Magic Word

529 90 31
                                    




Warn, Capslock bertebaran!

.

.

.

Asahi menatap jenuh serabut-serabut tipis yang bergerak lambat di langit. Telinganya sama sekali tak berminat mendengarkan suara monoton sang guru yang tengah menjelaskan peradaban Mesir kuno.

Dalam situasi menjemukan ini sekelebat pertanyaan-pertanyaan aneh bermunculan di kepalanya, misalnya, bagaimana rasanya jadi squidward yang dikelilingi tetangga idiot?

Atau kenapa tuan crab yang notabene kepiting bisa punya anak seekor paus yang di dunia nyata ukurannya ratusan kali lebih besar, memang istrinya makhluk apa?

Imajinasi manusia itu memang luar biasa ya, barangkali upil jatuh pun suatu saat bisa dijadikan mitos.

Bosan memandang langit, pandangan Asahi lantas turun ke halaman sekolah. Alisnya mengernyit dan otomatis ia menajamkan pandangannya saat menangkap pria tua berjas abu-abu berjalan beriringan dengan Yoonbin.

Loh, itu Heiji? Kapan si pak tua itu sampai?
Pandangan Asahi beralih fokus ke tas punggung Yoonbin. Loh, mereka mau pulang?

Merasa janggal Asahi langsung menghubungkan pikirannya ke Jaehyuk,“Hyung, kalian mau pulang?”

“Hem, kami dikeluarkan.”

Reflek kelopak Asahi membola karena kaget,”Kalian dikeluarkan dari sekolah? bukan cuma diskors?”

“Tidak, kami benar-benar ditendang. DI-TEN-DANG!”

Kedua tangan Asahi mengepal erat di atas meja, ia tak bisa diam saja melihat hyung-hyungnya dikeluarkan padahal mereka tak salah! Mereka itu tak salah!

Asahi menoleh ke samping, tepatnya ke megaphone (Toa) yang tergantung di kursi Seongmin. Rencananya alat itu mau dipakai latihan supporter basket untuk mendukung tim basket di final kejuaraan nasional.

Tanpa permisi Asahi menyambar alat itu, membuat Seongmin yang asik mencatat kaget hingga ujung penanya keseleo.

Bukan cuma Seongmin, seisi kelas juga menoleh ke arahnya. Asahi menggeser jendela kelas lebar, menyalakan mengaphone itu, dan dalam satu tarikan nafas berteriak,”KANEMOTO YOSHINORI, YOON JAEHYUK, HAN YOONBIN, MAU KEMANA KALIAN HA?”

Seisi kelas sontak menutup telinga. Tak mereka sangka Asahi yang pendiam, saat berteriak suaranya tak kalah dengan pekikan lumba-lumba milik Seongmin.

“KALIAN MAU PERGI BEGITU SAJA? TANPA MEMBELA DIRI?”

Asahi menarik nafas lagi hingga dadanya membusung penuh, lantas berteriak kencang sampai tenggorokannya serak,”JANGAN DIAM SEPERTI ORANG TOLOL! KALIAN TAHU GUNANYA MULUT KAN? SETIDAKNYA KATAKAN KALIAN TAK BERSALAH!”

“Asahi, hei …”seru Seongmin,”Duh nekat benar anak ini,”gumamnya karena melihat wajah sang guru sangat tak bersahabat.

“CUMA ORANG BODOH YANG PERCAYA KALIAN BERSALAH! ORANG BODOH!”

“ASAHI! JAGA SIKAPMU!”Bentak gurunya.

Asahi menoleh dengan tatapan sinis,“Kenapa? ssaem merasa bodoh?”

“ASAHI!”Wajah gurunya sudah merah padam karena berang, jelas dia sedang menahan diri habis-habisan.

Sementara itu, di kelas Doyoung penjelasan gurunya terinterupsi suara ribut dari kelas sebelah. Doyoung yang bangkunya dekat jendela langsung merasa aneh dengan kerumunan siswa di depan lobby. Jam pelajaran masih berlangsung, kenapa mereka menggerombol di luar?

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Where stories live. Discover now