Bab 65

1.2K 164 10
                                    

Akhirnya bisa update lagi....

Happy Reading

Enjoyyy.....

🍁🍁🍁🍁



Zhong Yu mencekal pergelangan tangan Ling Yi. "Ikut aku!" tegasnya dengan mata memerah. 

Seketika beban tubuh Ling Yi terasa berat di tangan pria itu. Sementara Ling Yi hanya terdiam membisu ketika Yang An meraih satu tangannya yang lain.

"Dia pelayanku!"

"Dia bukan seorang pelayan!" bentak Zhong Yu. Matanya menatap Yang An dengan tajam.

Kali ini Zhong Yu tidak main-main. Nyawa gadis itu bisa terancam jika terus berada didekat Yang An.

Zhong Yu melirik Ling Yi. "Cepat ikut aku!" Tangannya menarik gadis itu dengan kasar. Dan Yang An pun melakukan hal yang sama.

Mereka kukuh dengan ego masing-masing, mengabaikan rintihan Ling Yi yang terus mengaduh karena kedua pergelangan tangannya mulai berubah merah.

Zhong Yu, kau benar-benar menyulitkan niatku. Jika seperti ini terus, identitasku bisa terbongkar lebih cepat, batin Ling Yi.

"Cukup!" teriak Ling Yi. Dia menghempas kedua tangan pria itu dari pergelangan tangannya. Hamba bukan benda mati yang bisa kalian tarik seenaknya." Ling Yi menatap sinis pada Zhong Yu lalu dia menghadap sosok datar putra mahkota.

Zhong Yu membelalakan mata ketika gadis itu berlutut di depan Yang An.

"Hamba hanya akan patuh pada anda, Putra Mahkota. Mohon izinkan hamba untuk menyelesaikan masalah hamba dan Pangeran Yang Zheng."

"Lifei?" gumam Zhong Yu tidak percaya. Kenapa gadis itu mau berlutut di hadapan Yang An?

"Baiklah," kata Yang An. "Apapun masalah kalian, aku ingin semua itu berakhir di sini." Yang An kemudian menoleh ke arah Zhong Yu. "Dan kau, jangan berani kau dekati pelayanku lagi!" katanya mengancam.

Tanpa kedua pria itu sadari, Ling Yi tersenyum sinis. Sekarang, segalanya akan jauh lebih mudah.

.....

Pintu ganda jendela dibuka perlahan. Ling Yi langsung menghirup udara segar dimana tidak ada lagi Zhong Yu yang akan mengganggu segala rencananya.

Sekeliling ruangan itu sangat luas. Jauh berbeda dari tempat tinggalnya sebelum ini. Dipan yang nyaman dan lebar. Selimut tebal pemberian putra mahkota itu menjadi pelengkap untuk kebutuhan istirahatnya.

Terlebih lagi pekerjaannya juga sangat mudah dari biasanya. Jadi Ling Yi memiliki banyak waktu untuk menyusun rencana.

"Apa kau menyukai tempat ini?"

Ling Yi langsung berbalik menatap pemilik suara datar itu.

Putra mahkota berdiri di depan pintu dengan kedua tangan ditaruh di belakang pinggang.

"Hormat hamba pada Putra mahkota." Ling Yi memberi hormat layaknya seorang perempuan. Rasanya seolah dia kembali menjadi putri raja lagi.

Mekar senyum di wajah pria itu. Ling Yi pun tidak lagi canggung menghadapi sosok Yang An. Karena kini dia bisa merasakan hangatnya hati pria itu.

"Kurasa kau menyukai tempat ini."

Ling Yi mendekati Yang An. "Apapun pilihan anda, hamba akan selalu menyukainya."

Lagi-lagi senyum diwajah Yang An muncul. Matanya tidak lepas memandangi Ling Yi yang begitu cantik dengan pakaian perempuan. Membuat Yang An terlena dalam pesona wanita yang menurutnya paling cantik. Baru pernah dia melihat wanita secantik Ling Yi.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora