Case

1.1K 162 50
                                    

Yedam mendengus pelan. Di seberang meja Jeongwoo sedang makan sambil asik menonton video di hp, entah apa yang ia tonton. Junghwan sedang mengantri makanan, sementara Junkyu sedang ada urusan dengan temannya. Dia bilang hanya sebentar, tapi 10 menit berlalu ia belum juga menyusul. Yedam menyendok kuah mie ke dalam mulut dengan lesu. Sedikit merasa bosan karena sejak tadi tidak ada yang mengajaknya bicara.

Suasana kantin sedang ramai-ramainya, setiap stand penjual dipenuhi siswa yang mengantri berjajar. Tiba-tiba wajah Jihoon dan Haruto terlintas di benaknya. Sebenarnya kapan mereka akan kembali ? ini sudah 3 bulan sejak mereka pergi ke Jepang. Kontak terakhirnya adalah saat mereka beramai-ramai menghubungi Haruto lewat Junkyu sebulan lalu. Setelah itu, baik pesan darinya maupun dari yang lain tak pernah dibalas, panggilan juga tak diangkat, bahkan kadang nomornya tak bisa dihubungi. Aneh sekali.., apa jangan-jangan kondisi Jihoon memburuk ? atau sudah terjadi sesuatu yang buruk ?

Spekulasi-spekulasi yang bermunculan di kepalanya membuat Yedam seketika kehilangan selera makan. Padahal saat perjalanan ke kantin, perutnya meronta-ronta kelaparan.

"Gila, tadi ada perempuan menyebalkan hyung, sudah jelas dia di belakangku, eh malah nyerobot," Junghwan meletakkan mangkuk mie ke meja sedikit kasar.

Tiba-tiba Jeongwoo tertawa terbahak-bahak sambil menunjukkan layar hp nya."Lihat hyung, video ini lucu sekali."

Junghwan mendengus, menghiraukan Jeongwoo dan memilih memakan mie nya sebelum dingin. Yedam juga tak tertarik sama sekali. Apanya yang lucu dari video bebek karet meloncat-loncat ? Kadang ia tak memahami selera humor Jeongwoo yang menurutnya terlalu receh.

"Kau makan apa hyung ?"

"Kau tak lihat aku makan mie,"jawab Yedam ketus sambil mengaduk-aduk mienya dengan garpu. Kepalanya tertunduk menatap gumpalan mie yang mulai mengembang. Moodnya sedang turun hingga ia tak begitu ingin diajak bicara sekarang.

"Boleh aku minta ?"

"Kau punya mie mu sendiri hwan, kenapa masih minta punyaku."

"Tapi aku mau punyamu."

"Bisa tidak jangan ganggu aku hwan," Yedam mengangkat kepalanya, menatap tajam Junghwan yang sedang asik mengunyah. Kedua pipinya menggembung karena mulutnya penuh mie sementara wajahnya agak kaget karena sentakan Yedam yang tiba-tiba.

Yedam menoleh pada Jeongwoo tapi bocah itu sedang tertawa-tawa sambil memukul-mukul meja. "Astaga ini lucu sekali hyung."

Kalau bukan mereka berdua lalu siapa yang bicara ?

"YEDAM HYUNG,"

Yedam, Junghwan ,serta Jeongwoo seketika menoleh ke sumber suara. Ketiganya kompak diam membatu melihat dua orang yang berdiri di dekat meja.

"Jihoon...Haruto....."

!@#$%^&*()

.

.

.

Jihoon melangkah beriringan dengan Haruto yang kedua tangannya penuh paper bag. Di sepanjang lorong semua pasang mata tertuju pada keduanya. Jihoon sadar ia jadi terkenal sejak kasusnya 3 bulan lalu. Kepergiannya ke Jepang yang mendadak pastilah menimbulkan banyak pertanyaan. Keluarga Song sendiri tidak memberikan penjelasan apapun, bahkan Mark pun tutup mulut soal kondisinya. Mana mungkin dia mengumumkan ke semua orang bahwa si bungsu Song sedang menjalani perawatan mental? Ia hanya memberi statement bahwa Jihoon mengalami luka cukup serius akibat insiden pengeroyokan di lapangan dan sedang berobat. Tapi manusia selalu punya imajinasinya sendiri kan?

Jeongwoo sempat mengatakan di telepon bahwa dibandingkan mempercayai pernyataan Mark, justru kabar yang paling banyak dibicarakan adalah bahwa dia sedang menjalani perawatan karena depresi, namun sayangnya beberapa lebih senang menyebutnya dengan kata seperti "tidak waras" dan "sakit jiwa".

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Où les histoires vivent. Découvrez maintenant