BAB 17 - To The Ball!

1.4K 131 1
                                    

ANGEL terpusing-pusing untuk menzipkan zip di belakangnya. Banyak kali mencuba akhirnya dia mendengus kasar.

" Huh! "

Ryan dan Vincent yang turut berada di dalam bilik Angel hanya memerhati. Angel yang berdiri di hadapan cermin memandang mereka berdua melalui pantulan cermin.

" Tengok je ke? Tolonglah! " jerkahnya.

Vincent sudah tergelak kecil. Dia berdiri dan melangkah ke belakang Angel. Dia menyisirkan rambut Angel ke depan bahu Angel agar tak terkena zip. Perlahan-lahan dia menarik zip yang berada setengah jalan di belakang Angel.

" Maid ada boleh tolong tapi kau tak nak. " kata Ryan yang sedang membelek dirinya di dalam gambar telefonnya.

Angel hanya menggulingkan mata.

" Dah. "

Vincent mengundur ke belakang dan memerhatikan Angel yang cantik mengenakan dress slit yang berkain silk, berwarna rose gold dan kain bawahnya yang longgar mencecah lantai. Rambut hitamnya yang lurus didandan wavy.

" Cantik juga akak aku ni. Selama ni hodoh je rupa. "

" Pftt.. " gelak Vincent terkeluar sedikit sebelum sempat dia menekup mulutnya.

Angel memandang Ryan dengan dingin. Namun Ryan hanya tersengih. Angel memandang Vincent dan Ryan bersilih ganti. Dalam diam dia memuji dua orang lelaki itu. Jelas terpapar wajah kacak mereka ditambah lagi dengan suit hitam pekat di luar dan putih di dalam.

Setelah membelek gambarnya, Ryan membetulkan tali leher hitam di kolarnya.

" Benda ni mencekik betul. " rungutnya.

Sedang Ryan merungut, pintu besar itu dibuka dari luar. Muncul wajah Brodie yang lengkap memakai tuxedo. Dia memerhati mereka bertiga dan senyuman terukir di bibir. Hesmes.

" Ready to go? "

" Readehhhhh! " Jerit Ryan riang.

Vincent tergelak dan Angel hanya menganggukkan kepala. Mereka melangkah ke depan rumah di mana sebuah Rolls Royce Phantom 300 VIP Limousine sudah tersedia di depan.

Vincent dan Ryan bertukar pandangan sebelum mengeluh. Tak dapatlah nak show of kereta mahal tu. Naik ni juga. Mereka masuk ke dalam limo dan mengambil tempat masing-masing. Vincent terus mengambil gelas dan botol wain yang disediakan di dalam limo sebelum dituangnya ke dalam empat gelas. Masing-masing memegang segelas wain.

" Cheers to Luxion. "

Mereka mengangkat gelas masing-masing sebelum disisip. Perjalanan mereka menuju ke rumah agam Argon mengambil masa tiga jam lebih. Memandangkan majlis itu diadakan di dewan rumahnya, jadi kawalan sekuriti menjadi lebih ketat.

Sepanjang perjalanan tu, Angel banyak termenung. Dia risau akan keselamatan dirinya. Manalah tahu jika penyerangnya ada berada di situ. Hari tu pun dia nyaris mati kalau bukan disebabkan Hay-

Angel laju menggelengkan kepalanya. Dia menoleh ke sebelah memandang Vincent.

" Dan. " panggilnya.

" Hah? "

" Tampar aku. "

Vincent mengerutkan dahinya. Dia menaikkan tangan dan meletakkan belakang tangannya ke dahi Angel.

" Kau sakit eh? "

" Tampar jelah. "

Vincent menaikkan tangan dan menampar pipi Angel lembut. Saaaangat lembut.

Kill Me, Love Me [OG]Where stories live. Discover now