Truth & Lie

890 101 59
                                    

Junkyu menyodorkan mug berisi coklat hangat pada Haruto yang sedang duduk menunggui Junghwan. Sejak mereka sampai satu jam lalu ia tidak mau meninggalkan Junghwan barang sebentar. Junkyu maklum, mereka berdua sudah akrab sejak SMP.

"Minum dulu to!"

Haruto mendongak,"Terima kasih,"ujarnya sambil menggengam mug.

Junkyu tersenyum,"Jeongwoo mau pesan makanan, kau mau apa?"

"Samakan saja, Yedam hyung mana?"

Junkyu menoleh ke pintu kamar yang terbuka,"Tadi sih ditelfon eomma Junghwan, wali kelasnya melapor ke orang tuanya soal Junghwan absen tanpa alasan."

"Lalu bagaimana?"

Junkyu menepuk sebelah bahu Haruto sambil mengerling dan meringis bodoh,"Tenang saja, Kalau sudah Yedam yang bicara orang tua mana yang tidak percaya."

Haruto mengangguk-angguk mengerti. Junkyu kemudian meneguk coklatnya, begitu juga Haruto. Lidah Haruto baru mencecap sedikit rasa manis coklat ketika tiba-tiba Junkyu menyemburkan coklatnya dan terbatuk-batuk kencang, membuat Haruto kaget hingga tersedak dan coklat dalam mugnya tumpah sebagian.

"JEONGWOO SIALAN, INI BUKAN COKLAT, INI GARAM!"

Junkyu berjalan tergesa keluar kamar sementara Haruto sudah mengumpati Junkyu dalam hati. Ia menatap kesal ke kemeja putihnya yang penuh bercak coklat. Jika tak segera dicuci, akan susah menghilangkan nodanya.

Haruto meletakkan mug ke meja nakas lalu berjalan ke luar untuk mencari Junkyu. Langkahnya langsung menuju ruang keluarga karena mendengar keributan. Semakin mendekati ruangan, semakin jelas teriakan-teriakan orang bertengkar.

"MAKSUDMU APA HA MEMASUKKAN GARAM KE GELASKU?"

"BERCANDA HYUNG ASTAGA!"

"BERCANDA KAU BILANG? BERCANDA? SINI KAU!"

Ketika Haruto sampai yang ia lihat adalah sepasang kaki menyembul dari balik sofa, menendang-nendang udara. Haruto mendekat dan langsung mendengus keras begitu melihat kelakuan dua orang di balik sofa. Jeongwoo berbaring di lantai dengan Junkyu duduk di atas perutnya, tangan Junkyu mengguncang-guncang kerah seragam Jeongwoo hingga kusut.

"Berapa sendok yang kau masukkan ha?"

"Tiga! Eh bukan...lima, eh ADUHHHHH.....BANGSAT KEPALAKU!"pekik Jeongwoo karena kepala belakangnya terantuk lantai.

"KAU MENGUMPAT PADAKU? BAGUS! SUDAH MENGERJAI HYUNGMU SEKARANG MENGUMPAT JUGA!" Junkyu semakin keras mengguncang kerah seragam Jeongwoo.

Sebagai balasannya, kedua tangan Jeongwoo mendorong  wajah Junkyu menjauh. Mendapat perlawanan Junkyu langsung mencengkram kedua lengannya.

Mereka mulai saling dorong hingga bergulung-gulung, beberapa detik Jeongwoo di atas lalu detik selanjutnya Junkyu membalik posisi. Terus seperti itu beberapa kali.

"DEMI APAPUN BISA DIAM TIDAK!"teriak Yedam yang baru datang dari arah ruang depan,"Eh Haru,"sapanya saat bertatapan dengan Haruto.

"Bagaimana hyung?"

"Tenang saja, masalah orang tua Junghwan beres."

"Kau bilang apa?"

"Aku bilang Junghwan sakit dan itu kelalaianku karena lupa mengatakan ke wali kelasnya, untung orang tua Junghwan sedang ke luar negeri, jadi mereka tak panik minta Junghwan cepat dipulangkan. Aku juga bilang mereka tak perlu cemas karena Junghwan akan kurawat sampai sembuh."

Haruto mengangguk-angguk,"Semoga mereka tak bicara pada orang tuamu, nanti ketahuan kita berbohong soal Junghwan menginap di rumahmu."

Yedam tertawa kecil sambil menepuk sebelah bahu Haruto,"Hei, kau lupa orang tuaku hampir selalu berangkat pagi buta dan pulang larut malam, kami bahkan jarang bertemu walau mereka pulang setiap hari, mereka tak akan tahu."

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang