MURID SMA

2.3K 362 49
                                    

Kini jam menunjukkan pukul 23.30 dimana 30 menit yang akan datang Shandy sudah harus berangkat bertanding.

Sebelum berangkat untuk bertanding, Shandy menghubungi Ricky terlebih  dulu, untuk menemani Fenly yang sudah tertidur dengan pulas sejak jam 9 malam.

Selain Ricky sudah ada pula Gilang dan Farhan yang akan menemani Shandy bertanding malam ini.

Ya, untuk pertama kalinya Farhan mengizinkan Gilang ikut karna Gilang memaksa Farhan tak henti-hentinya,
karena Gilang khawatir dengan Shandy makanya ia memaksa supaya di izinkan ikut malam ini.

"Bangshan, yakin masih mau berangkat dengan keadaan Abang yang kaya gini?" tanya Ricky yang nampaknya sangat khawatir dengan kakak sepupunya itu.

"Gue yakin, doain gue aja Rick, supaya gue menang, terus kalo nanti tiba-tiba Fenly bangun dan nanyain gue, tolong handle ya" jawab Shandy, Ricky mengangguk paham

***

Kini Shandy, Farhan dan Gilang sudah ada di lokasi pertandingan, di sebrang mereka ada team lawan yang sedang berbisik sambil melihat ke arah Shandy namun Farhan bilang itu hal biasa jadi tak perlu di hiraukan.

Gilang sedari tadi memperhatikan sekitar, ia sudah siap jika ada hal curang terjadi, ia akan dengan sigap turun tangan, tapi lagi-lagi Farhan bilang, tidak akan ada hal curang disini, kalaupun ada hal curang bukan di lokasi pertandingan melainkan di luar lokasi.

Kini Shandy sedang bertanding, nampak jelas Shandy bertanding tidak maksimal karena sambil menahan sakit di perutnya.

Sedari tadi Shandy hanya menangkis pukulan lawan dengan tangan kirinya, karna tangan kanannya tak henti-hentinya memegangi perutnya yang nampaknya terasa sakit.

babak pertama selesai, dengan keadaan beberapa memar mendarat di wajah Shandy, Gilang memberikan semangat ke Shandy dengan cara memijat pundaknya, Gilang tau fisik Shandy sedang buruk saat ini tapi hanya itulah yang bisa ia bantu, sebatas menyemangati.

"Inget adek lo, kalo lo kalah malem ini, lo gak bakalan dapet duit buat dia" bisik Farhan ke Shandy yang kemudian membangkitkan semangat Shandy

Babak berikutnya di mulai, Shandy seketika menggila, ia menghajar lawannya habis-habisan, Gilang yang tau keadaan Shandy yang masih merasakan sakit di perutnya bingung, apa yang Farhan bisikan kepada Shandy sampai bisa membuat Shandy tibatiba segila itu.

Tidak butuh waktu lama, lawan Shandy di buat tergeletak tak berdaya, pertandingan selesai dengan Shandy sebagai pemenangnya.

"Shan, muka lo" panik Gilang yang khawatir karena melihat memar di wajah Shandy yang bertambah karna pertandingan tadi.

Ya, Shandy mendapatkan beberapa pukulan di wajahnya karna ia hanya melawan dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya sibuk memegangi perutnya yang masih terasa nyeri sampai saat ini.

"Aduh, Fenly bisa curiga ini kalo liat kaya gini" Panik Shandy

"Han, lo punya cara gak buat nutupin memar gue ini dari Fenly?" tanya Shandy yang kemudian mendapatkan toyoran dari Gilang

"Bisa-bisanya lo lagi kaya gini malah mikirin Fenly" protes Gilang yang tak habis pikir dengan jalan pikiran Shandy.

Shandy tak menghiraukan itu.

"Oh, gue tau. Pake foundation aja, dulu gue sempet nutupin tato gue pake foundation" jawab Farhan

"Tapi, beli dimana ya jam segini?" tanya Shandy

"Kita cari Indoapril yang 24jam aja, di sana juga jual foundation kok" jawab Farhan dengan cepat

Di perjalanan pulang Shandy sangat senang meski sakit di perutnya semakin bertambah, tapi ia senang akhirnya ia mendapatkan uang tambahan untuk membelikan Fenly laptop.

***

Pagi tiba, Shandy sudah sibuk sedari tadi menutupi memar di wajahnya dengan foundation yang mereka beli semalam.

"Fen, sarapan dulu" teriak Shandy dari ruang makan yang kemudian keluarlah Fenly yang sudah rapih dengan seragam SMA nya.

