Broke (2)

488 80 26
                                    

Hello

Enjoy!

.
.
.

Musim Gugur!

Orang bilang musim gugur adalah musim yang indah sekaligus menyedihkan.

Disatu sisi guguran daun yang berterbangan dan berserak menyelimuti tanah adalah pemandangan alam menakjubkan, tapi di sisi lain harus ada kehidupan yang menghilang.

Kemudian, musim dingin pun datang memeluk kehidupan yang masih mampu bertahan. Sayangnya, melewati badai salju bukanlah cobaan ringan.

Diingat-ingat, Junkyu selalu menyukai musim gugur, ia menikmati bagaimana daun-daun maple meliuk-liuk anggun di udara sebelum tergeletak di tanah, menjadi sampah.

Junkyu menyukai kilau cahaya matahari di sore hari yang menembus daun-daun sewarna emas, atau pemandangan jalan raya yang basah oleh hujan dari balik kaca kafe sudut jalan.

Tapi kegiatan yang paling Junkyu sukai adalah berjalan di bawah payung saat gerimis atau selepas hujan reda, menikmati aroma hujan yang khas.

Junkyu menyukai musim gugur, terlepas dari fakta banyaknya kehidupan yang harus dikorbankan. Sekalipun musim adalah siklus alam, tapi seluruh tanaman itu juga makhluk hidup kan, mereka bernafas.

Ini hanya pikiran sederhana, sangat sederhana, tapi kenapa malah membuat hatinya sakit?

Junkyu menghela nafas berat, entah untuk kesekian kalinya. Dalam benaknya, musim gugur yang sangat ia sukai seperti kemenangan besar yang diperoleh Haruto.

Setelah sekian lama menderita Haruto akhirnya bebas. Haruto, sahabat terdekat yang ia miliki setelah Yedam, juga bocah yang ia anggap adik sendiri, akhirnya terbebas dari belenggu keluarga majikannya.

Majikan, menyebut nama keluarga itu saja entah kenapa Junkyu merasa aneh. Usai kepergian Jihoon, segala yang berhubungan dengan dirinya seolah terkutuk.

Sejak meninggalkan pulau, tak ada yang menyebut namanya, bahkan Junghwan yang terlihat paling kehilangan tak pernah membahasnya.

Lalu, jika musim gugur seperti kemenangan yang selalu didamba, perasaan sederhana tentang kehidupan yang harus pergi demi keindahan musim gugur adalah Jihoon. Mungkin seperti itu.

Jujur saja, awalnya Junkyu tak begitu peduli saat tahu Haruto mendorong Jihoon ke laut. Kenapa dia harus peduli? Toh selama ini dia hanya berpura-pura baik.

Junkyu sadar dari awal mereka bermain kotor, jadi sebisa mungkin ia menanamkan dalam kepalanya bahwa Jihoon hanyalah target. Sebaik apapun perlakuan yang ia berikan, pada akhirnya Jihoon hanyalah target yang harus terluka.

Selain itu sejak awal Junkyu sudah membencinya, bukan karena mereka punya masalah, tapi citra keluarganya yang memperlakukan Haruto dengan buruk sudah cukup membuatnya membencinya. Junkyu membencinya, hingga sekarang!

Jika dulu Junkyu membencinya karena Haruto, sekarang ia membenci Jihoon karena membuat mereka berlima..... perlahan-lahan hancur oleh kekosongan dan rasa bersalah.

Sebenarnya apa yang sudah Jihoon lakukan? Apa kebaikan yang sudah dia lakukan sampai-sampai mereka berlima terdampak atas kepergiannya. APA? APA YANG SUDAH DIA LAKUKAN UNTUK MEREKA BERLIMA?

TIDAK ADA! TIDAK ADA YANG JIHOON LAKUKAN!

Lalu kenapa sampai detik ini Junkyu tak bisa merasa baik-baik saja?

Junkyu meremat pegangan payung kuat-kuat, kenapa? Kenapa semuanya jadi begini?

Perasaan ini mirip dengan saat ia tak sengaja membunuh ayahnya sendiri. Membunuh ya......

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Où les histoires vivent. Découvrez maintenant