GUE BAIK BAIK AJA.

2.5K 368 33
                                    

Jam menunjukkan pukul 14.00 dimana sudah waktunya Fenly, Zweitson, Fajri dan Fiki pulang,
Sudah ada Gilang yang stay di luar sekolah untuk menjemput Fenly.

"Loh, Fenly, Fajri, Fiki wajah kalian kenapa? Kok memar-memar gini?" tanya Risya yang sejak 10 menit lalu menunggu mereka di luar kelas.

Mereka bertiga hanya diam, mereka bingung harus jawab apa, rasanya tidak mungkin jika menjawab habis berkelahi semalam.

"Kemarin malam ada sedikit musibah Bu, tapi mereka udah baik-baik aja kok, Bu" jawab Zweitson yang memang hanya dia yang wajahnya bersih tanpa adanya memar

"Alhamdulillah, kalau gitu, yaudah kalian mau pulang kan? ibu bareng kalian lagi ya, ibu sekalian mau fotocopy"

"Fotocopy lagi? aneh banget, kan di ruang guru juga ada mesin fotocopy" Tanya Fiki yang mulai curiga, Risya seketika bingung harus jawab apa.

"Udahlah Pik, mungkin emang Bu Risya ada urusan lain makanya sekalian fotocopy di luar" ucap Fajri yang di susul dengan anggukan kepala Risya.

"Piki, gak nanya sama Abang!" ucap Fiki dengan ketus kemudian berjalan mendahului mereka semua

Ya, Fiki masih sangat kesal dengan Fajri prihal Bella. Pasalnya, Fiki sudah menyukai Bella sejak masa orientasi siswa dan Fajri mengetahui itu.

Sesampainya di luar sekolah Risya bingung kenapa Shandy belum datang, dan kenapa justru hanya ada Gilang.

"Loh, kok Banglang yang jemput?" tanya Fenly yang bingung

"Iya, Shandy belum enakan, jadi hari ini gue aja yang jemput ya, gapapa kan Fen?" tanya Gilang yang langsung membuat Fenly mengangguk.

"Shandy sakit?" tanya Risya kepada Gilang.

"Iya, semalem mereka di keroyok orang yang gak di kenal, keadaan Shandy sekarang udah jauh lebih baik sih, cuma emang masih harus istirahat dulu, karna emang dia cukup parah keadaannya semalem" jelas Gilang.

"Hah, di keroyok? Fen, kamu kenapa gak bilang sama ibu kalo kalian semalam di keroyok?" tanya Risya pada Fenly

"Maaf, Bu" pelan Fenly sambil menundukkan kepalanya.

"Lang, tunggu gue ya, gue kayanya harus jenguk Shandy deh, gue ambil motor dulu ya, sebentar" ucap Risya yang di jawab anggukan kepala dari Gilang

"Jemputan kita udah sampai, kita duluan ya Banglang, Fen, Son" ucap Fajri

"Iya hati-hati jagoan" jawab Gilang yang sontak saja membuat Fajri tertawa, bagaimana bisa dia di sebut jagoan jika menjaga Fiki saja ia lengah.

"Yah, supir gue gak bisa jemput" gumam Zweitson dengan murung setelah membaca pesan singkat di ponselnya.

"Yaudah, kamu bareng kita aja, terserah kamu yang sama Gilang atau kamu yang sama ibu" tawaran Risya ke Zweitson yang membuat Zweitson senang.

"Aku sama Banglang aja ya Bu, biar Ibu sama Fenly" jawab Zweitson, ia memilih Gilang, supaya Fenly bisa berduaan dengan Bu risya, yang ia pikir juga menyukai Fenly.

"Eh, tapi Son!" ucap Fenly kikuk, jantung Fenly lagi-lagi berdegup kencang, wajahnya memerah bak tomat.

"Yaudah, yuk Fen, kamu yang bawa ya motornya, bisa kan?" tanya Risya, Fenly mengangguk

Ya, sekedar membawa motor memang mudah, tapi yang sulit adalah membawa motor dengan jantung yang berdegup kencang karna ada wanita yang di sukai di belakangnya.

***

Sesampai nya di rumah Shandy.

"Eh, Fen udah pulang? tadi Kaka gak jemput soalnya tadi Gilang bilang dia yang mau jemput" bohong Shandy, karna sebenarnya ia yang meminta Gilang menjemput Fenly karna tiba-tiba perutnya sakit lagi.

"Iya kak, gapapa"

"Yaudah, langsung mandi trus makan ya" ucap Shandy, Fenly mengangguk.

"Shan" Risya menyebut nama Shandy dengan wajah yang penuh kekhawatiran, membuat Shandy menatap kembali wajah Risya, sudah ada bulir air mata di kedua sudut matanya.

"Lo, pasti udah di ceritain sama si Gilang mulut ember ini, ya?" tanya Shandy, Risya mengangguk, bulir air mata itu kini sudah membasahi pipinya, Risya tidak tega melihat beberapa memar di wajah shandy, dahi Shandy yang di perban, serta tangannya yang memegangi perutnya sedari tadi.

"Shan.." pelan Risya yang hanya mampu menyebut nama Shandy lidahnya kelut saat itu, ia sangat tidak tega dengan keadaan Shandy saat ini.

"Gue gapapa Ri, gue baik baik aja" ucap shandy, Risya kemudian memberikan parsel buah yang di belinya tadi di perjalanan kepada Shandy lalu berlari pergi.

Risya tidak tahan melihat Shandy seperti itu, di perjalanan pulang air mata Risya tak henti-hentinya keluar.

"Bu risya kenapa?" tanya Zweitson yang bingung,

"Entahlah" jawab Shandy sambil mengendikan bahunya.

Gilang yang nampaknya mulai paham jika Risya sebenarnya menyukai Shandy, bahkan mungkin lebih dari itu, karna ia sampai menangis hanya karena keadaan Shandy saat ini, tapi jika itu benar bagaimana dengan Farhan? pertanyaan yang kemudian berenang renang di pikiran Gilang.

"Son, makan dulu sana sama Fenly, nanti jam limaan Ricky bakalan jemput kesini" perintah Shandy

"Oke bang" jawab Zweitson dengan cepat, yang kemudian melangkahkan kakinya menuju ruang makan yang tidak lama datang lah Fenly yang baru selesai mandi.

**

Shandy dan Gilang tengah bersantai di ruang tamu sambil menonton film Moana yang sedari tadi menemani Shandy di rumah

Tak lama datanglah Farhan dan bergabung dengan mereka.

"Jadi gimana Shan, lo bisa tanding kan nanti malem?" tanya Farhan yang sontak saja membuat Gilang emosi

"Lo gila Han? Shandy lagi kaya gini lo masih nyuruh dia tanding?" ucap Gilang dengan nada cukup tinggi.

"Sssssst! Lang suara lo! nanti adek gue denger" tegur Shandy ke Gilang

"Sorry, abisnya gue emosi, bisa-bisanya lo lagi kaya gini Farhan masih nyuruh lo tanding, egois banget"

"Gapapa Lang, gue udah jauh lebih baik kok, lagi pula gue butuh uang juga, gue harus beli laptop buat Fenly sekolah"

"Kalo lo mau beli laptop, lo bisa pake duit gue, gak usah lo bahayain diri lo sendiri Shan"

"Lang, lo tau kan gue gak suka lo kaya gini? lo seolah ngerendahin gue" tekan Shandy

"Gue gak maksud ngerendahin lo Shan, gue justru perduli sama lo"

Tiba-tiba datanglah Fenly dan Zweitson yang baru selesai makan,

"Pada ngomongin apasih kok bisik-bisik gitu?" tanya Fenly yang baru saja bergabung dengan mereka

"Ngomongin urusan cewek, udahlah kalian masih bocil gak usah kepo" jawab Gilang mencoba menghentikan pertanyaan yang akan di lanjutkan Fenly

"Ish, sombong banget mentang mentang tua" protes Zweitson yang tidak terima di sebut bocil dengan Gilang.

"Kaka, belum makan ya?" tanya Fenly, yang sedari tadi memperhatikan kakanya yang sepertinya sedang menahan sakit di perutnya

Shandy menoleh ke Fenly dengan wajah bingung, atas pertanyaannya

"Itu kok kaya nahan sakit perut gitu" sambung Fenly kembali sambil menunjuk ke tangan Shandy yang sejak tadi memegangi perutnya

"Ah, ini Kaka lagi mules-mules aja, karna tadi kebanyakan makan sambel" jawab Shandy gugup

"Oh, gitu"

Bersambung~

Instagram : @myshunsiine
Twitter : @myshunsiine
Tiktok : @myshunsine

RUMAH TANPA ATAP (Completed)Where stories live. Discover now