudah ada kabar mengenai perang kali ini?" Ling Yi bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari jendela.

"Masih belum ada kabar. Kau tenang saja, tidak akan terjadi apa pun pada Zhong Yu."

Ucapan Putra mahkota kerajaan Tao itu membuat Ling Yi menoleh. Sepertinya kakaknya itu sudah tahu apa yang membebani pikiran adiknya.

"Rong ada di sana. Dia pasti tidak akan membiarkan Zhong Yu hidup," ujar Ling Yi sedih. Pandangannya meredup, rasa gelisah menggeliat di dadanya yang kini terasa menyempit.

Li Yuan mendekatkan diri, memeluk gadis itu lalu membiarkan dada bidangnya basah oleh air mata Ling Yi. Kepala gadis itu diusap pelan. "Tenang, Zhong Yu akan baik-baik saja. Dia pasti akan datang padamu. Percayalah."

Tidak peduli seberapa meyakinkannya perkataan Li Yuan, Ling Yi tetap menangis dan terus menangis.

Tiba-tiba mereka terdiam setelah mendengar sesuatu yang bergejolak. Ling Yi menundukkan kepala sembari memegang perutnya, lalu menatap Li Yuan penuh harap.

Pemuda di depannya tersenyum simpul. "Ahh, ternyata adikku yang manis ini sedang kelaparan, ya. Baiklah, aku akan meminta seseorang menyiapkan makanan untukmu."

Mendengar itu, senyum di pipi Ling Yi mengembang. Dia melepaskan pelukan dan membiarkan kakaknya keluar.

Li Yuan baru saja hendak keluar memanggil dayang, tapi langsung berbalik setelah menyadari Ling Yi ambruk ke lantai. Wajah gadis itu menjadi sepucat kapas.

"Ling Yi! Ling Yi, sadarlah!" pekik Li Yuan panik.

Tak lama Feng Lian datang dan ikut terkejut. "Apa yang terjadi?" tanyanya ikut panik.

"Tiba-tiba saja dia tidak sadarkan diri," jawab Li Yuan dan langsung menggendongnya lalu meletakkan gadis itu di atas ranjang.

"Aku akan memanggil tabib," kata Feng Lian. Dia berbalik dan pergi keluar.

"Tunggu!"

Seruan itu menghentikan langkah Feng Lian. Dia menoleh pemilik suara.

"Tolong jangan beritahu ibundaku. Dia sedang beristirahat," pinta Li Yuan dan putra mahkota kerajaan Feng menyetujuinya.

Tak lama Feng Lian kembali ke kamar Ling Yi dengan membawa lelaki berwajah keriput, bagian bawah matanya hitam, barangkali orang itu kurang tidur.

"Tabib, tolong periksa apa yang terjadi padanya," ucap Feng Lian terdengar seperti sebuah perintah.

Wanwei, Jinxu dan Xiao Yu juga ada di sana. Wajah mereka begitu khawatir.

Tabib itu meminta izin untuk memeriksa denyut nadi Ling Yi. Jari jempolnya ditekan perlahan di pergelangan tangan gadis itu.

“Bagaimana? Apa dia baik-baik saja?” Li Yuan bertanya dengan nada cemas.

Sebelum menjawab, tabib itu mendekatkan jarinya di depan hidung Ling Yi lalu memeriksa denyut nadi di leher. Semua itu dia lakukan demi membuktikan bahwa dugaannya salah, tapi pada akhirnya dia harus memberi kedua pangeran itu penjelasan.

Setelah memeriksa denyut nadi Ling Yi, tabib itu pun bersujud di depan Feng Lian dengan tubuh gemetar. "Yang Mulia Putra Mahkota, g-gadis ini sudah tiada."

Sontak semua yang ada di sana membelalakkan mata.




Tunggu update selanjutnya🍁🍁

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Where stories live. Discover now