SHANDY YANG BIJAK.

1.9K 338 63
                                    

Jam menunjukkan pukul 20.00 sudah ada Ricky dan Zweitson di rumah Shandy dan Fenly, mereka sedang berkumpul di ruang tamu sambil bermain uno.

Zweitson sengaja menginap di rumah Fenly malam ini karna kebetulan besok adalah hari Minggu.

"Assalamualaikum" suara seseorang yang terdengar dari luar rumah Shandy dan Fenly

Fenly melangkahkan kakinya menghampiri suara tadi berniat membukakan pintunya.

*

"Loh, Ji, lo kanapa?" Tanya Fenly yang keget melihat Fajri di hadapannya dengan wajah yang di penuhi air mata.

"Sini-sini duduk" ucap Fenly, kemudian menuntun Fajri untuk duduk di kursi yang berada luar rumahnya

"Ji, lo kenapa? Nyokap lo, marahin Piki, lagi?" Tanya Fenly dengan lembut, Fajri hanya menggelengkan kepalanya.

Fenly mengehela napas, ia tidak bisa memaksa Fajri untuk bercerita jika Fajri sendiri tidak mau.

"Yaudah, lo tenangin diri lo dulu, gue bakalan nemenin lo disini, sampe lo siap cerita sama gue" sambung Fenly sambil menepuk bahu Fajri

Ya, selain wajah yang mirip, sikap shandy dan Fenly pun mirip, mereka berdua tidak akan meninggalkan orang lain di saat saat terburuk.

Ah, Fenly tau pasti ada masalah besar antara Fajri dan Fiki, karna Fajri tidak akan pernah meninggalkan Fiki begitu saja

"Ya, ampun ternyata Aji tamunya, bikin panik aja, Kaka kirain Fen kemana gak balik-balik" ucap Shandy yang baru datang karna Fenly tak kunjung masuk

"Kenapa? Kaka takut Fen di culik lagi, ya?"

"Iyalah, yaudah Kaka masuk dulu, ya, kalo gitu, Ji, masuk di dalem yuk ada si Soni, juga noh"

"Iya, bang"

Shandy kemudian meninggalkan mereka berdua, mereka berdua masih saling diam hingga tiba Zweitson datang karna Shandy mengatakan jika ada Fajri di luar

"Lah, si Piki mana Ji? kok tumben lo sendirian?" Tanya Zweitson sambil Melihat sekitar yang memang tidak ada Fiki di sana

"Gue, kangen Piki" lirih Fajri dengan air mata yang ikut jatuh bersama lirihannya

"Lah, kalo lo kangen Piki ngapain lo kerumah Fenly, kan si Piki mah adek lo bukan adeknya Fenly, ya pasti adanya di rumah lo, Ji" ucap Zweitson dengan entengnya

Fajri menggelangkan kepalanya. Dan menarik napas dalam-dalam, tampak jelas dari wajahnya ada hal berat yang terjadi dengan Fajri saat ini

"Piki, udah gak di rumah gue lagi sekarang"

"Hah, kok bisa?! Gimana ceritanya? Jangan bilang nyokap lo, usir Piki atau nyokap lo, taro Piki di panti asuhan" heboh Zweitson

"Son, jangan gitu! biarin Aji cerita dulu sampe selesai" tegur Fenly

"Ya, maaf, Ji" gumam Zweitson

"Nyokapnya Piki, bawa Piki buat tinggal bareng, nyokapnya Piki udah gak percaya kalo gue bisa jagain Piki, gue kangen sama Piki, gue gak bisa kalo gak ada Piki, gue sayang banget sama Piki, lebih dari gue sayang sama diri gue sendiri, gue rela ngelakuin apa aja buat Piki" lirih Fajri

"Kalo, lo kangen sama Piki, kenapa tadi lo di sekolah malah diemin Piki?" Tanya Zweitson

"Karna, nyokapnya Piki, ngelarang gue buat deket deket Piki lagi, kalo sampe gue berani deket-deket Piki, mamah Piki bakal pindahin Piki sekolah yang jauh, gue gak mau itu kejadian, karna cuma di sekolah gue bisa liat Piki"

Kini wajah Fajri sudah di penuhi air mata, Fajri tidaklah berbohong dia benar benar merindukan Fiki, dia benar benar menyayangi Fiki melebihi menyayangi dirinya sendiri.

RUMAH TANPA ATAP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang