Discussion

1K 113 16
                                    

Junghwan mengetuk pintu coklat yang terdapat tulisan "klub jurnalis" pada papan di atas pintu. Pintu kemudian terbuka dan Mashiho muncul dari dalam.

"Langsung masuk saja hwan, tidak usah sungkan, berapa kali sih kubilang, kau kan sudah jadi anggota."

Junghwan menggaruk tengkuk canggung,"Iya hyung." Meski sudah jadi anggota ia tetap saja canggung karena belum akrab dengan anggota lainnya.

Mashiho kembali ke meja, menghadap laptopnya. Junghwan melongok melihat apa yang sedang ia kerjakan,"Hyung sedang apa?"

"Layout halaman,"jawab Mashiho, "Ugh,,,masih banyak yang perlu di layout, tapi masih ada artikel yang belum terkumpul, padahal sudah kutagih semalam,"keluhnya.

"Banyak yang belum?"

"Sekitar lima lagi, loh,"tiba-tiba Mashiho berdiri dengan sedikit menggebrak meja hingga Junghwan tersentak kaget,"YUNSEO MANA? INI FOTO ARTIKEL KHUSUS BELUM LENGKAP!"

"Yunseo tadi masih kusuruh, sabar Mashi sabar,"ujar Yuqi si ketua klub. Kedua tangannya memberi isyarat calm down.

Mashiho mendengus,"Aku sudah bilang minta lima foto, kenapa cuma dikasih 3."

Junghwan mengerjap-ngerjap heran. Ia pikir Mashiho tidak akan bisa marah dengan keras karena sikapnya selama ini selalu kalem dan menggemaskan. Faktanya berbanding 180 derajat dengan dugaanya.

Mashiho menempelkan layar ponsel ke telinga, menunggu sebentar hingga panggilannya diangkat, lalu berkata,"Artikel sekarang! Ke sini dalam 5 menit, kalau tidak foto aibmu sampai ke pujaan hatimu!" kemudian sambungan langsung ia putus.

Junghwan meringis miris dan tak sengaja berpandangan dengan Yuqi yang langsung berbisik tanpa suara"Sudah biasa."

Mashiho menghubungi kontak lain dan kembali berteriak, "Artikel sekarang! 5 menit tak ke sini kuadukan eomma mu kau bolos les bukan karena belajar denganku tapi main ke game centre!"

Yuqi yang sejak tadi menahan geli akhirnya tertawa,"Siapa Mashi?"

"Seungmin - Jeongin lah,"jawabnya kesal,"Dasar sepupu tidak berguna."

"Sibuk sekali ya hyung? Aku bantu apa?"tawar Junghwan.

"Iya hwan, soalnya sudah harus naik cetak awal Maret, jadi waktu murid baru masuk sudah siap disebar,"nada suara Mashiho seketika kembali kalem seperti biasanya.

Junghwan mengangguk-angguk,"kalau begitu aku bantu apa hyung?"

"Oh, itu tadi aku sudah siapkan postingan untuk di up di website, tolong upload kan ya, langsung kerjakan di komputer itu saja,"tunjuk Mashiho pada komputer di meja kerja.

Junghwan berjalan ke komputer dan mulai melakukan pekerjaanya. Beberapa menit kemudian sewaktu ia hampir selesai, pintu ruang klub terbanting keras. Dua orang berlari masuk dengan terengah-engah menghampiri meja Mashiho.

"Nih,"Jeongin mengulurkan sebuah usb begitu juga Seungmin.

Mashiho tersenyum manis,"Terima kasih."

Jeongin menjatuhkan diri ke lantai seolah hampir pingsan, dahinya berpeluh dan dadanya naik turun tak beraturan. Kondisi Seungmin sama saja, ia berbaring telentang di lantai, memenuhi jalan sehingga menghalangi anggota lain yang mau lewat.

"Kok kalian bisa barengan?"tanya Mashiho.

"Kami ketemu di koridor,"Jeongin masih mencoba mengatur nafas, ia mengangkat kepala sedikit hanya untuk menatap dendam Mashiho,"Dasar sepupu tidak beradab, aku sedang di lantai tiga tadi!"teriaknya kesal.

"Kan aku tidak tahu,"jawab Mashiho santai, sama sekali tak tampak bersalah.

"Aku lebih parah ngomong-ngomong!"Seungmin mengangkat tangannya, "Changbin hyung baru menyuruhku ke gedung kelas tiga lantai tiga cuma buat hal tidak penting lalu tiba-tiba kau menelepon menyuruhku ke sini, aku harus lari-lari turun tangga melewati lapangan, rasanya nafasku mau putus!"ujarnya setengah berteriak.

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Where stories live. Discover now