Crazy

408 82 19
                                    

I am not in the good mood guys, :') sorry for short update...

.

.

.

"Mark! Dimana anak itu? MARK!"Suara wanita menggelegar di entrance room. Wanita itu lantas naik ke lantai dua dengan langkah menghentak, tujuannya tak lain adalah kamar keponakan sulungnya.

"Nona Youngmin...,"panggil Ryuu yang tak sengaja berpapasan dengannya, tangannya membawa nampan makan siang untuk dibawa ke kamar Mark karena anak itu tidak mau ada pelayan yang masuk ke kamar.

Kata Mark, ia tak mau para pelayan melihat kondisinya yang menyedihkan. Bisa-bisa mereka menjadikannya bahan lelucon dan menertawainya.

"Dimana anak itu?"sergah Youngmin.

"Di kamar, Sean sedang memaksanya menelan obat."

Youngmin langsung meninggalkan Ryuu, berjalan tergesa-gesa menuju kamar Mark. Ryuu mengikutinya meski tak bisa mengejar karena membawa nampan.

Tanpa mengetuk Youngmin mendorong pintu kamar Mark dengan keras. Sean yang akan menyerahkan beberapa butir obat ke telapak tangan Mark menoleh, begitu juga si pemilik kamar.

"Song Minhyung, apa yang sudah kau lakukan pada Jihoon?"hardik Youngmin.

Sean cepat-cepat menaruh butir-butir obat ke telapak tangan Mark dan menghampiri Youngmin yang berjalan mendekati ranjang "Nona.."

"APA? Jangan menghalangi! Minggir!"

"Nona... Tolong setidaknya biarkan Mark minum obat dulu, baru setelah itu kalian bicara."

"Sakit apa dia? Hatiku ini lebih sakit!"

Youngmin menatap Mark yang terdiam dengan tajam,"Sudah kubilang berkali-kali jangan terlalu keras padanya! Otakmu bisa mencerna ucapanku kan?"

Mark tetap diam, menatap Youngmin saja tidak.

"Ceritakan padaku kronologi kejadian aslinya. Sebenarnya apa yang terjadi malam itu? Aku tahu kalian pasti mengatur media jadi aku mau dengar yang sesungguhnya! Sekarang!

Setelah membisu beberapa saat akhirnya Mark menoleh, tatapannya dingin,"Bibi, ceritanya persis seperti yang tertulis di media, apa lagi yang harus kujelaskan?"

"Maksudmu Jihoon memang berusaha menbunuhmu begitu? Anak sebaik Jihoon melakukan percobaan pembunuhan? Kau pikir aku percaya? Itu kemustahilan paling mustahil di dunia ini!"

Mark menyeringai kecil ,"Di mata bibi memang aku ini tokoh antagonis sedangkan Jihoon protagonis, apapun yang dilakukan antagonis pada si protagonis pasti dianggap salah, tapi sebaliknya apapun yang dilakukan protagonis pada si antagonis selalu dianggap benar."

Seringai kecil itu menghilang dan ekspresi Mark kembali dingin, bahkan lebih dingin dari sebelumnya,"Suka tidak suka itulah kenyataannya! Jihoon tidak terima dengan keputusan ayah, dia ingin merebut semuanya, tapi saat usahanya gagal dan terdesak dia bunuh diri! Jihoon sendiri yang ingin mati!"

"Anak ini benar-benar.... "geram Youngmin,"Sean Ambilkan aku Palu!"teriaknya.

Sean tersentak,"Ap-apa nona?"

"Ambilkan aku Palu! Biar kuhancurkan batu di kepalanya!"

Mark berdecih,"Sebaiknya bibi keluar, jika masih tak percaya salahkan diri bibi sendiri yang tak bisa menerima kenyataan."

Tanpa mengatakan apa-apa Youngmin berjalan keluar dengan langkah menghentak. Ryuu diam-diam mendesah lega, padahal ia sudah ketar-ketir akan terjadi pertengkaran hebat.

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang