Extra Chapter!

2.2K 361 261
                                    

Bacanya sambil dengerin terbunuh sepi yuk !!!

Sesak sekali dada Fenly saat ini, melihat Shandy di bawa polisi bak seorang penjahat, di tambah melihat Mamah yang sejak tadi tak henti hentinya menangis.

"Mah.. kita ke kantor polisi yuk Mah, kasian Kaka, Kaka pasti butuh dukungan kita sekarang" pelan Fenly pada Maya, seketika membuat Maya menghentikan tangisannya.

"Dukungan kamu bilang? Buat apa Mamah dukung anak yang gak ngerti di bilangin? Buat apa? Mamah gak sudi ketemu anak itu lagi. Mamah gak sudi punya anak seorang narapidana!!!" Tegas Maya pada Fenly

"Kasian Kaka, Mah.."

"Kalau dia sendiri gak bisa kasian dengan dirinya, buat apa kita harus kasian sama dia? udah cukup kamu belain anak itu, jangan pernah kamu bahas dia lagi, paham!!!"

Dada Fenly semakin sesak, Mamah tidak pernah seperti ini padanya, di mata Fenly, Mamah adalah wanita paling lembut, tapi kini Mamah terlihat sangat menyeramkan.

"Assalamualaikum" ucap seseorang dari luar, membuat Maya bergegas untuk membukakan

"Gilang" gumam Maya saat melihat Gilang berdiri di depan pintu yang ia buka.

"Shandy-nya ada Tan?" Panik Gilang yang tidak mendapatkan jawaban apapun dari Maya

"Bang Lang. Kak Shandy udah di bawa ke kantor polisi, Bang" ucap Fenly yang berusaha menghampiri menggunakan kursi roda

Gilang mengangguk paham, ia kini berencana langsung ke kantor polisi untuk menemui kedua sahabatnya

"Bang Lang, mau ikut" teriak Fenly seketika mengentikan langsung Gilang

**

kini shandy baru saja selesai di interogasi, Shandy lalu di bawa ke sel, sudah ada Farhan dan beberapa orang yang tidak asing bagi Shandy, karena kebetulan mereka adalah anak buah baron

Shandy menatap tajam pada mereka semua, membuat mereka seketika ketakutan sampai saling berdesakan untuk menghindari Shandy

"Tiga hari lagi persidangan kita, jangan memperberat hukuman lo cuma karena emosi" pelan Farhan sambil menahan tangan Shandy

Shandy menangkis tangan Farhan dan duduk sendiri di sudut sel, sesak sekali rasanya disini, tidak bisa bertemu Mamah, Fenly ataupun Sisi.

"Maaf udah buat kalian kecewa" batin Shandy sambil menenggelamkan kepalanya di kedua tangannya, beberapa butir air mata Shandy pun terjatuh tanpa bisa di tahan

"Shandy, Farhan, ada yang mau bertemu di luar" ucap salah satu petugas membuat Shandy dan Farhan dengan cepat bergegas untuk menemui orang yang di maksud petugas itu.

"Fen.." ucap Shandy yang langsung berlari memeluk Fenly, yang kini masih di kursi roda

Gilang juga langsung mehampiri Farhan dan memeluknya, awalnya Farhan tidak membalas, Farhan sangat malu dengan Gilang, karena merasa selalu menyusahakan Gilang.

"Kaka harus semangat ya, Fen bakalan nungguin Kaka, sampe Kaka pulang kerumah lagi" ucap Fenly yang di jawabi anggukan kepala oleh Shandy

"Jangan khawatir, gue bakalan jagain keluarga kalian, sampe kalian balik lagi" ucap Gilang seketika membuat Shandy dan Farhan langsung memeluknya

Gilang memang tidak bersalah dalam cerita ini, tapi rasa sayangnya pada Farhan membuatnya merasa harus bertanggung jawab atas semua kesalahan yang Farhan mulai.

***

Sekarang jam 03.00 dini hari, Fajri masih terus bermain basket di lapangan basket yang tersedia di rumahnya

RUMAH TANPA ATAP (Completed)Where stories live. Discover now