Rahasia Junghwan

381 74 19
                                    


Junghwan menatap cemas ke arah jam tangannya. Berkali-kali ia melihat pergerakan jarum jam. Bola matanya bergulir jam tangan - hadiah -  jam tangan - hadiah, terus seperti itu beberapa kali.

"Arghhh.... "Junghwan mengacak rambutnya frustasi. Ia benar-benar penasaran dengan benda yang terbungkus kertas kado itu.

Untuk membunuh bosan selama 15 menit berikutnya Junghwan tenggelam dalam permainan game. Rupanya kegiatan itu cukup mengalihkan fokusnya karena hingga pukul 4.07 Junghwan masih serius main game.

Ketika pandangannya tak sengaja menangkap jarum jam di pergelangan tangan, Junghwan terkesiap.

Ia buru-buru mencari gunting di laci dan membongkar kertas yang membungkus benda pemberian Jihoon.

Junghwan tertegun melihat benda yang rupanya lukisan itu. Potret seorang pria yang wajahnya tertutup topeng kitsune.

Junghwan meneguk ludah kasar, apa maksudnya ini?
Kilasan masa lalu muncul di kepalanya, rasa sakit itu juga datang lagi.

Perlahan tangan Junghwan turun dan ia meletakkan lukisan itu ke lantai. Ap maksudnya ini?

Pikirannya mendadak kosong, begitu juga tatapannya seperti linglung.

Junghwan memandang lukisan itu lagi dan menyadari ada kertas berwarna biru tergeletak di lantai, hampir tertumpuk kertas pembungkus yang berceceran. Pasti jatuh saat ia membongkar kertas.

Junghwan mengambil kertas itu dengan tangan gemetar, membuka lipatannya dan membaca tulisan rapi yang ditulis dengan tinta hitam.

Junghwan~a

Aku turut prihatin atas apa yang terjadi padamu waktu SMP. Seingetku kau pernah berbohong, mengatakan bahwa alasanmu berhenti mengikuti klub basket karena eomma mu marah-marah.

Junghwan~a, sekarang kau sudah bisa memandang masa depan yang lain bukan? Kau sudah merelakan apa yang terjadi di masa lalu kan?

Teruslah seperti itu!

Aku bangga karena kau bisa lepas dari amarah masa lalu dan belajar menerima. Jangan sepertiku atau Haruto oke....

Thank You for everything and take care yourself, ingat setelah ini mereka adalah tanggung jawabmu. Aku mempercayakan mereka padamu.

Satu bulir bening meluncur lurus ke dagunya saat Junghwan telah selesai pada kata terakhir.

Kertas digenggamannya ia remat kuat dan kepalanya ia tenggelamkan ke lutut.

"Kalau tahu kenapa tak pernah bilang? Kenapa diam saja?"ucapnya kesal namun air matanya makin berlinang.

"Sialan... Sialan... Sialan!"

Junghwan mengacak-acak rambutnya sendiri lalu berdiri dan berlari keluar kamar. Ia harus mencari Jihoon sebelum segalanya terlambat.

Ketika mereka duduk di pagar beton malam itu dan memanjatkan permohonan saat bintang jatuh, Junghwan telah berdoa pada semesta.

"Semoga Jihoon memaafkannya, memaafkan mereka semua, dan suatu hari hati mereka berenam benar-benar bisa menyatu."

Ada bintang yang melesat ketika Junghwan baru selesai memanjatkan doanya. Itu artinya semesta merestuinya bukan?

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Where stories live. Discover now