SEBUAH PELUKAN.

1.8K 340 152
                                    

"Maksud lo apaan bayarin biaya rumah sakit Fenly? lo mau menghina gue, karna gue miskin?" tegas Shandy ke Fajri sambil mendorong nya sampai ke dinding

Fajri yang kini kembali menggunakan tongkat, karena perkelahian kemarin, membuat nya semakin mudah di pojokan oleh Shandy

"Bang Shan, apaan sih! jangan kasar sama Abang gue!!! " Tegas Fiki sambil mencoba melepaskan lengan Shandy yang menekan leher Fajri

"Jangan ikut capur!!!" Tajam Shandy sambil mendorong Fiki, dan menunjuk nya

"JANGAN PERNAH KASAR SAMA ADEK GUE!!!" Tegas Fajri sambil menangkis tangan Shandy yang sedang menunjuk ke wajah Fiki

Tanpa mereka sadari, ada Farhan yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka berpijak, seolah menunggu dengan penuh harap pertengkaran antara dua anak manusia yang mempertahankan harga diri mereka masing-masing.

Shandy tersenyum "kalo gue mau nya gini, lo bisa apa?" Ucap Shandy sambil kini mencengkram leher Fiki

*Braaaaaaak
Fajri memukul wajah Shandy,
"Udah gue bilang, jangan pernah kasar sama adek gue!!!" Tegas Fajri

Farhan nampak sangat puas dengan pemandangan ini, ini pemandangan yang ia nantikan sejak kemarin

"Iya, gue emang kasar? Masalah buat lo? Hah? Bukannya Kaka yang sempurna cuma lo? Itu 'kan yang lo bilang ke Farhan?" Tanya Shandy ke Fajri dengan nada tinggi

"Lo ngomong apa sih? Gue gak ngerti omongan lo! Tapi kalo lo marah sama gue karena gue bayarin biaya rumah sakit Fenly, silahkan! silahkan lo marah sama gue. Tapi jangan pernah lo coba kasar sama adek gue!! Karena gue gak akan biarin lo gitu aja!!!" Tegas Fajri .

*Braaaaaaak.
Shandy memukul Fajri di perutnya membuat Fajri terjatuh

"Abang" teriak Fiki sambil menghampiri Fajri yang terjatuh karena pukulan Shandy

"Bangun lo!" Tegas Shandy sambil menarik Fajri, membuat nya mau tidak mau harus berdiri

"Bang Shan.. udah Bang udah" teriak Fiki sambil mencoba melepaskan cengkraman Shandy pada Fajri, namun cengkraman Shandy terlalu kuat

"SHANDY!!! " teriak Gilang yang baru saja datang bersama dengan Ricky dan Zweitson

"Lepasin gak! lepasin gue bilang!!" tegas Gilang ke Shandy, namun lagi lagi Shandy tidak hiraukan ucapan Gilang, teriakan kebencian Fenly kepada Shandy, yang masih terdengar jelas di telinga Shandy, semakin memancing amarah Shandy saat ini

"Shandy! lo punya otak gak sih Shandy? Lepas!!" Tegas Gilang lagi, Shandy kini melepaskan cengkramannya pada Fajri, kini ia menatap tajam ke Gilang

"Apa? Lo mau pukul gue? Pukul, Shan pukul! Itu 'kan satu-satunya keahlian lo! Locuma bisa pukulin orang yang bahkan orang itu sendiri berniat baik mau bantuin lo"

"Kapan sih Shan, otak lo di pake? kenapa tiap lo ada masalah yang ada di otak lu cuma pukulan dan pukulan, harusnya kalo lo ngerasa bersalah ya lo minta maaf. Bukan marah-marah dan nyalahin orang lain. Pikir Shan! Pikir seberapa kecewanya Fenly sama lo, jangan lupa kalo lo juga yang udah buat Fenly masuk rumah sakit, dan lo harusnya berterimakasih sama orang yang udah bantu lo, bukan malah mukulin orang dengan alasan yang gak jelas. Pikir Shan! introspeksi diri! apa kesalahan lo, jangan bisanya mukulin orang lain doang!"

"Sekarang lo pergi ke toilet! Di sana ada kaca besar yang di sorot langsung sama banyak lampu, lo ngaca di sana! apa masih pantes lo jadi kaka, dengan sikap l9 yang kaya sekarang?" Gilang menggelangkan kepalanya

"lo lebih cocok jadi tukang pukul ketimbang seorang Kaka!!!"

Gilang tekekeh "sorry, Shan! Tapi buat saat ini, emang Aji jauh lebih baik jadi Abang ketimbang elo, karena Aji gak pernah lupa bilang terimakasih sama orang yang udah bantu dia, dan Aji gak pernah mukulin orang lain kecuali orang lain itu nyakitin adeknya duluan!" tutup Gilang kemudian membantu Fajri bangkit

RUMAH TANPA ATAP (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang