Bab 27

1.8K 252 0
                                    

Happy Readings

Enjoy...

"Mohon Yang Mulia pikirkan sekali lagi. Kerajaan Yang dan Kerajaan Feng sudah saling membantu sejak lama," kata sang utusan. Dia tidak menyerah. Dia terus menekan Raja Feng Gongfu dengan menggunakan alasan bahwa leluhur mereka dulu pernah saling membantu.

Penjelasan dari utusan Kerajaan Yang itu membuat Feng Lian merasa muak. Berani sekali Raja Yang Guang menggunakan jasa leluhur mereka untuk mendapatkan bantuan Kerajaan Feng. Alasan itu terdengar seperti sebuah pemaksaan, pikir Feng Lian.

"Masa lalu hanyalah masa lalu. Lagi pula leluhur kami sudah membalas jasa leluhurmu," cetus Feng Lian.

Dia tidak habis pikir. Raja Yang Guang yang terkenal akan keserakahannya itu ternyata juga sangat pandai memelas untuk mendapat dukungan. Dia bahkan berani mengungkit kisah leluhur mereka yang sudah lama berlalu. "Rajamu itu sangat serakah!" cibir Feng Lian.

Feng Xun sedari tadi diam langsung menarik pergelangan tangan adiknya. "Jaga bicaramu!" bisiknya yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Feng Lian.

"Aku selalu menjaga ucapanku dengan baik, Kak," sahut Feng Lian tanpa menoleh ke arah kakaknya. Dia menatap utusan Kerajaan Yang dengan tatapan jengah. "Takutnya setelah rajamu berhasil menduduki Kerajaan Tao, dia akan berniat menghianati kami.

Ucapan Feng Lian berhasil menyalakan getaran dahsyat pada diri sangat utusan. Dia langsung bersujud dan mengatakan bahwa rajanya adalah orang yang setia dan mengenal budi.

Omong kosong, pikir Feng Lian. Tidak ada yang bisa dia percaya dari setiap perkataan sang utusan Kerajaan Yang itu. "Apa kau bisa menjamin?"

Utusan Kerajaan Yang itu terbelalak saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Putra Mahkota Kerajaan Feng. Bagaimana seorang pelayan rendahan sepertinya bisa menjamin keamanan sebuah kerajaan?

"Kau tidak bisa melakukannya, 'kan?" kata Feng Lian. "Jangankan melindungi kerajaan, melindungi nyawamu sendiri saja kau tidak mampu. Kau lebih murah daripada satu tael perak. Rajamu bahkan tidak perlu mengeluarkan satu koin pun untuk menebas lehermu." Itu adalah sebuah penghinaan secara terang-terangan.

Amarah sang utusan berhasil tersulut oleh perkataan Feng Lian. Dia berdiri dan menatap putra mahkota dengan tatapan menantang. "Baiklah, kalian telah memilih kehancuran kalian sendiri. Kerajaan Yang tidak akan terima atas penghinaan ini! Lihat saja nanti, Raja Yang Guang tidak akan mengampuni kalian!" ancamnya tanpa peduli jika yang dia ancam adalah seorang putra mahkota.

.

.

.

Ling Yi mengedipkan matanya setelah tabib istana meneteskan obat pada matanya. Senyumnya mengembang saat dia menangkap sosok raja dan putra mahkota di hadapannya.

"Tuan Putri, apa yang Anda lihat?" tanya tabib istana.

Ling Yi tidak langsung menjawab. Hal pertama yang dia lakukan adalah memeluk erat kakak kesayangannya. "Aku bisa melihat," ucapnya dengan isakan haru.

Setelahnya, raja memerintahkan para prajurit untuk membagikan makanan dan pakaian pada rakyat sebagai ungkapan rasa syukur atas kesembuhan sang putri.

.....

"Kau ingin membawaku ke mana?" tanya Ling Yi. Dia tampak keheranan saat kakaknya tanpa bicara membawanya masuk ke dalam sebuah kereta kuda.

"Kita akan ke kota," jawab Li Yuan sembari mengusap kepala adiknya. "Kau pasti merindukan suasana kota."

Ling Yi menghela napas pelan. "Aku lebih merindukan kalian semua," gumamnya dengan kepala menunduk. Dia merasa merindukan seseorang tapi dia sadar orang yang dirindukannya bukanlah Li Yuan.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang