Bab 22

1.9K 265 4
                                    

Happy readings...

Enjoy...

Sudah tiga hari Ling Yi menutup mata dan terbaring tak berdaya di atas ranjang. Untungnya para tabib berhasil menahan racun itu agar tidak menuju jantung. Dengan tingkat racun sekuat itu, Ling Yi seharusnya sudah tiada pada hari pertama, tapi obat yang tabib istana berikan mungkin memberi gadis itu sedikit peluang untuk hidup meski tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kalau keadaannya membaik, malah sebaliknya.

Kabar itu ternyata juga sampai hingga ke kerajaan musuh. Raja Yang Guang memanggil putranya Yang Zheng untuk datang menemuinya.

"Yang Zheng memberi hormat pada Ayahanda."  Zhong Yu memberi hormat dengan satu kaki ditekuk.

"Kau tahu alasan aku memanggilmu?" Raja Yang Guang memasang wajah dingin yang menakutkan.

Zhong Yu menjawab pelan. "Ananda tidak tahu."

Jawaban yang Zhong Yu berikan mengundang amarah raja. Beliau memukulkan kepalan tangannya pada pegangan kursi tahta kebesarannya dan menatap Zhong Yu dengan wajah kesal. "Tugas mudah yang kuberikan kepadamu kenapa tidak bisa kau lakukan?!"  bentak raja membuat Zhong Yu menunduk dalam. Dia bisa merasakan kebencian itu lagi. Kenyataannya ayahandanya tidak pernah menerimanya kembali.

Raja menjeda. "Gadis itu bahkan tidak melawan saat kau menghunuskan pedangmu di hadapannya!" berang raja murka.

Zhong Yu terbelalak mendengar ucapan sang raja. "Ayahanda... tahu?" tanyanya yang sama sekali tidak menyembunyikan keterkejutan.

Raja Yang Guang mengalihkan tatapannya dengan ekspresi malas. "Ya," jawabnya singkat. "Jangan katakan jika kau menyukai gadis itu."

Lagi-lagi Zhong Yu dibuat terkejut oleh penuturan ayahandanya. Tanpa sadar mulutnya terbuka lebar.

Zhong Yu langsung bersujud dengan tubuh gemetar takut. "Ananda tidak akan menyukai gadis dari kerajaan musuh," katanya terdengar meyakinkan.

Raja Yang Guang memiringkan kepala ke satu sisi dengan tatapan selidik. "Oh, benarkah?"

Zhong Yu tidak menjawab, sementara Raja Yang Guang menyandarkan kepalanya di sandaran kursi kebesarannya dengan mata tertutup. "Baiklah, kau harus pegang ucapanmu itu," ucap raja sebagai sebuah peringatan keras bagi Zhong Yu. "Ah, lagi pula dia pasti akan segera mati."

Zhong Yu bergeming. Dia merasa gelisah, ucapan ayahanda nya terasa menyakitkan hati. Ada rasa tidak rela dalam hati Zhong Yu jika mendengar gadis itu harus tiada.

Zhong Yu menghela napas berat sebelum bicara dengan nada serak. "Tapi ananda masih tidak bisa mencari tahu bagaimana dia bisa diracuni," ucapnya gemetar membuat Raja Yang Guang tertawa keras hingga kepalanya terangkat ke atas.

Mata Sang Raja Kerajaan Yang berkilat tajam seolah habis memenangkan pertempuran di medan perang. "Aku yang meracuninya," jawab raja santai lalu melanjutkan tawanya yang menggema di seluruh ruangan.

Zhong Yu terdiam. Kali ini dia hanya bisa menelan air liurnya dengan susah payah. Dia tidak ingin terlihat terkejut di depan raja. Walau sesungguhnya dia memang sangat terkejut.

Seolah bisa menebak apa yang ada dalam kepala putranya, Raja Yang Guang menatap Zhong Yu dan berkata, "Kau pikir aku akan mempercayaimu begitu saja? Lihat hasil pekerjaanmu, membunuh seorang gadis saja kau tidak mampu! Aku menyuruh Panglima Rong untuk mengawasi pekerjaanmu," kata raja merendahkan sosok putranya, putra yang telah dia buang sejak kecil dan harus dia akui dengan berat hati, demi ambisinya. "Ternyata perkiraanku benar, Panglima Rong lebih berguna daripada kau!" Hanya kata-kata jijik dan merendahkan itu saja yang menjadi makanan Zhong Yu. Sekuat apapun dia berusaha, hasilnya tetap tidak berubah.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Where stories live. Discover now