Rahasia Yedam

433 74 15
                                    

Yedam baru kembali dari kamar mandi saat netranya tak sengaja melihat hadiah pemberian Jihoon bersandar di dinding.

Oh ya, jam berapa sekarang? Yedam melirik jam di atas lemari kecil, sudah pukul 4.30 rupanya. Sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk Yedam melangkah dan duduk di atas futon.

Aroma harum shampo bercampur aroma segar dari sabun mandi menguar dari tubuhnya. Ia hanya mengenakan T-shirt hitam dan celana pendek berwarna cream selutut.

Kamar jadi terasa lebih lengang setelah Junkyu pindah tidur di kamar lain sendirian. Moodnya yang buruk setelah peristiwa di tepi danau tak memungkinkan baginya untuk sekamar dengan Jaehyuk.

Salah-salah malah akan menyulut perkelahian sengit jika mereka berdua bersenggolan dan Junkyu pasti sulit mengontrol emosinya. Tapi barang-barangnya sebagian masih di lemari, nanti diambil.

Yedam mengambil cutter dari dalam laci lemari untuk membuka hadiah besar itu. Karena futonnya digelar didekat lemari gampang saja ia meraihnya tanpa perlu berpindah tempat. Sumpah, Yedam penasaran, sebenarnya apa isinya? Semoga bukan kejutan buruk.

Tak sulit membongkar kertas pembungkus karena setiap ujung kertas hanya direkatkan dengan plaster panjang.

Yedam membuang kertas itu ke lantai dan tampaklah sebuah lukisan pada kanvas seukuran 40x60 cm. Lukisan itu dalam posisi landscape.

Yedam terpaku menatap objek dalam lukisan. Seekor serigala tertidur di ranjang dengan perut besar, lalu tiga anak domba berdiri di dekat ranjang, yang terdekat dengan serigala membawa gulungan benang, yang tengah memegang bola penuh jarum, sedangkan yang paling jauh memegang gunting.

Sebelah alis Yedam terangkat bingung. Otaknya yang biasanya bekerja dengan cepat masih mencerna makna dari lukisan itu.

Serigala? Anak domba?

"Bahkan anak domba bisa menumbangkan serigala yang buas."

Teringat akan sesuatu Yedam langsung membola terkejut. Tangannya reflek menjatuhkan lukisan itu.

Tunggu dulu, ini artinya Jihoon tahu?

Rupanya ada secarik kertas berwarna biru yang terselip dan jatuh ke atas futon tanpa ia sadari.

Yedam segera mengambilnya dan membuka kertas yang terlipat dua itu.
Rasanya jantung Yedam berhenti sesaat saat membaca deretan kalimat demi kalimat yang tertulis rapi di atas kertas.

"Aku tahu semuanya dari awal hyung, dan terima kasih karena selama ini sudah menjadi hyung yang baik. Maaf karena usahaku belum mampu meluluhkan hatimu. Ingat jangan menahan diri saat stres, jangan biarkan penyesalan memelukmu. Aku baik-baik saja. Sungguh, dan sampai kapanpun bagiku kau tetap hyung terbaik di kelompok pertemanan ini."

Kedua bola mata Yedam memanas saat membaca kata demi kata, dan ketika mencapai akhir Yedam tak mampu lagi membendung genangan di pelupuk mata.

Sial, apa yang telah dia lakukan? Hatinya serasa ditikam puluhan pisau dalam satu waktu.

Jadi selama ini Jihoon tahu? Dia tahu tapi diam saja? Bahkan setelah menerima penghianatan habis-habisan dia terlihat menerimanya. Seperti telah menyiapkan diri sejak lama.

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang