MAMAAF.

1.9K 347 261
                                    

"Dokter, tolong Dok. tadi jari anak saya bergerak, Dok" ucap Maya kepada beberapa Dokter di hadapannya

Dokter Dokter spesialis syaraf kemudian mengecek keadaan Fenly, ia mengangguk sambil tersenyum,

"Sepertinya pasien menolak untuk di pasangkan selang vibrator"

"Maksudnya, Dok?" Tanya Maya yang bingung

"Pasien mengalami kemajuan, beberapa otot syarafnya sudah kembali berfungsi, Ibu sering-sering ajak bicara yah, untuk merangsang syaraf otak pada pasien, meskipun pasien tidak merespon secara langsung tapi pasien tetap bisa mendengarkan" jelas dokter syaraf kembali

Maya mengangguk dan tersenyum, ia juga mengeluarkan air mata haru, ia bersyukur karna itu artinya peluang anaknya sembuh lebih besar

"Kalau begitu kami keluar dulu ya Bu, nanti jika ada pergerakan pasien kembali ibu bisa bantu infokan kepada saya atau suster yang melakukan pengecekan rutin"

Maya kembali mengangguk, Maya bahkan bingung harus bicara apa, mengetahui Fenly bisa menggerakkan jarinya kembali membuat Maya sangat bahagia saat ini

"Adek, anak Mamah yang pintar yah... Mamah bangga banget sama Adek, Mamah disini sayang, nungguin Adek bangun, cepet bangun yah, Mamah udah kangen"

**

Shandy kini sudah kembali ke rumah sakit, meski Mamahnya sudah berkali kali mengusirnya Shandy sama tidak perduli, ia tetap mau disini menunggu Fenly bangun

Shandy berjalan menuju ruangan Fenly, dada Shandy terasa sangat sakit dan sesak, rasanya sulit sekali untuk bernapas saat ini, Ah, sejak kecil Shandy memang seperti itu tiap kali sedih berlebihan, makanya Shandy itu jarang sekali menangis, jika bukan tentang orang yang ia sayangi

"Shandy" teriak Gilang yang menghentikan langkah Shandy, dan membuat Shandy menoleh ke belakang

*Braaaaaak
Shandy melemparkan bogem mentah persis ke wajah Ricky

"Elo 'kan yang udah ngadu ke nyokap gue soal kerjaan itu?!!!" Teriak Shandy persis ke wajah Ricky

"E-enggak Bang, sumpah! Gue gak ngomong apapun sama Tante" ucap Ricky terbata-bata, karna tangan Shandy mencengkram erat kerah bajunya, membuat lehernya sedikit tertekan.

"Bohong lo!!!" Shandy kembali memukul Ricky hingga kini Ricky terjatuh ke lantai

"Shan, lo apa-apaan sih? Ricky dari kemarin seharian sama gue! dia sama sekali gak ngomong apapun ke nyokap lo" ucap Gilang sambil membantu Ricky bangkit

"Terus lo pikir siapa lagi selain nih bocah? yang tau kerjaan itu cuma kita" tegas Shandy

"Pasti ini kerjaannya si kribo. Han, kenapa sih lo nyari mati banget" batin Gilang yang langsung merasa kalau ini ulah Farhan

"Aji, iya, Aji juga tau kerjaan ini, pasti dia yang kasih tau nyokap gue, gue bakalan abisin tuh bocah" gumam Shandy membuat Gilang melotot

"Kalo sampe lo sentuh Aji, lo berurusan sama gue!" Tegas Gilang.

Ya, feeling Gilang sudah cukup kuat jika ini adalah ulah Farhan, Ayolah, Farhan liat banyak sekali korban karna ulahmu

"Oh, berani lo sama gue?"

"Kenapa gue harus takut sama manusia yang gak bisa gunain akal pikirannya kaya lo? udah berapa kali Shan gue bilang, lo harusnya introspeksi diri, lo tuh cuma bisa nyalahin orang lain, lo cuma bisa mukulin orang lain"

"Shan.. gue tau lo lagi terpukul, tapi bukan berarti lo gak pake otak lo buat berfikir, gue tau lo kaya gini karna lo juga ngerasa salah 'kan sama Fenly, lo pikir kita gak ngerasa bersalah? Kita juga ngerasa bersalah Shan, gue sama Ricky juga sayang sama Fenly, tapi bukan berarti kita terima aja lo salahin terus-terusan" tegas Gilang

RUMAH TANPA ATAP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang