Benarkah ?

986 139 51
                                    

Jihoon dan Jeongwoo tertawa melihat Junghwan cemberut sembari menyedot milkshakenya. Anak itu baru saja ngambek karena digoda habis-habisan oleh dua J. Tadi pagi ada kejadian tak terduga dimana tiba-tiba Junghwan mendapat ungkapan perasaan dari kakak kelasnya. Mereka memang kenal karena satu tempat les, tapi tidak akrab. Ketika Junghwan bertanya alasannya, gadis itu bilang Junghwan sangat baik dan tindakannya yang rela babak belur membantu Jihoon waktu di keroyok di lapangan dulu sangatlah heroik, karena itu dia ingin lebih dekat dengan Junghwan.

"Tidak tahu saja dia siapa dalang sebenarnya dibalik DarkTreasure,"ujar Jeongwoo.

"Lalu kau bagaimana hwan ?"tanya Jihoon.

"Ya aku bilang tidak bisa lah hyung, memang aku harus jawab apa lagi,"jawab Junghwan ketus.

"Kau tadi didekati saja sudah panas dingin mau kabur begitu,"ejek Jeongwoo.

Wajah Junghwan makin cemberut karena ucapan Jeongwoo adalah fakta. Ia tidak terbiasa didekati perempuan secara khusus dan tiba-tiba tadi ada gadis yang bilang suka padanya. Seketika ingin rasanya Junghwan kabur dan sembunyi. Orang tuanya selalu memperingatkannya untuk tak terlibat percintaan dulu. Junghwan merasa masih kecil dan tidak siap dengan perasaan semacam itu. Hidupnya masih berpusat pada laptop, game, dan klub sekolah.

"Kau sudah besar loh hwan, tidak mau mencoba pacaran ?"tanya Jihoon.

"Halah bicara begitu pada anak baru enam belas tahun padahal kalian yang tujuh belas tahun saja masih sendiri,"cibir Junghwan.

"Ya biasa saja! gak usah sewot," Jeongwoo melempar tisu ke arah Junghwan karena merasa tersindir.

"Haruto bagaimana? pasti banyak yang suka kan,"Jeongwoo menoleh pada Haruto yang sejak tadi diam menikmati makan siangnya.

"Tidak usah ditanya juga sudah jelas, Haruto lewat saja anak perempuan kelasku sudah heboh,"jawab Jihoon.

Haruto hanya mendengus, "Kalian dari tadi bicara hal tidak penting."

Jeongwoo menyikut lengan Haruto keras, "Kau menganggap masa depan adik kesayangan kita tidak penting ha?"

"Apa sih hyung, Haruto benar, sudah ah ganti topik."

"Lagipula kalau ternyata Junghwan nanti belok bagaimana? "ujar Haruto.

"HA?"teriak Jeongwoo kaget sementara Junghwan batuk-batuk tersedak minumannya.

"Apa? aku cuma bicara kemungkinan,"jawab Haruto dengan wajah tak bersalah.

"To, mending kau diam seperti tadi, sekali buka mulut bicaramu ngawur,"ujar Jeongwoo.

Jihoon tertawa keras melihat perdebatan kecil mereka, namun tawanya terhenti ketika melihat Junkyu dan Yedam dari arah pintu kantin.

Yedam menatapnya tapi Junkyu mengalihkan pandangan dan langsung menarik Yedam ke salah satu penjual makanan.

"Junkyu hyung masih marah ternyata, padahal ini sudah beberapa hari,"ujar Junghwan, barusan dia juga bertemu pandang dengan Yedam.

"Junkyu kan memang keras kepala,"jawab Jihoon.

"Sampai kapan sih dia mau kepala batu seperti itu,"seru Jeongwoo kesal, "Masalahnya dia menyeret Yedam hyung dipihaknya, dia jadi tidak bisa bicara leluasa dengan kita padahal yang bermasalah siapa."

"Nanti dia juga kembali,"ujar Jihoon tenang.

"Setelah ini aku mau ke perpus, kau ikut Ji?"tanya Haruto.

Jihoon menggeleng, "Sedang malas."

Haruto mengangguk mengerti, ia sudah selesai makan dan berniat pergi sekarang. Haruto bukannya mau meminjam buku, tapi ia tahu orang yang ia cari sekarang sedang ada di perpustakaan. Setidaknya ia harus bicara dengannya sebelum bel masuk.

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt