PENYESALAN SHANDY

1.9K 327 183
                                    

"LAIN KALI KALO DI AJAK ORANG ITU TANYA KEMANA MAU APA, JAGAN MAEN IKUT AJA! LO ITU KAN UDAH GEDE, UDAH PUNYA PIKIRAN, MIKIR LAH!" tegas Shandy saat mereka baru sampai di rumah.

"Ya, terus emang salah kalo gue pergi sama kaka sepupu gue sendiri? Hah?!" Tanya Fenly tak kalah nyolot dengan Shandy

"Siapa yang ngajarin lo songong gitu? ajaran siapa lo ngomong sama kaka sendiri pake lo gue begitu? Hah?!"

"Ajaran lo!!!" Tajam Fenly

*Praaaaaak
Untuk pertama kalinya dalam hidup Shandy menampar Fenly

"Gue benci sama lo!!" Ucap Fenly dengan beriak, kemudian meninggalkan Shandy begitu saja.

Shandy menghela napas kasar, ia sebenarnya khawatir dengan keadaan Fenly nantinya, jika Fenly tidak ikut saja keselamatan Fenly terancam, lalu bagaimana dengan Fenly yang sampai datang ke arena pertandingan? Apalagi mereka pasti dengan jelas melihat wajah Fenly tadi, membuat Shandy benar-benar khawatir, tapi Shandy tidak bisa mengekspresikan perasaan khawatir nya kepada Fenly, maka dari itu ia hanya bisa emosi saat ini

Sedangkan Fenly, ia masuk ke kamarnya, dengan perasaan marah, ternyata selama ini pekerjaan Shandy adalah petinju ilegal, bisa-bisanya Shandy membohongi Fenly, dan bukannya minta maaf justru ia malah membentak-bentak Fenly bahkan sampai menamparnya.

"Aaaaaaaaaah" teriak Shandy kesal.

Jam kini menunjukkan pukul 05.00 selesai Shandy solat subuh, ia menyiapkan sarapan untuk Fenly, sebenarnya kepala Shandy cukup pusing saat ini, tapi kalau ia tidak siapkan sarapan pasti Fenly tidak akan sarapan, apalagi Fenly belum makan sejak kemarin

Fenly kini sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Oh udah siap, ya? bentar Kaka ganti baju dulu, ya. Fen sarapan dulu aja biar Kaka anterin sekolahnya" ucap Shandy saat Fenly baru keluar dari kamarnya

Fenly tidak menjawab, ia langsung berangkat sekolah begitu saja tanpa pamit terlebih dulu dengan Shandy, Fenly bahkan berangkat sekolah berjalan kaki, karna ia tidak sudi menggunakan motor yang di beli dengan uang haram

Shandy menghela napas kasar, apa yang sudah ia lakukan? bukanya memperbaiki hubungannya dengan sang adik, Shandy kini justru memperburuk hubungan mereka.

Shandy juga menyesal sudah bersikap begitu kasar dengan Fenly pagi tadi, ia hanya khawatir dengan Fenly makanya ia tidak bisa mengontrol emosi dirinya saat tau Fenly datang ke lokasi pertandingan.

***

Fajri dan Fiki sudah siap dengan seragam sekolah mereka saat ini.

"Hari ini di anter pak supir aja, gak usah bawa motor bahaya, apalagi Abang kakinya masih sakit dan harus bawa tongkat ribet" ucap Fani, yang membuat Fajri, Fiki dan Vincent tersenyum menatapnya

Karna untuk pertama kalinya Fani menyebut Fajri dengan sebutan Abang, yang artinya Fani mulai mengakui jika Fiki adalah adik Fajri.

"Kenapa pada senyum-senyum? Atau mau mamah suruh jalan kaki aja sekalian biar kalian capek?"

Fajri dan Fiki langsung mengegeleng sambil tersenyum.

"Aji sayang sama Mamah" ucap Fajri yang kemudian mencium pipi kanan Fani, yang membuat Fani menahan senyum

"Kalo Piki, sayang gak sama Mamah ?" Tanya Fani membuat Fiki kaget dan menoleh ke arahnya dengan tatapan tidak percaya

"Piki sayang sama Mamah, sayang banget"ucap Fiki sambil menatap ragu wanita yang di panggilnya dengan sebutan mamah sejak enam belas tahun 

"Mamah juga sayang sama kalian" ucap Fani yang kemudian memeluk Fajri dan Fiki.

Untuk pertama kalinya dalam hidup Fiki merasakan pelukan seorang ibu meski bukan dari ibu kandungnya.

RUMAH TANPA ATAP (Completed)Where stories live. Discover now