Purnama

981 111 52
                                    

Yoonbin mendorong pintu kaca lalu masuk bersama empat saudaranya yang lain. Cofee shop sedang sepi, jadi ia tak perlu mengedar pandang mencari sosok yang hendak ditemui karena mereka tampak mencolok. Di ujung dekat jendela, dua meja sudah disatukan dan lima orang duduk mengitari meja.

Mereka sampai bersamaan ketika pesanan Haruto dan kawan-kawannya datang.

"Menunggu lama?"tanya Yoonbin.

Haruto menggeleng,"Duduk dulu."

Yoonbin dan lainnya menempati kursi-kursi kosong yang sudah ditata. Yoonbin dan Yoshinori bersebelahan dengan Junkyu - Yedam, sementara di seberang Jaehyuk, Asahi dan Doyoung bersebelahan dengan Junghwan - Haruto.

"Asahi bilang ada yang mau kalian tanyakan soal Jihoon,"Yoonbin membuka pembicaraan.

"Sebaiknya kalian pesan minum dulu,"ujar Junkyu.

Yoshinori pun berdiri untuk pergi memesan, ia berjalan sambil bertanya lewat pikiran pesanan empat saudaranya. Doyoung menyahut Cappucino, Yoonbin latte, dan Jaehyuk dan Asahi sama-sama Frappucino. Ia sendiri berniat memesan Macchiato.

Yoshinori tersenyum pada si pelayan yang menyuruhnya menunggu sebentar sementara struknya dicetak. Begitu mendapat kembalian, Yoshinori kembali ke tempat duduknya.

"Jadi ada apa?"tanya Yoonbin.

"Aku langsung saja, 3 hari yang lalu kalian bertemu Jihoon?"tanya Haruto balik.

"Ya, Jihoon memang menemui kami, dia protes masalah jumlah iuran yang terlalu besar."

Junkyu mengernyit,"Jihoon protes? Kenapa?"

"Dia kasihan pada anak-anak beasiswa dan anak-anak yang hanya dari keluarga biasa, kukatakan bahwa semua itu wewenang wakepsek dan kepsek lalu dia bilang mau menemui wakepsek setelahnya."jawab Yoshinori.

Kening Haruto berkerut tipis,"Jadi setelah itu dia menemui wakepsek?"

Yoshinori mengedikkan bahu,"Entah, Doyoung bilang Jihoon pingsan di kamar mandi kelas tiga, entah dia sudah bertemu wakepsek atau belum."

Haruto menoleh pada Doyoung,"Doy, anak beasiswa di kelasmu siapa?"

"Hyunsuk."

Haruto merasa tidak asing dengan nama itu, ingatannya menggali-gali kapan ia mendengarnya, kemudian muncul sekelebat ingatan ketika Jihoon menyuruhnya membelikan makanan untuk teman kelasnya bernama Hyunsuk juga kejadian pelayan yang mimisan di Kayoi restoran.

"Dia yang bekerja di restoran itu kan?"

Doyoung mengangguk.

Haruto terdiam, Jihoon tiba-tiba memprotes kebijakan sekolah dan ia yakin penyebabnya karena simpatinya pada Hyunsuk. Tapi apa hubungannya dengan Mark?

"Apa Mark hyung berkonstribusi dalam penetapan iuran?"

Yoonbin menggeleng,"Itu usulan OSIS sendiri, lalu disetujui oleh kepsek setelah perundingan rapat para guru."

Haruto kembali termanggu, jika Mark tak ikut andil, lalu apa yang membuat Jihoon semarah itu pada Mark? Sulit untuk memperkirakan penyebab lain karena Haruto tak tahu pasti apakah Jihoon sudah menemui wakepsek atau belum.

Kalau dia pingsan di kamar mandi kelas tiga kemungkinan belum sempat ke ruangan wakepsek. Jikapun Jihoon sudah menemuinya dan merasa emosi karena suatu alasan, buat apa lari jauh-jauh ke kamar mandi gedung kelas tiga kalau dekat kantor guru saja ada kamar mandi?

Pikiran Haruto kini ribut sendiri dan Yoonbin dapat merasakannya. Ia dapat merasakan bahwa Haruto tengah berpikir keras.

Doyoung menghela nafas pelan,"Kalian benar-benar tidak tahu apa yang terjadi pada Jihoon?"tanyanya dengan nada khawatir.

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang