LUKA FIKI.

2K 355 19
                                    

Jam menunjukkan pukul 15.00 bel pulang sekolah sudah berbunyi, mata Fajri sedari tadi terus menatap Fiki yang duduk di depanya, yang seharian ini hanya diam, bahkan Fiki tidak keluar untuk ke kantin saat jam istirahat tadi.

di pisahkan dengan Fiki saja sudah cukup menyiksa untuk Fajri, Fajri sangat rindu fiki, hatinya sakit melihat beberapa memar di tubuh adiknya, yang bahkan dia sendiri tidak tau siapa pelakunya.

Fiki lagi-lagi pergi meninggalkan mereka bertiga lebih dulu, Risya yang sudah stand by di luar kelas mereka melemparkan senyuman ke Fiki namun Fiki tak memperdulikan nya.

°
°
°

"Fiki kenapa ?" Tanya risya ke Fajri namun tidak ada jawaban dari fajri.

"Gue harus ikutin Fiki" gumam Fajri kemudian bergegas menuju parkiran motor, untuk mengambil motornya di ikuti dengan zweitson di belakangnya.

sebenarnya fenly juga mau membantu Fajri mengikuti Fiki, namun fenly merasa tidak enak jika harus meninggalkan risya begitu saja.

Kemudian fenly bersama risya melangkahkan kakinya menuju depan gerbang sekolah, tempat Shandy menjemput nya.

disana sudah ada Shandy dan terlihat juga Fiki yang berdiri menunggu jemputan nya, terlihat juga ada Fajri dan zweitson yang berada tidak jauh dari tempat Fiki berpijak seolah memantau Fiki.

Shandy, dan fenly sengaja berlama di depan sekolah untuk memastikan Fiki tidak di perlakukan buruk seperti tadi pagi, Fajri dan zweitson pun masih berada di tempat yang tidak jauh dari mereka.

°
°
°

Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 tidak ada tanda tanda mobil jemputan Fiki, fenly yang sebelumnya berencana menghampiri Fiki kemudian mengurungkan niatnya saat melihat mobil putih berhenti di hadapan Fiki.

Ya mobil yang tadi pagi mengantarkan Fiki, terlihat jelas Fiki menaiki mobil itu dengan rasa takut, dia terus saja menundukkan kepalanya.

Ah Fiki nampak sangat berbeda saat ini, jika dulu dia nampak sangat periang kini dia sangat murung, meski Fiki sering sekali merengek bak anak kecil kepada Fajri, tapi Fiki tidak pernah murung seperti ini.

"Dia udah pulang, dan gak ada perlakuan buruk lagi kali ini, ayo kita pulang"ucap Shandy kepada fenly.

Fajri yang awalnya ingin mengikuti Fiki pun mengurungkan niatnya, dia takut jika mamah Fiki tau Fajri mengikutinya, maka mamah Fiki benar benar membawa Fiki pergi, Fajri selalu takut akan resiko buruk jika berhubungan dengan Fiki.

°
°
°
Jam menunjukkan pukul 22.00 malam Shandy sedang fokus menonton film anime kesukaannya, fenly yang belum bisa tidur menghampiri Shandy.

"Aduh capek" keluh fenly sambil melonjorkan kakinya ke atas meja ruang keluarga.

"Sini Kaka pijetin" ucap Shandy sambil meraih kaki adiknya lalu memindahkan nya ke pangkuannya.

Fenly tersenyum tanpa berbicara apa apa, seketika dia bersyukur memiliki shandy di hidupnya, meski Shandy tidak semanis Fajri, tapi dia tidak perlu saling terpisah seperti Fajri dan Fiki.

"Oiya kak, tadi fen liat muka Fiki sama tangannya memar memar gitu kak, apa mungkin dia di keroyok orang jahat ya kaya kita dulu" ucap fenly seketika menghentikan kegiatan Shandy yang sedari tadi memijat kakinya.

"Memar di muka ?"

"Iya memar kak, tadi aji sampe marah banget gitu pas liat, karna emang cukup banyak, trus piki di tanya malah pergi, dia juga seharian diem aja kak di sekolah"

"Fen sadar gaksi dari kemaren pas kita ketemu Fiki di mall, trus tadi di sekolah Fiki nunduk terus kan ?" Tanya Shandy dan di jawabi anggukan kepala dari fenly

RUMAH TANPA ATAP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang