Teman

1.2K 187 5
                                    

BRAK !!!

Pintu coklat sebuah kamar dibuka kasar dari luar namun penghuni kamar itu sama sekali tak nampak terkejut. Ia sedang memakai dasinya menghadap cermin. Kepalanya lantas menengok ke pintu sambil bibirnya menyunggingkan senyum cerah, "Selamat pagi Jihoon."

Jihoon melangkah masuk tanpa berniat menjawab sapaanya. Ada hal penting yang harus ia bicarakan. Kakinya berhenti beberapa langkah di belakang punggung laki-laki itu.

"Sudah kubilang jangan menganggu Haruto !" ujarnya dingin.

Mark menghela nafas jengah lalu memutar tubuh sepenuhnya menghadap Jihoon. "Sepagi ini dan anak itu sudah membuat kita bertengkar."

"Sebenarnya apa masalahmu dengan Haruto ?"

"Anak pelayan itu selalu menyusahkanmu Jihoon, ayah selalu memarahimu karena dia selalu lebih unggul !"

"Itu urusanku, tidak usah ikut campur !"

"Bagaimana aku tak ikut campur? Kalau kau bisa melakukannya sendiri aku tak perlu repot-repot memukulnya."

"KAU SENGAJA?"teriak Jihoon berang.

"JANGAN BERTERIAK PADAKU JIHOON."

Sesaat Jihoon tersentak kaget dan jantungnya berdetak cepat.

"Awalnya tidak, aku memang tak suka padanya dari dulu, tapi kau menganggapnya teman berharga, jadi kupikir memukulnya akan membuatmu berusaha makin keras untuk lebih baik, supaya dia tak terus-terusan disalahkan, nyatanya bahkan setelah semua tekanan itu kau tetap tak bisa mengunggulinya Jihoon."

Kata-kata Mark barusan menohok Jihoon hingga ke ulu hati, menimbulkan rasa nyeri luar biasa. Bibirnya bergetar menahan marah, kedua tangannya terkepal erat di kedua sisi tubuh, dan matanya menatap benci tepat ke kedua mata kakaknya yang dingin.

Jihoon mengangkat tangan kanannya yang gemetar, mengarahkan telunjuknya ke depan wajah Mark, "Jangan pernah lakukan hal semacam itu lagi,"ucapanya bergetar saking kuatnya menahan emosi.

Jihoon kemudian pergi meninggalkan Mark begitu saja. Kedua tangan Mark mengepal kuat. Dalam benaknya lagi-lagi anak pelayan itu membuatnya bertengkar dengan sang adik.

@#$%^&*()

.

.

.

Kelas sudah ramai ketika Jihoon masuk. Ia merasa sedikit tak nyaman dengan beberapa pasang mata yang mengikutinya ke bangku karena biasanya Jihoon orang pertama yang duduk di kelas. Namun pertengkarannya dengan Mark pagi ini membuatnya terlambat dari jadwal biasanya. Hari ini ia juga tak berangkat dengan Haruto karena Jihoon sengaja menyuruhnya berangkat lebih dulu. Haruto tak boleh tahu konfrontasinya dengan Mark pagi ini.

Jihoon menghela nafas kala melihat tulisan kapur berbunyi "ORANG ANEH" di bangkunya. Ada juga kalimat-kalimat lain dengan ukuran lebih kecil seperti cupu, jelek, dan sampah. Ini salah satu alasan kenapa Jihoon selalu berangkat pagi, tentu untuk mengamankan bangkunya dari tangan-tangan jahil.

Jihoon mengambil tisu dan botol air dari dalam tas lalu mulai membersihkan permukaan bangku. Ia begitu tenang karena memang kejadian ini bukan pertama kali. Jihoon sudah mendapatkan perlakuan tak menyenangkan di kelas dari awal semester. Entah apa penyebabnya, mungkin karena ia tampak pendiam, lemah, dan si pintar yang patut dicemburui.

Sebuah kertas melayang mengenai kepalanya dan jatuh ke dekat kakinya. Jihoon mendengus pelan, menatap beberapa anak laki-laki yang tertawa ke arahnya. Jika teman-temannya melihat ini Jihoon pastikan kelasnya sudah berubah ricuh.

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Where stories live. Discover now