"Fen, kok wangi banget sih? " tanya Shandy yang merasa parfum adiknya
Lebih wangi dari pada biasanya

"Ah, enggak ah, perasaan Kaka aja kali" elak Fenly

"Ah, masa sih perasaan Kaka doang" gumam Shandy, Fenly mengangguk.

"Fen udah kenyang ayo kak berangkat" ucap Fenly, memilih menyudahi sarapannya daripada membuat Shandy sadar jika dirinya sedang jatuh cinta

"Nih, buat Fen" ucap Shandy, memberikan beberapa lembar uang kepada Fenly, membuat Fenly bingung.

"Buat apa Kak? Kok banyak banget" tanya Fenly bingung

"Ya, terserah Fen, mau buat apa aja, uang dari mamah udah abis juga kan pasti?" Fenly mengangguk

"Yaudah, ambil" ucap Shandy memaksa Fenly menerima uangnya,  Fenly tersenyum kemudian mengantongi uang dari Shandy tadi.

Shandy yang gemas pada Fenly pun mengacak kecil surai hitam kecoklatan milik adiknya

"Ah, Kaka jangan di berantakin dong ah!" protes Fenly tampak sedikit kesal dengan shandy namun Shandy hanya tertawa

***

Di perjalanan menuju sekolah Shandy mengamati adiknya dari kaca spion motornya, adiknya tampak sibuk merapihkan rambutnya itu yang membuat Shandy tertawa gemas.

"Fen, lagi suka sama cewek ya?"

"Ah enggak, Fen lagi gak suka sama siapa-siapa" elak Fenly

"Jadi, siapa namanya? Kelas berapa? Nanti kenalin ke Kaka ya" tanya Shandy sambil tertawa.

"Apasih kak, siapa juga yang lagi suka sukaan" jawab Fenly yang membuat Shandy semakin tertawa gemas

"Ih, kok kaka bisa tau sih, gue lagi suka sama orang? Jangan sampe deh Kaka tau gue suka sama Bu risya, bisa-bisa di ceramahin tujuh hari tujuh malem gue karna suka sama guru sendiri" batin Fenly

***

Setelah mengantar Fenly ke sekolahnya, Shandy langsung bergegas menuju toko elektronik membeli laptop untuk Fenly, namun di perjalanan Shandy di buat kaget dengan anak perempuan lengkap dengan seragam SMA yang tiba tiba berdiri di depannya, yang hampir saja ia tabrak, untunglah Shandy mengerem dengan cepat.

"Heh, bocah gila! lo kalo mau bunuh diri jangan ke motor gue! nanti gue masuk penjara, adek gue gak ada yang ngurusin" ucap Shandy dengan sedikit berteriak.

Anak SMA itu justru malah menangis, Shandy yang melihat anak itu menangis, langsung turun dari motornya, menghampirinya dan menuntunnya duduk di kursi pinggir jalan.

"Lo, nangis gara-gara gak jadi gue tabrak ya?" tanya Shandy pelan, anak itu menangis semakin menjadi

"Eh-eh jangan nangis, nanti gue di kirain macem sama lo, atau gak gini aja deh, kalo lo mau bunuh diri, tunggu gue pergi dulu ya, nanti lo tabrakin diri lo sama siapa kek, asal jangan sama gue paham kan?" sambung Shandy kembali, Shandy mencoba bangkit namun tangannya di tahan.

*Brak*
anak SMA itu menendang kaki Shandy tepat di bagian tulang kering nya.

"Aduh, sakit! gila lo, ya?!" protes Shandy

"Om yang gila! bisabisanya nyuruh orang bunuh diri!" teriak anak SMA itu pada Shandy

"La, kan lo yang mau"

"Ah laki-laki semua sama aja!"

"Berarti gue sama dong sama hendery wayv?"

"Ih bukan gitu, tau ah kesel" keluh anak SMA itu yang kemudian pergi meninggalkan Shandy

"Eh, bocah gila mau kemana? Gak jadi bunuh diri nya?" teriak Shandy

"Gak jadi!!" Jawab anak SMA itu dengan berteriak juga karna dia sudah berjalan agak jauh dari Shandy.

Shandy tersenyum, entahlah benar atau tidak perlakuannya tadi yang jelas Shandy berhasil buat orang lain gagal mengakhiri hidupnya.

Bersambung~

Instagram : @myshunsiine
Twitter : @myshunsiine
Tiktok : @myshunsine

RUMAH TANPA ATAP (Completed)Where stories live. Discover now