Stranger (3)

656 76 54
                                    

.


Masih nunggu?

Enjoy!

.

.

Jeongwoo baru menyelesaikan soal terakhir ketika suara alarm ponselnya berdering. Jeongwoo memang terbiasa menggunakan teknik 30 menit belajar 5 menit istirahat dan barusan tepat waktu sekali. Jeongwoo menutup buku PR nya dan bergegas meraih ponsel di atas kasur.

Banyak pendapat mengatakan, aturan pertama untuk tidur cepat dan nyenyak adalah menjauhkan layar biru dari pandangan. Memang benar, tapi Jeongwoo malah merasa aneh berbaring tanpa mengecek ponsel.

Jeongwoo malah merasa gampang tidur waktu mendengarkan podcast atau menonton video, dan sebaliknya akan susah terpejam tanpa menonton sesuatu --- kecuali dalam kondisi kelelahan dan sekarang Jeongwoo sedang bugar ---

Jeongwoo memutuskan menonton acara mukbang, bukan pilihan tepat karena alih-alih tidur biasanya perutnya akan terpancing lapar, tapi karena tak ada tontonan menarik lain ya sudah.

Baru 15 menit video berjalan, benar kan, Jeongwoo iri, ingin makan, seingatnya masih punya persediaan ramen.

Jeongwoo berlari kecil ke dapur, rumah sepi seperti biasanya, bahkan asisten rumah tangganya tak kelihatan. Hal pertama yang ia jamah saat sampai di dapur adalah kulkas. Matanya berbinar melihat dua bungkus ramen.

Ramen instan adalah salah satu makanan terenak di dunia (menurutnya) juga praktis, tapi Jeongwoo punya batasan maksimal sebulan hanya 3 kali. Pernah juga ia sengaja tak menyetok di kulkas, jadi dalam sebulan lidahnya sama sekali tak mencecap bumbu pengawet itu.

Dibanding instan, pesan di restoran atau masak sendiri lebih sehat, itu prinsipnya!

Masalah dapur Jeongwoo memang handal, tapi soal pekerjaan rumah lain bodohnya sebelas dua belas dengan Junghwan (ingat chap laci kenangan, insiden pel lantai).

Sambil menyanyikan lagu Treasure terbaru, Jeongwoo merebus ramen di dalam panci. Membayangkan ramen dengan telur dan irisan daging saja sudah membuatnya kelaparan.

"Tuan muda!"Pekikan asisten rumah tangganya yang berlari tergopoh-gopoh dari ruang depan membuat Jeongwoo yang fokus meniriskan mie menoleh.

"Tuan, cepat sembunyi, sekarang!"

"Ha?"Jeongwoo blank, maksudnya apa? mau main petak umpet?

"Tuan, pokoknya sembunyi sekarang!"Bibi Hanbyul menarik-narik lengannya paksa, hampir saja Jeongwoo menyenggol mangkuk mie nya karena kaget.

"Apa sih bi?"pekik Jeongwoo kesal,"Ada apa? sembunyi dari apa?"

"Tuan Oh...."

Tubuh Jeongwoo membeku mendengar nama yang sangat familiar, tapi bukannya orang itu...

"Tuan, Bomsik sedang menahannya di luar, Tuan Oh mengamuk memanggil-manggil nama anda dan Nyonya Sora,"nadanya sangat khawatir saat menyebut nama suaminya yang entah bernasib bagaimana di luar sana.

"Ta-tapi bagaimana bisa..."

"Tuan, cepat sembunyi!"Pekik Hanbyul saat mendengar suara pintu depan terdobrak.

"Sudah telpon rumah sakit?"tanya Jeongwoo dalam kepanikan.

Hanbyul menggeleng ribut,"Belum sempat tuan, anda harus sembunyi dulu."

"PARK JEONGWOO!"

Suara menggelegar samar dari ruang depan itu membuat tubuh Jeongwoo gemetar, Hanbyul yang makin panik mendorong Jeongwoo untuk segara sembunyi, dia bilang akan menahan selama mungkin sementara Jeongwoo menghubungi bantuan.

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Where stories live. Discover now