Regret (1)

539 86 22
                                    

Miss me?
.

.

.

3 bulan kemudian, musim gugur.

.

Yedam melempar vas bunga ke arah kaca hingga kaca full body itu pecah berhamburan. 3 Bulan telah berlalu sejak peristiwa di pulau, tapi rasanya seperti baru kemarin terjadi. Nafasnya memburu karena amarah yang membuncah sementara kepingan kaca berserakan di lantai.

Yedam memandang kotak besar berwarna coklat di atas kasur, lengkap dengan secarik kertas putih bertuliskan sebaris kalimat yang ditulis dengan tinta merah.

Setiap 3 kali dalam seminggu, selalu ada kotak dan pesan yang sama di dalam lokernya.

“Have a nice day”_Jihoon.

Sebaris kalimat positif yang justru berefek sebaliknya bagi Yedam. Secarik kertas itu selalu tergeletak di atas kotak berukuran sedang yang penuh dengan coklat.

Coklat!

Yedam membanting tubuhnya ke kasur dan membenamkan wajahnya ke bantal, ingin berteriak kencang tapi suaranya teredam bersama tangisannya yang pecah. Jadi ini cara Jihoon mnghukumnya?

“Jika stress jangan menahan diri hyung.”

Kalimat Jihoon saat memeluknya kali terakhir terus terngiang. Hari itu saat kapal perlahan meninggalkan dermaga, rasa bersalah yang tak terkira besarnya menggelanyuti pundaknya hingga dadanya sesak. Hari-hari Yedam berikutnya pun bak diselimuti kabut gelap.

Seandainya Yedam bisa mengabaikan seluruh pesan Jihoon dan membuang kotak-kotak coklat itu tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Sayangnya, Yedam tak bisa! Rasa bersalah dan stress mendorongnya untuk menghukum dirinya sendiri.

Yedam bersalah!

Selama ini ia mengungkap kebusukan orang-orang lewat DarkTreasure, tapi kini Yedam merasa menjadi salah satu dari sekian orang yang layak mendapat penghakiman.

Seandainya ia lebih mendengar kata hatinya, seseorang tidak perlu merenggang nyawa.

Seharusnya Yedam sadar, bahwa dendam Haruto amatlah kuat. Dan Dendam acapkali selalu menargetkan pembalasan yang setimpal, bahkan lebih pedih, terlebih luka atas duka kehilangan.

Seandainya Yedam menyadarinya lebih awal bahwa niat Haruto tidak hanya berhenti di garis kehancuran, melainkan kematian!

Haruto bukan orang jahat, tapi bukan berarti dia tak sanggup bertindak nekat. Selama ini Haruto hanya menahan diri, namun hasrat melukai “mereka yang bertingkah seperti Mark” tak pernah hilang.

Setelah kepergian Jihoon, pertemanan mereka juga tak lagi sama. Keyakinan untuk terus bersama, ikatan yang terjalin sejak lama, kini diambang kehancuran.

Bukan hanya karena penyesalannya yang mendalam atas kematian Jihoon, tapi Yedam juga merasa telah gagal menjaga Haruto yang sudah ia anggap adiknya sendiri.

Mereka berlima saling merangkul untuk saling menguatkan, membangun dunia baru yang dipenuhi mimpi dan ikatan manis, tapi pada akhirnya sesuatu yang bertujuan buruk memang tak akan berakhir baik.

Sekalipun tujuan Haruto telah tercapai, namun Yedam tahu, anak itu sebenarnya tengah menderita. Kini masing-masing tanpa sadar telah mengendurkan rangkulannya, karena setiap orang sedang lemah dan butuh songkongan.

Yedam mengangkat kepalanya dari bantal dan memaksa tubuhnya yang lemas untuk duduk. Tanpa sengaja pandangannya kembali menemukan kotak coklat yang tergelatak tak jauh darinya.

TREASURE [The Death Of Shiroibara] Where stories live. Discover now