Holiday (1)

436 86 30
                                    

.

.

.

Senyum dulu yok :)

.

Jihoon menyusuri lorong gelap di rumah tua ini, tangannya mengangkat wadah lilin bertangkai tiga, menjulurkannya ke depan sebagai penerangan.

Padahal menyalakan saklar lebih efisien tapi ia hanya ingin menikmati sensasi berjalan dalam kegelapan di rumah tua layaknya dalam film-film horor.

Tujuannya adalah ruang baca. Lampu diruangan itu tampak masih menyala terang ketika ia berbelok ke lorong yang menuju ruang baca.

Jihoon berjalan santai ke arah cahaya lampu dan melongok ke dalam saat berhenti persis di depan pintu yang terbuka lebar.

Semua orang di dalam sana seketika menghentikan aktivitasnya dan menoleh.

"Mau apa kau ke sini?"tanya Asahi ketus.

Tapi Jihoon membalasnya dengan senyuman dan berjalan masuk. Ia langsung duduk di sofa panjang bergabung dengan Doyoung.

"Kalian sedang apa? Kenapa tak pergi tidur?"tanya Jihoon dengan raut penasaran.

"Kau lihat sendiri kami sedang apa,"ketus Asahi.

Jihoon berdecak kecil,"Marah-marah terus sa, untung tak menua."

Yoonbin yang sejak tadi membaca buku setebal kamus memilih menutup bukunya,"Kau sendiri kenapa belum tidur ji?"

"Belum ngantuk dan ingin mengobrol saja dengan kalian,"jawab Jihoon riang.

"Obrolan macam apa yang kau harapkan dari kami?"tanya Jaehyuk sinis.

"Kalian masih marah? Padahal aku memberikan penyelesaian yang hebat,"ketus Jihoon.

"Itu namanya kegilaan! Kegilaan!"sahut Jaehyuk menggebu-gebu,"Ingat rencanamu bahkan hampir gagal!"

"Yang penting kan sekarang sudah selesai, persidangan kasus Hyunsuk juga hampir selesai, kepala sekolah tak bisa mengelak banyak dan terancam masuk bui."

"Kudengar Yora ssaem semenjak mengalami kebutaaan, kesehatan mentalnya bermasalah,"ujar Doyoung, nadanya agak kasihan dan langsung ditanggapi sinis oleh Asahi.

"Ya anggap saja itu karma. Orang berbuat salah lalu minta maaf bisa disebut khilaf, tapi kalau salah tapi tidak mau sadar, ya jangan heran dia  kena batunya."

"Aku juga dengar Yuna pindah ke luar negeri. Ibunya menjemputnya."

"Kasihan sih, apalagi wakepsek kan sangat sayang pada anak satu-satunya, tapi mau bagaimana lagi, biar dia merenungi kesalahannya di penjara,"komentar Jaehyuk.

"Lagi pula semarah apapun Yuna aku yakin dia nanti kembali, aku tahu jelas dia anak baik, sekarang dia memang masih marah dan malu tapi suatu saat pasti dia kembali menemui wakepsek,"ucap Asahi.

Jihoon mengenyakkan punggung ke sandaran sembari melipat kedua tangannya di dada,"Ngomong-ngomong kalian pernah berlibur?"

Jaehyuk mengernyit,"Pernah lah, kau pikir kami manusia goa, tidak butuh refreshing, semedi terus di atas batu."

"Kalau yang kau maksud berlibur adalah pergi ke suatu tempat dan mempermalukan diri, ya kami pernah,"jawab Yoonbin kemudian melirik Jaehyuk, Asahi, dan Doyoung bergantian.

Ketiganya seketika teringat momen liburan di sky resort. Doyoung terkikik sedangkan dua pelaku yang bergulung-gulung di arena seluncur anak-anak hingga jadi tontonan sekian banyak pengunjung mendengus masam.

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Where stories live. Discover now