Percakapan Dini Hari

958 122 34
                                    

Tampak beberapa motor sudah terparkir rapi di garasi ketika Doyoung sampai. Ia segera menepuk-nepuk pelan tangan Jihoon yang melingkar di pinggangnya sepanjang perjalanan karena anak itu tertidur.

"Hoon, bangun hoon,"ujar Doyoung lembut, agak tak tega sebenarnya membangunkan waktu menatap gurat letih di wajahnya.

Karena hingga panggilan ketiga Jihoon tak kunjung bangun Doyoung memutuskan menggendong Jihoon masuk. Baru beberapa langkah melewati pintu, wajah cemberut Jaehyuk sudah menunggunya di ruang tamu. Tapi matanya langsung membelalak melihat siapa yang kini memeluk pundaknya.

"Loh Doy...."

"Nanti kujelaskan,"potong Doyoung cepat sebelum Jaehyuk mengoceh lebih panjang, "Yoshinori-Yoonbin mana?"

"Di ruang baca, aku kena omel kau tahu,"sungutnya.

"Urusanmu,"ketus Doyoung lalu pergi meninggalkan ruang tamu.

Meski tak menoleh ke belakang ia masih bisa mendengar bisikan kesal dari Jaehyuk yang mengatainya adik sialan. Tapi Doyoung tak peduli.

Ia membaringkan Jihoon pelan ke atas kasur lalu melepas kedua sepatunya yang kotor. Sepintas Doyoung bingung apa ia harus tetap membangunkan Jihoon untuk berganti pakaian dan mandi. Tidur memakai seragam pasti terasa tak nyaman kan.

Akhirnya ia mengguncang-ngguncang kecil bahu Jihoon sembari memanggilnya pelan, "Hoon, bangun hoon."

Pada panggilan kedua usahanya sudah berhasil membuat Jihoon membuka mata. Perlahan ia bangun setengah berbaring, wajahnya kuyu, matanya berkabut, dan rambutnya berantakan akibat tertiup angin di perjalanan tadi.

"Kok sudah di kamar?"tanyanya dengan suara serak sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling.

"Kau tidur mirip kerbau, susah dibangunkan,"ketus Doyoung. Niatnya cuma mau menjahili Jihoon.

"Begitu ya?"ujar Jihoon disela-sela menguap. Ia bahkan tak terpengaruh dengan pancingan menyebalkan Doyoung menandakan ia benar-benar sudah ngantuk berat dan kelelahan.

"Mandi sana, ganti baju lalu tidur lagi,"Doyoung melepas sepatunya lalu menaruhnya bersama sepatu Jihoon di rak kayu yang ada di depan kamar. Setelahnya ia masuk lagi, melepas jas, menggantungnya di gantungan baju lalu menjatuhkan diri ke kursi belajar.

Jihoon bangkit dari ranjang dengan malas, menyeret kakinya ke kamar mandi lalu menutup pintunya pelan. Namun dua detik kemudian pintu kembali terbuka,"Baju dan handuknya belum."

Doyoung hampir lupa padahal dia yang menyuruh Jihoon mandi. Ia segera melompat dari kursi, berjalan tergesa ke lemari dan mengulurkan sepasang piyama biru laut pada Jihoon.

"Terima kasih,"ujar Jihoon lalu pintu kembali tertutup.

Ketika ia hendak menjatuhkan diri lagi ke kursi pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, Yoonbin berdiri memegang kenop pintu menatapnya penuh arti. Doyoung menghela nafas pelan, ia tahu saudara-saudaranya pasti tak sabar menunggu penjelasannya.

Doyoung mengekori Yoonbin menuju ruang baca dimana sudah ada Yoshinori dan Jaehyuk yang masing-masing duduk di sofa coklat di tengah ruangan. Doyoung mengambil tempat di sebelah Jaehyuk mengabaikan tatapan Yoshinori yang mengikutinya sejak ia muncul di pintu.

"Doy..."

"Akan aku jelaskan,"potong Doyoung cepat, jujur ia malas mendengar ucapan-ucapan pembuka dari Yoshinori yang pasti terdengar mengintimidasi.

Doyoung mengambil nafas panjang sebelum memulai ceritanya, lalu setelah merasa siap ia mulai membeberkan segala kejadian mulai dari Jihoon mengikuti Jaehyuk hingga pembicaraan dengan Renjun tadi. Semua tak luput dia ceritakan kecuali soal kawan Jihoon yang ternyata juga punya niatan membunuh. Ia sudah berjanji untuk tutup mulut soal itu.

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang