Kontradiktif

592 94 41
                                    





Jihoon melangkah santai di koridor rumah sakit sambil bersiul-siul kecil, dibelakangnya Mashiho dan Doyoung setia mengikuti.

Sepanjang perjalanan ke rumah sakit keduanya sama sekali tak bicara dengan Jihoon karena Mashiho melarang Doyoung untuk menganggunya. Katanya, mood Jihoon pasti buruk karena bertengkar dengan kawan-kawannya tadi.

Sebuah peringatan yang 90% aneh bagi Doyoung karena dimatanya Jihoon terlihat sangat santai.

Doyoung sudah menelisik berkali-kali tapi dari sudut manapun tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa suasana hatinya sedang hujan badai, tapi kenapa Mashiho begitu kekeh melarangnya menyapa Jihoon?

Setelah beberapa menit menyusuri koridor, naik lift, lalu menyusuri koridor lagi, mereka akhirnya berhenti di depan salah satu pintu ruang rawat. Tangan Jihoon sudah terangkat hendak mengetuk, tapi mendadak pintu itu ditarik dari dalam.

Seorang wanita paruh baya berpakaian sederhana muncul dengan raut terkejut, mungkin karena tangan Jihoon masih dalam posisi mengetuk, juga karena kaget melihat wajah-wajah yang unfamiliar.

Jihoon buru-buru menurunkan tangannya dan membungkuk sedikit,“Selamat malam bi, kami teman sekelasnya Hyunsuk.”Mashiho dan Doyoung ikut tersenyum dan membungkuk.

“Ah begitu, mari masuk,”wanita itu mempersilahkan dengan senyum ramah, memperlihatkan kedua lesung pipitnya yang manis.

Baru saja melangkah masuk, Minhyuk langsung berseru kencang,“Jihoon hyung!”

Anak itu melompat turun dari kursi dan berlari kecil menghampiri Jihoon. Reflek, Jihoon berjongkok dan meraih tubuhnya untuk digendong.

“Hyung, kenapa baru datang sekarang?”

Jihoon tersenyum,”Maaf ya, hyung ada banyak tugas sekolah.”

Minhyuk cemberut namun tetap mengangguk paham.

“Mm.., maaf tapi apa kalian ada urusan setelah ini?”

Jihoon menoleh,”Bibi perlu bantuan? Kami tidak ada urusan lagi kok malam ini.”

“Kalau begitu bisa titip Hyunsuk sebentar, bibi harus mengantar Minhyuk pulang, dia belum makan malam dan belum ganti baju.”

Jihoon mengangguk sambil tersenyum,”Tentu, bibi bisa antar Minhyuk, biar kami yang jaga Hyunsuk.”

Wanita itu tersenyum lega dan mengucapkan terima kasih.

Jihoon menurunkan Minhyuk dari gendongannya dan mengusap rambut anak itu,”Sampai di rumah mandi, makan, belajar, lalu tidur. Jangan lupa sebelum tidur semuanya disiapkan biar pagi tak keteteran, lalu dasi, kaos kaki, dan barang-barang kecil lain jangan ditaruh sembarangan!”

Minhyuk mendengus,”Hyung cerewet benar sih, iya-iya.”

Jihoon terkekeh,”Kalau teledor lagi nanti hyungmu marah loh.”

Wajah Minhyuk yang semula secerah mentari pagi berubah sendu,”Tapi hyung kan sedang sakit, kata appa hyung sedang tidur panjang.”

Kedua tangan kecil Minhyuk mencengkram pergelangan tangan kanan Jihoon dan mengguncangnya pelan,“Hyung, kapan Hyunsuk hyung bangun? Masih lama ya?”

Jihoon berjongkok dan menarik-narik kedua pipi gembulnya,”Kalau hyung bangun memang Minhyuk mau bilang apa?”

Tanpa melepaskan tangan Jihoon dari pipinya Minhyuk menjawab,“Mau bilang terima kasih yang banyak, Minhyuk juga janji tidak akan nakal dan belajar lebih rajin. Oh ya, sekarang Minhyuk sudah bisa pakai dasi dan melipat baju sendiri, jadi hyung tidak akan marah-marah lagi.”

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Where stories live. Discover now