JATUH

2.3K 367 176
                                    

"JANGAN BERGERAK KALIAN SUDAH KAMI KEPUNG" Tegas salah satu polisi yang di yakini adalah pemimpinnya

Peringatan pemimpin kepolisian tadi menghentikan kericuhan yang terjadi.

Selain Shandy yang babak belur karena melindungi Fenly, plipis Fajri yang robek, kaki Farhan juga terluka parah, Gilang, Ricky dan Zweitson juga mendapatkan beberapa memar pada wajahnya meskipun tidak terlalu serius

"Ji, lo pake ini dulu" ucap Ricky sambil memberikan jaket nya ke Fajri karena melihat Fajri bertelanjang dada, Fajri dengan cepat menggelangkan kepalanya

"BANG, GAK USAH URUSIN GUE, URUSIN ADEK GUE DULU!!!" Teriak Fajri karena sudah benar benar panik

"Shan.." pelan Gilang ke shandy saat melihat kondisi Shandy yang cukup buruk

"Gue gapapa, Lang. Fenly harus di bawa ke rumah sakit Lang, sekarang" pelan Shandy sambil menahan rasa sakitnya

**

Kini mereka semua sudah di perjalanan menuju rumah sakit, Fenly yang di bawa menggunakan mobil Gilang, bersama dengan Farhan dan Shandy di dalamnya

Sedangkan Fiki di bawa kerumah sakit menggunakan mobil Ricky, bersama Fajri dan Zweitson di dalamnya

"Kak.. sakit banget Kak.." lirih Fenly yang kini sedang berbaring di pangkuan Shandy sambil memegang perutnya yang terluka

"I-iya iya bentar lagi kita sampe, sabar ya, Fen.." lembut Shandy ke Fenly

Air mata Shandy sudah tidak berhenti sejak tadi, ia benar benar benci jika melihat Fenly terluka

"Lang cepetan, Lang!!!" Teriak Shandy pada Gilang

"Sabar ya, Fen" pelan Gilang yang sebenarnya juga sudah cukup panik, namun ia harus tetap berhati hati karena membawa banyak nyawa di mobilnya.

**

"Abang dingin..." Lirih Fiki pada Fajri

"Son.. Son matiin AC-nya Son" pinta Fajri dengan panik, dan langsung di turuti Zweitson

"Masih dingin, Bang.." lirih Fiki kembali

"Bang, jaket Bang" teriak Fajri pada Ricky, untunglah jaket Ricky tadi di taruh di pangkuan Ricky jadi tidak sulit untuk mengambilnya

Fajri langsung menutupi tubuh Fiki dengan jaket milik ricky, wajah Fiki sangat pucat saat ini, ia juga terlihat menggigil, Fajri yang awalnya menaruh kepala Fiki di pangkuannya langsung menurunkan kepala Fiki ke bangku penumpang dan ia membiarkan Fiki merebahkan tubuhnya di bangku penumpang tanpa dirinya.

"Masih dingin, ya?" Lirih Fajri dengan pipi yang sudah banjir air mata

Fiki mengangguk pelan, ia benar-benar kedinginan saat ini, Fajri yang kini melipat kakinya di depan bangku penumpang yang di gunakan Fiki untuk merebahkan tubuhnya, langsung memeluk Fiki dengan sangat erat.

"Abang, kepala Piki sakit banget Bang.." lirih Fiki pada Fajri

"BANG RICK CEPETAN, BANG!!!" Teriak Fajri pada Ricky

"Iya sabar ya Pik, Piki kuat ya, ada Abang disini, Piki kan Adeknya Abang, Adeknya Abang pasti kuat" lirih Fajri sambil terus memeluk Fiki

Entahlah Fajri benar-benar merasa takut saat ini, Fajri tidak pernah merasa setakut ini dalam hidupnya

Kini mereka semua sudah sampai di rumah sakit, mereka semua kini sudah di tangani Dokter, kecuali Fajri yang kekeh menunggu Fiki di luar meski luka robek di pelipisnya sangat jelas

"Aji.." panggil Fani yang baru saja datang bersama Vincet

Vincent langsung membuka jas yang di gunakan dan memberikannya pada Fajri yang masih bertelanjang dada, dan Fajri memakainya.

RUMAH TANPA ATAP (Completed)Where stories live. Discover now