Extra Chapter (2)

2K 378 249
                                    

"Abang bilang, Abang gak bakalan tinggalin Fiki, tapi Abang malah tinggalin Fiki. Fiki sekarang sendirian Bang" ucap seorang anak berbadan gempal bersama tangisannya, sambil memeluk sebuah papan nisan di hadapannya.

"Abang, Fiki takut" lirih anak itu kembali.

"Piki.." gumam Fajri seketika mendengar lirihan anak itu.

Lirihan yang sangat familiar di telinga Fajri, lirihan yang biasanya membuat Fajri bergegas menghampiri Fiki, guna memberikan perlindungan dari rasa takut nya

Fajri menatap terpaku ke anak kecil yang sedang membelakanginya, beberapa kali Fajri menampar wajahnya sendiri, Fajri takut ia hanya bermimpi karena terlalu rindu pada Fiki.

"heh Fiki! gue cariin lo kemana-mana malah santai santai disini lo! Mana setoran lo?!" tegas seorang pria yang baru saja datang

Sangat jelas anak kecil itu ketakutan sampai bersembunyi di balik papan nisan yang bertulisan "Alfian" itu.

Anak itu menggelengkan kepalanya sambil menyembunyikan tubuhnya yang gempal itu, "maaf Bang. Aku belum ngamen, Aku masih kangen sama Abang Al"

"Bodo amat! Lo harus ngamen dan setor ke gue!!"

Pria itu kemudian menarik paksa anak itu membuat anak yang tadi berjongkok untuk menyembunyikan tubuhnya itu mau tidak mau terbangun.

"Abang, Fiki takut" lirih anak itu kembali

Deg! Jantung Fajri kembali seperti di hujam batu yang sangat besar, bahkan membuat nya kesulitan bernapas saat ini

Fajri dengan cepat menghampiri anak itu dan menariknya dari pria dewasa yang sedari tadi menariknya.

"Heh siapa lo? Jangan ikut campur!" Tegas pria itu pada Fajri sambil menunjuk nya.

"Kalo dia gak mau, jangan di pakasa!"

"Ck! Apa urusannya sama lo? mau gue paksa dia atau enggak itu bukan urusan lo! Ayo Fiki. lo harus cari duit sekarang" pria itu kembali menarik paksa anak tadi

"Dia bilang tadi apa? Fiki? Jadi anak itu beneran Fiki?" Batin Fajri sambil menatap ke arah anak kecil yang sedang di tarik paksa oleh pria dewasa itu.

"Fiki.." teriak Fajri membuat anak kecil itu menoleh ke arahnya, pipinya yang gempal kini sudah basah oleh air mata, tampak jelas ketakutan dari matanya.

Fajri menarik anak itu dan memeluknya, dengan sangat erat, air mata Fajri benar benar tidak bisa di bendung, kerinduan nya kepada adiknya sangat amat besar saat ini.

*Braaaaaaak
Fajri dengan cepat memukul pria itu saat ia berencana ingin memukul Fajri

"Fiki di belakang Abang aja, ya. inget jangan kemana-mana, tetep di belakang Abang. Abang mohon jangan pergi lagi" lirih Fajri sambil menatap penuh harap anak kecil di hadapannya kini.

Anak itu sedikit bingung pada Fajri, yang memang sangat asing baginya.

"Jangan ikut campur, dia anak buah gue, dia harus kerja, kalo dia gak kerja gue mau makan apa?!!!" Teriak pria tadi kepada Fajri.

"Dia masih kecil, dia harusnya belajar dan main, bukan kerja, lagian kalo lo mau makan, ya lo kerja lah"

*Braaaaaaak
Fajri kembali memukul pria itu, karena ia berencana memukul Fajri Kembali, mereka akhirnya berkelahi, bagi Fajri yang sudah memiliki seni beladiri muay thai sejak usia 7 tahun, sangat mudah melawan seorang pria berandal seperti ini.

"Lo pergi sekarang atau gue abisin lo?!!!" Tegas Fajri ke pria itu.

"I-iya ampun ampun" pria itu langsung berlari meninggalkan Fajri dan Fiki kecil

RUMAH TANPA ATAP (Completed)Where stories live. Discover now