Anger & Darkness

1K 122 13
                                    

Ini panjang dan brom alert. Siapkan diri!!! ~
Btw, habis Jihoon, si Ben update profile ig dong :').... Hatiku!!!!

Gelap! Lagi-lagi Jihoon terjebak di sebuah tempat gelap nan dingin. Selebar apapun kelopak matanya terbuka yang tampak hanyalah gelap.

Jihoon menoleh ke kanan kiri dengan was-was, ia merasa diawasi dari segala sisi. Bulu kuduknya meremang dan tubuhnya gemetaran. Dari sekian banyak mimpi buruk aneh yang ia alami, mimpi inilah yang paling ia benci.

Tiba-tiba sesuatu mencekik leher Jihoon kuat dari belakang. Ia merasa kali ini yang mencekiknya adalah sepasang tangan dengan kuku-kuku tajam panjang.

Jihoon berusaha berontak dan melepaskan cengkraman tangan itu, tapi upayanya sia-sia. Cekikan pada lehernya makin kuat hingga ia tak bisa bernafas dan kuku-kuku tajam si pencekik menusuk kulit lehernya hingga berdarah.

Jihoon merasa nafasnya sudah mendekati ujung tanduk, namun tiba-tiba ia dilempar jauh, wajahnya menghantam dinding keras dan ia terbangun.

Nafas Jihoon tak karuan dan reflek ia memegang lehernya. Rasanya sakit seolah sesuatu memang baru mencekiknya ketika ia tidur.

Piyamanya basah dengan keringat dan tubuhnya terasa sangat panas. Rasa panasnya makin membakar menjalar ke leher hingga ke wajah.

Tak tahan, Jihoon melempar selimutnya dan berlari ke kamar mandi, melepas seluruh pakaiannya tegesa dan mengguyur badan dengan shower.

Air dingin menghujani rambut dan punggungnya hingga rasa panas yang menyiksa tadi berangsur-angsur mereda. Jihoon mengusap wajahnya dengan mata terpejam.

Ia tak mengerti mengapa setiap habis bermimpi aneh tubuhnya terasa panas dan kali ini adalah yang terparah. Bukan sekali dua kali Jihoon bermimpi sesuatu mencekiknya tapi sebelumnya cekikan itu tak pernah sampai membuatnya merasa diujung kematian.

Sudah setahun ini Jihoon terus mengalami mimpi seperti barusan. Sebelumnya mimpi anehnya hanya terjadi sebulan sekali, tapi mimpi kali ini rentang waktunya belum ada dua minggu dari mimpi buruknya yang terakhir.

Mimpi-mimpi anehnya sangatlah acak dan terasa sangat nyata. Kadangkala Jihoon hanya berdiri di depan cermin, memperhatikan sosok yang memunggunginya di dalam cermin.

Di lain hari ia bermimpi berdiri di ujung tebing di depan lautan berwarna merah. Ombak bergulung-gulung besar menghantam batuan karang di bawah tebing.

Ilmu sains memberi penjelasan bahwa warna air semerah darah itu berasal dari ganggang merah yang menutupi permukaan air, tapi apa di mimpinya juga sama?

Yang paling mengerikan adalah saat Jihoon bermimpi sesuatu mencoba membunuhnya dalam kegelapan.

Biasanya sesuatu itu menusuk punggung, perut, atau kakinya dengan benda tajam yang Jihoon tak bisa lihat bentuknya karena terlalu gelap, tapi sasaran paling sering adalah leher. Kadang lehernya dililit sesuatu dan kadang sepasang tangan mencekiknya seperti tadi.

Usai membasuh seluruh badan, Jihoon memakai piyamanya lagi, namun sewaktu akan mengaitkan kancing, Jihoon tanpa sengaja menatap ke cermin dan melihat tanda di sisi kiri bawah pinggang.

Ia mendekat ke cermin, memperhatikan sebuah tanda yang menurutnya agak aneh jika disebut tanda lahir. Tanda itu berupa pola hitam tak beraturan mirip sulur-sulur yang saling berkait. Tangannya meraba tanda itu dan ia langsung mendesis perih.

Rasanya seperti menyentuh luka bakar baru yang masih panas meski kulitnya baik-baik saja. Tanda itu memang selalu terasa perih setiap kali ia habis bermimpi tapi tak pernah semenyakitkan ini seolah kulitnya melepuh terbakar.

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Where stories live. Discover now