Bab 57

1.1K 164 2
                                    

Happy Readings

Enjoy.....

Salju turun lebat di wilayah Kerajaan Feng, bahkan jalanan kota tertutup oleh salju yang jatuh dan menenggelamkan sebagian tempat di sana.

Sementara di istana, Feng Xun dan Feng Lian duduk di depan meja sembari menikmati teh hangat dalam ruangan. Mendadak tangan Feng Xun gemetar, dadanya terasa sesak yang luar biasa hingga cawan keramik yang dia pegang terlepas dan hancur berkeping-keping.

Hal pertama yang adiknya lakukan adalah memegang pergelangan Feng Xun dan menatap pria itu penuh cemas. "Kambuh lagi?" Feng Lian bertanya khawatir.

Feng Xun mengangguk pelan sembari menahan rasa sakit yang menggerogoti dadanya tanpa henti.

Cuaca yang dingin membuat penyakit bekunya sering kambuh. Pria itu menghembus napas panjang setelah berhasil menekan rasa sesak di dadanya.

Feng Xun menoleh ke arah luar jendela yang terbuka. Matanya menerawang jauh, menembus ribuan salju dan angin yang bertiup kencang. "Udara pagi ini terasa berbeda. Aku takut sesuatu akan terjadi pada kerajaan kita." Ucapannya sarat akan rasa gelisah.

Feng Lian mengulum senyum simpul. Dia mengusap punggung tangan kakaknya lembut. "Jangan khawatir, Kak. Selama aku di sini, tidak akan terjadi apapun pada Kerajaan Feng," ucapnya percaya diri. "Bahkan langitpun tidak akan berani macam-macam karena takut padaku," tambahnya tidak membuat Feng Xun lega. Kekhawatiran pangeran tertua Kerajaan Feng itu tidak sekadar main-main. Ada rasa takut yang menyelimutinya sejak beberapa hari terakhir.

Istana menjadi kalut setelah seorang prajurit datang dengan tergopoh-gopoh dan memberi laporan pada Raja Feng Gongfu di balairung istana.

"LAPOR!!! Yang Mulia, pasukan Kerajaan Yang hampir mencapai wilayah perbatasan!" ucapnya dalam satu tarikan napas.

Raja Feng Gongfu menggeram sembari mengentakkan tangan di pegangan kursi kebesarannya. Raja tua itu mendesis marah hingga semua pejabat dibuat menundukkan kepala. "Mereka masih tidak jera juga!"

"Pasukan berkuda mereka berjarak sembilan ribu kaki dari pintu perbatasan," lapor prajurit itu lagi.

Raja memasang pose berpikir, bisa dipastikan musuh akan menginjakkan kaki di Kerajaan Feng pada sore hari. "Dengar semuanya!" seru raja pada seluruh pejabat istana. "Persiapkan pasukan tempur, amankan rakyat dan bawa mereka ke tempat persembunyian!!" perintah raja tegas.

Setelah mendengar kabar itu, Feng Lian dan Feng Xun diminta menemui raja secara pribadi.

Ketiganya berdiri saling berhadapan.

"Sekarang Xie Qian tidak berada di sini. Terpaksa kita harus berjuang sendirian," ucap raja membuka pembicaraan.

"Paman Qian tidak disini?" Feng Lian terkejut. "Lalu di mana dia sekarang? Aku akan pergi untuk meminta bantuan darinya," katanya panik, karena hanya Xie Qian yang bisa menyelamatkan kerajaannya dari masalah sebesar ini.

Feng Xun menahan pundak adiknya. "Dia pergi ke Kerajaan Tao. Ada urusan penting yang ingin dia bicarakan dengan Raja Tao Heng."

Mendengar itu Feng Lian mendesah kecewa. "Ah, di saat seperti ini paman Qian malah melarikan diri," keluhnya mendapat tatapan tajam dari Feng Xun.

"Jangan bicara sembarangan!" tegur Feng Xun. "Tidak boleh mengatai paman Qian seperti itu. Bagaimana pun dia adalah seorang jenderal besar. Setidaknya tunjukkan rasa hormatmu padanya." Dia menjentik dahi adiknya dan membuat Feng Lian mengaduh pelan.

"Dia penghianat. Kerajaan Yang saja berani dia khianati, apalagi kita."

"Paman Qian berkhianat pasti ada alasannya. Lagipula Kerajaan Yang memang pantas dikhianati," sahut Feng Xun.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Where stories live. Discover now